SUKADANA – Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sutera Mandiri di Desa Sutera, Kecamatan Sukadana, mulai kemarin (5/3) sudah mendapatkan kouta elpiji bersubsidi dari Pertamina, melalui distributor PT. Citra Inti Nusantara. Mereka akan membantu memenuhi elpiji 3 kilogram (kg) di desa mereka, agar kebutuhan warga yang benar-benar membutuhkan, terpenuhi.
Tak hanya menyalurkan, keuntungan tersebut nantinya akan dikelola mereka untuk meningkatkan pendapatan asli dari jenis usaha Bumdes. “Alhamdulillah, hari ini (kemarin, Red) kita mendapatkan kouta elpiji pertama dengan jumlah tabung 100 tabung yang dikirim, kita berterima kasih dengan pertamina dan distributor PT. CIN yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menggerakkan usaha Bumdes kami di bidang gas epiji,” ujar Direktur Bumdes Sutera Mandiri, Atep Maulana, Jumat (6/3) di Sukadana.
Selain elpiji bersubsidi, mereka juga menyediakan elpiji 5,5 kg nonsubsidi. Untuk produk yang satu ini, mereka peruntukkan buat masyarakat dari kalangan menengah atas, yang bisa diantar langsung ke kediaman masing-masing.
“Untuk pelayanan ekstra ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang saat tidak sempat untuk menukarkan gasnya, jadi kita buka layanan antar ke rumah-rumah,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sutera, Ripa’I, berharap agar masyarakat dengan tertib mengantre gas yang saat ini koutanya masih cukup sedikit. Dirinya berharap agar masyarakat yang sudah baik kondisi ekonominya, tidak menggunakan gas bersubsidi
“Karena ini gas elpiji hanya untuk orang yang tidak mampu. Kalau yang sudah mampu, tolonglah pakai gas yang nonsubsidi. Kita juga sudah menyediakannya,” imbau dia lagi.
Sebelumnya Bagian Perekonomian dan Sumber Saya Alam Sekretariat Daerah Kayong mengimbau agar masing-masing desa dapat membuat Bumdes, untuk mengatur penyaluran tabung gas elpiji 3 kg kepada masyarakat. Harapan tersebut disampaikan Kepala Sub Bagian (Kasubag) Perekonomian Bagian Perekonomian dan Sumber Saya Alam Sekretariat Daerah Kayong Utara Hasbullah, kemarin (2/3) di Kantor Bupati Kayong Utara.
“Sampai pada saat ini untuk gas 3 kilogram, berdasarkan kemarin, sudah melakukan rapat koordinasi bersama Kementerian ESDM di Bogor. Pada kesempatan itu, kita di Kabupaten Kayong Utara kuotanya sudah ditentukan. Terkait dengan masyarakat sampai saat ini mengantre di beberapa tempat itu memang harus kita perbaiki,” jelasnya.
Langkah pertama yang harus diperbaiki mereka adalah mengenai penataan ulang dalam pendistribusian, hingga cara dalam pembagian gas tersebut. Dalam hal ini mereka sudah melakukan koordinasi bersama beberapa pihak. Mereka pun sudah menyepakati bahwa 43 desa di Kayong Utara, sesuai dengan instruksi Bupati Kayong Utara Citra Duani, akan mendorong BUMDes untuk pangkalan yang ada di Kayong Utara.
“Berdasarkan arahan pimpinan mengenai gas ini, kita akan membentuk BUMDes di 43 desa yang ada. Tentunya dengan melibatkan pangkalan yang sudah ada,” janji dia.
Dari selentingan kabar yang didengar mereka jika selama ini dalam penyaluran gas bersubsidi melalui pangkalan yang ada, dinilai oleh beberapa pihak ada permainan di dalamnya. Namun dalam hal ini pihaknya belum sampai kepada kesimpulan tersebut dalam pengawasannya.
“Ada memang beberapa pihak desa ini ada (indikasi) penyimpangan, tetapi kita belum bisa membuktikan. Yang jelas kalau desa sudah ada pangkalan, dalam hal ini BUMDes, minimal desa-desa yang ada di Kayong Utara, kepala desanya bisa melakukan pemetaan,” lanjut dia.
Dalam waktu dekat ini, sesuai dengan hasil rapat di Bogor, diungkapkan dia bahwa kemungkinan Juni atau Juli mendatang, harga gas elpiji melin ini akan disesuaikan dengan harga perekonomian. “Jadi masyarakat yang akan membeli akan diberikan kartu dengan harga murah,” kata dia.
Hasbullah juga mendapat informasi mengenai sejumlah desa yang menyatakan kesiapannya untuk membangun BUMDes. Sedangkan bagi desa yang belum ada pangkalan elpiji, menurut dia, boleh menunjuk salah satu mitra atau pun warung. Namun ditegaskan dia bahwa pihaknya menargetkan agar setiap desa berdiri satu pangkalan.
“Jadi kalau terkait dengan kuota ini, kita akan bicarakan dengan agen yang ada. Karena yang megang data ini agen. Mungkin dalam pendistribusian nanti, menggunakan subsidi silang, yang jelas satu rumah untuk warga miskin bisa mendapatkan tiga sampai empat tabung dalam sebulan. Itu di luar UMKM,” pungkasnya. (dan)