29 C
Pontianak
Saturday, March 25, 2023

Dilelang Kamus Kopi Indonesia, Nyaris Tembus Rp8 Juta Perkilogram

Kopi Liberika Kayong Utara tembus Rp8 juta dalam 1 kilogram saat dilakukan lelang oleh Kamus Kopi Indonesia, Steve Hidayat. Kopi tersebut diolah secara berkeadilan, berkelanjutan, dan berkearifan lokal.

DANANG PRASETYO, Sukadana

KOPI liberika Kayong Utara berhasil dilelang dengan harga perkilogram tembus seharga Rp8 juta, yang diolah oleh Kamus Kopi Indonesia.

“Kami olah secara khusus. Kopi tersebut kami olah secara berkeadilan, berkelanjutan dan berkearifan lokal. Jadi sejak kami menghubungi Pak Iwan (Kojal) tentang rencana kami untuk membuat paket kopi. Kami melakukan pendekatan dan pemahaman tentang layar belakang dan rencana ke depan dari Pak Iwan (Gusti Iwan Darmawan, Red) dengan kopi Liberika Kayong Utara,” terangnya kepada Pontianak Post, Jumat (3/9) di Sukadana.

Ditambahkan dia, dalam pengolahan kopi tersebut dilakukan dengan cara terbaik. Bahkan dirinya menambahkan, dalam penyangraian dilakukan hingga beberapa kali, agar menemukan kopi yang baik.

“Selain itu kami melakukan pengindraan pemangku kepentingan lainnya yang berhubungan dengan kopi Kayong Utara. Kami menemukan pemangku kepentingan lainnya yang selama ini kurang diperhatikan di dalam mata rantai kopi, yaitu masyarakat adat, generasi masa depan, dan keanekaragaman hayati,” ungkapnya. Di dalam paket kopi kali ini, mereka memilih srikandi penenun tradisional atas nama Endo Segadok di Kapuas Hulu dan penjaga benteng terakhir orang utan yakni Taman Nasional Tanjung Puting di Kotawaringin Barat. Sebagai pemangku kepentingan, mereka ini, menurut dia, biasanya terabaikan di dalam pengolahan kopi.

“Untuk pengolahan penyangraian, kami juga melakukan beberapa kali percobaan untuk mengeluarkan citra rasa yang tepat dari biji kopi Liberika. Akhirnya kami memilih menggunakan jurus tenaga dalam. Dan biji kopi disangrai sampai warna luar full city menggunakan mesin probatonel. Semuanya ini yang membuat paket ini menjadi khusus dan akhirnya mendapat dukungan bagus. Dukungan tertinggi nya dari paket kopi Liberika Kalimantan ini setara dengan 8 juta rupiah perkilogram kopi,” paparnya.

Menurut dia, kopi Liberika Kayong Utara ini memiliki cita rasa yang untuk dan enak. Kopi ini, menurut dia, dapat dibentuk menjadi kopi yang wangi, bahkan seimbang.

Baca Juga :  Liberikayong jadi Kopi Pertama Varietas Lokal Kalbar

“Kopi Liberika Kayong Utara memiliki citra rasa yang unik dan enak. Untuk yang diproses fullwash, kopinya dapat dibentuk menjadi kopi yang wangi kayu manis, kekacangan, bercitra rasa buah masak dan gula jawa, tingkat kemasaman sedang, manis, kesan tertingal bersih menyegarkan dan secara keseluruhan seimbang,” tambahnya.

Dirinya sangat yakin kopi tersebut dapat terus dilakukan pengembangan “Tentu sangat layak untuk terus dikembangkan,” kata dia.

Dijelaskan dia, Kopi Indonesia sangat kaya akan ragam varietas, citra rasa dan budayanya. Dan yang harus mendapatkan perhatian khusus sekarang ini, menurut dia adalah pengolahan sumber daya alam (SDA) kopi Indonesia ini. Dimana SDA kopi Indonesia, menurut dia, harus dikelola dengan lebih baik untuk generasi masa depan.

