27.8 C
Pontianak
Wednesday, March 29, 2023

Manfaatkan Pekarangan Rumah Bangun Sarang Kelulut

Di masa pandemi Covid-19, satu di antara warga Desa Sedahan Jaya, Kecamatan Sukadana, Yayat Aryadi (31), memanfaatkan potensi budi daya madu kelulut di sekitar perkarangan rumahnya. Hal itu dilakukannya untuk membantu perekonomian keluarga.

DANANG PRASETYO, Sukadana

YAYAT Aryadi (31), bapak tiga anak yang bermukim di Desa Sedahan Jaya, Kecamatan Sukadana ini, memanfaatkan peluang usahanya di masa pendemi Covid-19 ini. Tidak lain alasan mengembangkan budi daya madu untuk bertahan hidup bersama keluarga di masa pandemi.

Dirinya mengaku, hasil penjualan setidaknya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari bagi dirinya anak dan istri di rumah. “Untuk keperluan sehari-hari, untuk anak dan istri, membeli susu, beras, sayur, ya untuk sehari-harilah. Selama masa pendemi ini, kalu tidak pandai-pandai bertahan, ya ini budi daya madu. Untuk madu kelulut itu saya panen sebulan sekali, dengan hasil bisa mencapai jutaan rupiah perbulan,” tambahnya.

Baca Juga :  Proyek Jembatan Desa Durian Sebatang Dimulai

Sebelum pademi, dirinya bekerja sebagai pamandu wisata. Dia ikut membantu masyarakat lokal menerima penyediaan homestay yang merupakan rumah warga disewakan kepada wisatawan, baik lokal maupun manca negara. “Karena Pandemi turis tidak dapat masuk saya beralih ke budi daya madu ini,” lanjutnya.

Sebelum pandemi, dia memang sudah mulai membudi daya madu kelulut sejak 2018. Namun tidak segencar saat ini, di mana akhirnya dirinya menambah kesediaan madu untuk dijual.

“Saya tambah lagi persediaan madu untuk dijual, karena permintaan madu alhamdulillah banyak. Bahkan ada permintaan dari Bali, satu minggu lalu. Selain Bali, Jakarta, Pontianak, dan sekitar wilayah Kayong Utara,” lanjutnya.

Sebelumnya untuk sarang madu kelulut hanya tersedia 10 sarang yang dibuat sendiri dengan bahan kayu bekas. Karena permintaan bertambah, saat ini untuk sarangnya ditambahnya menjadi 50 buah. “Sarang kelulut itu saya simpan di sekitar pekarangan rumah. Kebetulan di sekitar sarang madu itu, ada kebun kopi,” jelasnya.

Baca Juga :  Achmad Siap Jaga Kamtibmas Tanah Betuah

Dirnya berharap, pandemi Covid-19 segera berakhir. Dengan demikian diharapkan dia akan ada kelonggaran masuknya wisatawan, baik lokal maupun manca negara di Desa Sedahan Jaya ini. Sebab, lanjut pria berkacamata ini, masuknya wisatawan ke desa tersebut dapat membantu perekonomkian masyarakat setempat. Apa lagi desa tempat ia bermukim merupakan desa wisata yang berada di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP).

“Dalam pengembangan wisata di Desa Sedahan Jaya ini melibatkan warga lokal juga. Karena lokasinya berada di sekitar TNGP,” tutupnya. (*)

Di masa pandemi Covid-19, satu di antara warga Desa Sedahan Jaya, Kecamatan Sukadana, Yayat Aryadi (31), memanfaatkan potensi budi daya madu kelulut di sekitar perkarangan rumahnya. Hal itu dilakukannya untuk membantu perekonomian keluarga.

DANANG PRASETYO, Sukadana

YAYAT Aryadi (31), bapak tiga anak yang bermukim di Desa Sedahan Jaya, Kecamatan Sukadana ini, memanfaatkan peluang usahanya di masa pendemi Covid-19 ini. Tidak lain alasan mengembangkan budi daya madu untuk bertahan hidup bersama keluarga di masa pandemi.

Dirinya mengaku, hasil penjualan setidaknya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari bagi dirinya anak dan istri di rumah. “Untuk keperluan sehari-hari, untuk anak dan istri, membeli susu, beras, sayur, ya untuk sehari-harilah. Selama masa pendemi ini, kalu tidak pandai-pandai bertahan, ya ini budi daya madu. Untuk madu kelulut itu saya panen sebulan sekali, dengan hasil bisa mencapai jutaan rupiah perbulan,” tambahnya.

Baca Juga :  PT. BGP Berhenti Beroperasi

Sebelum pademi, dirinya bekerja sebagai pamandu wisata. Dia ikut membantu masyarakat lokal menerima penyediaan homestay yang merupakan rumah warga disewakan kepada wisatawan, baik lokal maupun manca negara. “Karena Pandemi turis tidak dapat masuk saya beralih ke budi daya madu ini,” lanjutnya.

Sebelum pandemi, dia memang sudah mulai membudi daya madu kelulut sejak 2018. Namun tidak segencar saat ini, di mana akhirnya dirinya menambah kesediaan madu untuk dijual.

“Saya tambah lagi persediaan madu untuk dijual, karena permintaan madu alhamdulillah banyak. Bahkan ada permintaan dari Bali, satu minggu lalu. Selain Bali, Jakarta, Pontianak, dan sekitar wilayah Kayong Utara,” lanjutnya.

Sebelumnya untuk sarang madu kelulut hanya tersedia 10 sarang yang dibuat sendiri dengan bahan kayu bekas. Karena permintaan bertambah, saat ini untuk sarangnya ditambahnya menjadi 50 buah. “Sarang kelulut itu saya simpan di sekitar pekarangan rumah. Kebetulan di sekitar sarang madu itu, ada kebun kopi,” jelasnya.

Baca Juga :  Kopi Diharapkan Menjadi Komuditas Unggulan di Kayong Utara

Dirnya berharap, pandemi Covid-19 segera berakhir. Dengan demikian diharapkan dia akan ada kelonggaran masuknya wisatawan, baik lokal maupun manca negara di Desa Sedahan Jaya ini. Sebab, lanjut pria berkacamata ini, masuknya wisatawan ke desa tersebut dapat membantu perekonomkian masyarakat setempat. Apa lagi desa tempat ia bermukim merupakan desa wisata yang berada di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP).

“Dalam pengembangan wisata di Desa Sedahan Jaya ini melibatkan warga lokal juga. Karena lokasinya berada di sekitar TNGP,” tutupnya. (*)

Most Read

Artikel Terbaru