23 C
Pontianak
Thursday, March 30, 2023

Singkawang Rekrut 181 Tim Pendamping Keluarga

PONTIANAK – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Barat Tenny C Soriton minta para kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) dapat terampil dalam melakukan pendampingan calon pengantin, ibu hamil dan keluarga beresiko stunting.

Hal tersebut diungkapkannya saat memberikan arahan pada acara Orientasi Percepatan Penurunan Stunting Bagi Kader TPK Se Kota Singkawang di Balairung Kantor Walikota Singkawang, Rabu (24/11).

Tenny mengatakan, Kota Singkawang sudah terbentuk Tim Pendamping Keluarga dengan jumlah 181. Pendamping Keluarga ini terdiri dari bidan, kader Keluarga Berencana (KB) dan kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

“Pendamping Keluarga yang sudah kami training ini akan mengawal reproduksi, proses kehamilan dan kelahiran diseluruh kelurahan dan desa di Kota Singkawang,” ujarnya.

Baca Juga :  Kolaborasi Juang Kencana dan BKKBN, Demi Sukseskan Program Bangga Kencana

Penanganan Stunting bukanlah hal yang mudah. Sebab BKKBN Provinsi Kalimantan Barat tidak mungkin dapat bekerja sendiri tanpa dukungan dan peran semua pihak.

“Kita harus berkolaborasi dengan semua elemen masyarakat dalam mengatasi Stunting ini,” ucap Tenny.

Orientasi TPK ini untuk memenuhi kebutuhan peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader pendamping dalam proses pendampingan keluarga berisiko Stunting di lini lapangan.

BKKBN memastikan proses reproduksi masyarakat dapat dikawal dengan baik. Para Pendamping Keluarga ini akan mengarahkan kepada setiap penduduk selama seribu hari pertama kehidupan bayi.

“Seribu hari pertama ini sangat menentukan bayi akan tumbuh stunting atau tidak. Para Pendamping Keluarga ini akan mengarahkan penduduk untuk cek status gizi, dan perkembangan bayi,” tutupnya. (iza)

PONTIANAK – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Barat Tenny C Soriton minta para kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) dapat terampil dalam melakukan pendampingan calon pengantin, ibu hamil dan keluarga beresiko stunting.

Hal tersebut diungkapkannya saat memberikan arahan pada acara Orientasi Percepatan Penurunan Stunting Bagi Kader TPK Se Kota Singkawang di Balairung Kantor Walikota Singkawang, Rabu (24/11).

Tenny mengatakan, Kota Singkawang sudah terbentuk Tim Pendamping Keluarga dengan jumlah 181. Pendamping Keluarga ini terdiri dari bidan, kader Keluarga Berencana (KB) dan kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

“Pendamping Keluarga yang sudah kami training ini akan mengawal reproduksi, proses kehamilan dan kelahiran diseluruh kelurahan dan desa di Kota Singkawang,” ujarnya.

Baca Juga :  Melihat Pelayanan KB MKJP di Ekor Borneo

Penanganan Stunting bukanlah hal yang mudah. Sebab BKKBN Provinsi Kalimantan Barat tidak mungkin dapat bekerja sendiri tanpa dukungan dan peran semua pihak.

“Kita harus berkolaborasi dengan semua elemen masyarakat dalam mengatasi Stunting ini,” ucap Tenny.

Orientasi TPK ini untuk memenuhi kebutuhan peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader pendamping dalam proses pendampingan keluarga berisiko Stunting di lini lapangan.

BKKBN memastikan proses reproduksi masyarakat dapat dikawal dengan baik. Para Pendamping Keluarga ini akan mengarahkan kepada setiap penduduk selama seribu hari pertama kehidupan bayi.

“Seribu hari pertama ini sangat menentukan bayi akan tumbuh stunting atau tidak. Para Pendamping Keluarga ini akan mengarahkan penduduk untuk cek status gizi, dan perkembangan bayi,” tutupnya. (iza)

Most Read

Artikel Terbaru