“Mari kita bersama memajukan kopi Indonesia bukan saja dari faktor produktivitas dan kualitas tetapi juga dari faktor keadilan, keberlanjutan dan kearifan lokalnya. Karena kopi Indonesia sangat berpotensi besar untuk maju dan menjadi pemimpin kopi dunia jika semua pemangku kepentingan dapat terbuka dan saling bekerja sama. Tetap semangat Petani Indonesia, karena sebenarnya Anda memegang peranan penting di dalam menjaga kestabilan dan kelestarian dunia ini terutama kopi Indonesia untuk masa depan yang lebih baik. Salam kopi Indonesia,” sambungnya.

Sementara itu, salah satu di antara pegiat kopi Kalbar, Gusti Iwan Darmawan sangat bersyukur kopi tersebut laku dilelang tembus hampir Rp8 juta dalam perkilogram oleh Kamus Kopi Indonesi.

“Alhamdulillah ternyata bisa tembus dengan harga tertinggi Rp3.500.000 untuk dua paket kopi masing-masing seberat 220 gram, jadi jika dikonversikan ke dalam satuan kilogram, maka kopi Liberika Kayong Utara menjadi seharga Rp7.954.000 hampir delapan juta. Sebuah penghargaan yang tinggi bagi kami dan tentunya senang rasanya bisa menjadi mediator pelestarian satwa endemik Indonesia orang utan Kalimantan yang hampir punah,” tambah dia.

Dikatakan pemilik KOJAL Kopi Indonesia, kopi Liberika di Kayong Utara dapat menambah selera cita rasa kopi nusantara. Dalam hal ini pun, Iwan, sapaan akrabnya, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak dalam kegiatan lelang kopi kemarin.

Baca Juga :  Komisi II Terus Perjuangkan Perbaikan Jalan Provinsi

“Filosofi kopi mempersatukan kita. Memanglah tepat adanya karena kami, Kojal dan Bapak Steve adalah bukti nyata berkenalan kemudian saling menebar kebaikan untuk sesama. Hal ini merupakan kebanggaan bagi Kojal dan petani kopi Liberika Kayong Utara. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi para partisipan lelang. Semoga kopi Liberika Kayong Utara yang kami hadirkan dapat menambah selera cita rasa kopi nusantara, dan budi baik Bapak atau Ibu akan dibalas dengan beribu kali kebaikan. Salam kopi Indonesia, kopi mempersatukan bangsa,” tambah dia.

Sementara itu mengenai hal ini anggota DPRD Kayong Utara, Riduansah, menyambut baik dan menjadi kabar gembira bagi para petani kopi di Kayong Utara. Bahwasannya, di luar sana, menurut dia, cukup banyak yang suka dengan cita rasa khas yang ada dalam kopi tersebut.

Dalam hal ini, dirinya pun berhap kepada pemerintah daerah Kayong Utara maupun DPRD, dapat bersama-sama mendukung para petani yang ada, diantaranya perkebunan kopi yang sudah ada sejak lama. Karena, ini, menurut dia, juga menjadi salah satu mata pencarian masyarakat.

“Pada dasarnya kami di DPRD sangat mendukung, apa lagi di bidang saya di komisi III, salah satunya membidangi pertanian. Semoga ke depan semua hasil pertanian yang ada di Kayong Utara dapat lebih baik,” tambah dia.

Namun demikian, kepada pihak terkait dalam hal ini Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kayong Utara diharapkan dia dapat terus mensosilisasikan tentang tanaman kopi ini. “Dan saya berharap kepada para penyuluh di bidang nya agar sering mensosialisasikan tentang tanaman kopi kepada petani di Kabupaten Kayong Utara. Soalnya kopi ini pemasaranya sangat mendominasi di pasaran, karna banyaknya penikmat kopi sekarang hampir sekian persen semua kalangan sudah menjadi penikmat kopi. Nah, dengan hal ini saya berharap kopi Kayong Utara harus ikut andil di kalangan penikmat kopi karna kopi Kayong Utara terbukti bisa bersaing dengan kopi-kopi daerah lain,” tambahnya. (*)

Kopi Liberika Kayong Utara tembus Rp8 juta dalam 1 kilogram saat dilakukan lelang oleh Kamus Kopi Indonesia, Steve Hidayat. Kopi tersebut diolah secara berkeadilan, berkelanjutan, dan berkearifan lokal.

DANANG PRASETYO, Sukadana

KOPI liberika Kayong Utara berhasil dilelang dengan harga perkilogram tembus seharga Rp8 juta, yang diolah oleh Kamus Kopi Indonesia.

“Kami olah secara khusus. Kopi tersebut kami olah secara berkeadilan, berkelanjutan dan berkearifan lokal. Jadi sejak kami menghubungi Pak Iwan (Kojal) tentang rencana kami untuk membuat paket kopi. Kami melakukan pendekatan dan pemahaman tentang layar belakang dan rencana ke depan dari Pak Iwan (Gusti Iwan Darmawan, Red) dengan kopi Liberika Kayong Utara,” terangnya kepada Pontianak Post, Jumat (3/9) di Sukadana.

Ditambahkan dia, dalam pengolahan kopi tersebut dilakukan dengan cara terbaik. Bahkan dirinya menambahkan, dalam penyangraian dilakukan hingga beberapa kali, agar menemukan kopi yang baik.

“Selain itu kami melakukan pengindraan pemangku kepentingan lainnya yang berhubungan dengan kopi Kayong Utara. Kami menemukan pemangku kepentingan lainnya yang selama ini kurang diperhatikan di dalam mata rantai kopi, yaitu masyarakat adat, generasi masa depan, dan keanekaragaman hayati,” ungkapnya. Di dalam paket kopi kali ini, mereka memilih srikandi penenun tradisional atas nama Endo Segadok di Kapuas Hulu dan penjaga benteng terakhir orang utan yakni Taman Nasional Tanjung Puting di Kotawaringin Barat. Sebagai pemangku kepentingan, mereka ini, menurut dia, biasanya terabaikan di dalam pengolahan kopi.

“Untuk pengolahan penyangraian, kami juga melakukan beberapa kali percobaan untuk mengeluarkan citra rasa yang tepat dari biji kopi Liberika. Akhirnya kami memilih menggunakan jurus tenaga dalam. Dan biji kopi disangrai sampai warna luar full city menggunakan mesin probatonel. Semuanya ini yang membuat paket ini menjadi khusus dan akhirnya mendapat dukungan bagus. Dukungan tertinggi nya dari paket kopi Liberika Kalimantan ini setara dengan 8 juta rupiah perkilogram kopi,” paparnya.

Menurut dia, kopi Liberika Kayong Utara ini memiliki cita rasa yang untuk dan enak. Kopi ini, menurut dia, dapat dibentuk menjadi kopi yang wangi, bahkan seimbang.

Baca Juga :  Desa Harus Mampu Berinovasi

“Kopi Liberika Kayong Utara memiliki citra rasa yang unik dan enak. Untuk yang diproses fullwash, kopinya dapat dibentuk menjadi kopi yang wangi kayu manis, kekacangan, bercitra rasa buah masak dan gula jawa, tingkat kemasaman sedang, manis, kesan tertingal bersih menyegarkan dan secara keseluruhan seimbang,” tambahnya.

Dirinya sangat yakin kopi tersebut dapat terus dilakukan pengembangan “Tentu sangat layak untuk terus dikembangkan,” kata dia.

Dijelaskan dia, Kopi Indonesia sangat kaya akan ragam varietas, citra rasa dan budayanya. Dan yang harus mendapatkan perhatian khusus sekarang ini, menurut dia adalah pengolahan sumber daya alam (SDA) kopi Indonesia ini. Dimana SDA kopi Indonesia, menurut dia, harus dikelola dengan lebih baik untuk generasi masa depan.

“Mari kita bersama memajukan kopi Indonesia bukan saja dari faktor produktivitas dan kualitas tetapi juga dari faktor keadilan, keberlanjutan dan kearifan lokalnya. Karena kopi Indonesia sangat berpotensi besar untuk maju dan menjadi pemimpin kopi dunia jika semua pemangku kepentingan dapat terbuka dan saling bekerja sama. Tetap semangat Petani Indonesia, karena sebenarnya Anda memegang peranan penting di dalam menjaga kestabilan dan kelestarian dunia ini terutama kopi Indonesia untuk masa depan yang lebih baik. Salam kopi Indonesia,” sambungnya.

Sementara itu, salah satu di antara pegiat kopi Kalbar, Gusti Iwan Darmawan sangat bersyukur kopi tersebut laku dilelang tembus hampir Rp8 juta dalam perkilogram oleh Kamus Kopi Indonesi.

“Alhamdulillah ternyata bisa tembus dengan harga tertinggi Rp3.500.000 untuk dua paket kopi masing-masing seberat 220 gram, jadi jika dikonversikan ke dalam satuan kilogram, maka kopi Liberika Kayong Utara menjadi seharga Rp7.954.000 hampir delapan juta. Sebuah penghargaan yang tinggi bagi kami dan tentunya senang rasanya bisa menjadi mediator pelestarian satwa endemik Indonesia orang utan Kalimantan yang hampir punah,” tambah dia.

Dikatakan pemilik KOJAL Kopi Indonesia, kopi Liberika di Kayong Utara dapat menambah selera cita rasa kopi nusantara. Dalam hal ini pun, Iwan, sapaan akrabnya, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak dalam kegiatan lelang kopi kemarin.

Baca Juga :  Komisi II Terus Perjuangkan Perbaikan Jalan Provinsi

“Filosofi kopi mempersatukan kita. Memanglah tepat adanya karena kami, Kojal dan Bapak Steve adalah bukti nyata berkenalan kemudian saling menebar kebaikan untuk sesama. Hal ini merupakan kebanggaan bagi Kojal dan petani kopi Liberika Kayong Utara. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi para partisipan lelang. Semoga kopi Liberika Kayong Utara yang kami hadirkan dapat menambah selera cita rasa kopi nusantara, dan budi baik Bapak atau Ibu akan dibalas dengan beribu kali kebaikan. Salam kopi Indonesia, kopi mempersatukan bangsa,” tambah dia.

Sementara itu mengenai hal ini anggota DPRD Kayong Utara, Riduansah, menyambut baik dan menjadi kabar gembira bagi para petani kopi di Kayong Utara. Bahwasannya, di luar sana, menurut dia, cukup banyak yang suka dengan cita rasa khas yang ada dalam kopi tersebut.

Dalam hal ini, dirinya pun berhap kepada pemerintah daerah Kayong Utara maupun DPRD, dapat bersama-sama mendukung para petani yang ada, diantaranya perkebunan kopi yang sudah ada sejak lama. Karena, ini, menurut dia, juga menjadi salah satu mata pencarian masyarakat.

“Pada dasarnya kami di DPRD sangat mendukung, apa lagi di bidang saya di komisi III, salah satunya membidangi pertanian. Semoga ke depan semua hasil pertanian yang ada di Kayong Utara dapat lebih baik,” tambah dia.

Namun demikian, kepada pihak terkait dalam hal ini Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kayong Utara diharapkan dia dapat terus mensosilisasikan tentang tanaman kopi ini. “Dan saya berharap kepada para penyuluh di bidang nya agar sering mensosialisasikan tentang tanaman kopi kepada petani di Kabupaten Kayong Utara. Soalnya kopi ini pemasaranya sangat mendominasi di pasaran, karna banyaknya penikmat kopi sekarang hampir sekian persen semua kalangan sudah menjadi penikmat kopi. Nah, dengan hal ini saya berharap kopi Kayong Utara harus ikut andil di kalangan penikmat kopi karna kopi Kayong Utara terbukti bisa bersaing dengan kopi-kopi daerah lain,” tambahnya. (*)

Most Read

Artikel Terbaru