25 C
Pontianak
Tuesday, June 6, 2023

Petugas akan Investigasi Kasus Speedboat Menepi di Pelintu

SUKADANA – Satu di antara penumpang speedboat dari Kota Pontianak tujuan Sukadana mengaku pada saat kendaraan yang mereka tumpangi dihantam ombak dan terpaksa menepi di Pulau Pelintu Desa Gunung Sembilan, Kecamatan Sukadana, Sabtu (16/7), diduga mengalami kebocoran. Dirinya mengaku pada peristiwa tersebut, saat kejadian berhasil dievakuasi oleh sejumlah petugas dan masyarakat setempat pada pukul 21.21 WIB.

Iki, sapaan akrabnya pria berusia 17 tahun tersebut menceritakan saat itu kondisi cuaca memang tak sedang bersahabat, angin kencang dan ombak besar terasa setelah speedboat memasuki kawasan perairan laut. Diakui dia, selain mengalami pecah kaca bagian depan, diakui Iki, speedboat yang mereka tumpangi juga mengalami kebocoran di bagian bawah kapal. “Saya duduk di kursi 27, agak ke belakang, jadi tidak lihat betul. Memang kata ibu-ibu yang duduk di depan, bawah speed-nya bocor, ditahan pakai kaki. Cewek kena kaca itu, Disekitar bagian matanya. Dia melindungi anaknya,” tutur Iki, Minggu (17/7) kemarin.

Iki menambahkan, setelah speedboat berhasil menepi ke pulau terdekat, 30 penumpang tersebut sebagian penumpang memutuskan langsung berjalan. Sebab salah satu penumpang mengetahui daerah tersebut untuk sampai di kampung terdekat. Namun ada  sebagian penumpang menunggu jemputan, lantaran informasi awal akan ada petugas yang datang menjemput ke lokasi penumpang.

“Saya dan beberapa penumpang menunggu jemputan, karena ada tim yang datang. Tapi tidak datang, karena mungkin ombak kuat, jadi tim yang datang lewat darat. Seingat saya setelah magrib kami mulai berjalan. Melewati  semak- semak bukit. Berapa kali istirahat karena ada ibu ibu juga. Sekitar 3 jam kami berjalan sampai ke perkampungan,” terangnya.

Baca Juga :  Hadapi Virus Corona, Masyarakat Tidak Panik

Akhirnya dirinya dan penumpang lainnya, merupakan warga Kabupaten Ketapang dipulangkan malam itu juga ke Kabupaten Ketapang menggunakan mobil travel yang ada. “Kami sampai di rumah sekitar jam 2 malam,”katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kayong Utara, Erwan Wahyu Hidayat, melalui Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan, Wardana, saat dikonfirmasi mengatakan, berdasarkan informasi yang ada, berdasarkan vestigasi petugas yang ada kebocoran tersebut tidak ada, namun untuk pecahnya kaca pada bagian depan itu dibenarkannya.

“Pascakejadian kita sudah merasa speedboat tersebut memang ada mengalami kerusakan di kaca kiri depan, pecah. Dalam investigasi kita tanyakan kenapa pecahkan, ternyata jawaban mereka terkena gelombang tinggi dan kuat. Karena gelombang kuat sehingga kaca itu pecah. Buka kena terjangkan penumpang? bukan, katanya,” terangnya saat ditemui di ruang kerjanya.

Dirinya menambahkan, dugaan saat ini memang pecahnya kaca tersebut lantaran terkena derasnya ombak saat kejadian. Sedangkan untuk kebocoran diyakini dia, tidak ada.

“Mungkin speedboat ini kan ditutup terpal penuh begitu dihantam gelombang sampai hampir dua tiga meter itu saya tanya ada gak kebocoran di body speedboat, tidak ada katanya,” kata dia.

Diceritakan dia, pada saat kejadian, memang kondisi gelombang dan angin kencang saat itu datang secara tiba-tiba. Pasalnya angina kencang tersebut, menurut dia, sebelumnya tertutup oleh bukit yang ada.

“Mereka itu akan membawa penumpang di tepi itu tanpa ada membentur bebatuan. Jadi memang ada saat kekacauan itu, mereka keluar dari Sungai Teluk Batang, melihat kondisi cuaca itu cerah, ternyata cuaca yang jelek ini di balik bukit pelintu. Mereka melintas Sungai Melano (Kecamatan Simpang Hilir, Red) masih dalam gelombang normal. Gelombang satu meteran masih normal, begitu mau melintas bukit pelintu cuaca baru kelihatan. Mereka pikir 10 – 15 menit sudah bisa sampai. Ternyata saat masuk ke posisi tengah, badai itu memang badainya sangat tinggi, 2 – 3 meter lah. Saat kepanikan itu penumpang meminta menepi,” jelasnya.

Baca Juga :  Gelontorkan Dana 700 M Perbaiki Jalan se-Kalbar, Sutarmidji Banjir Pujian

“Cuma sebagai driver juga mencari celah yang aman. Bukan asal ke tepi, jadi kalau asal tepi kena bantu percuma juga, jadi dapat lah celah itu teluk dabung sampailah ke pantai yang berpasir, jadi speed itu dinaikan ke pasir, sehingga speed itu diturunkan tidak terlalu basah,” jelas dia.

Selanjutnya, sejumlah informasi menyebutkan jika speedboat meninggalkan para penumpangnya. Padahal yang terjadi sebenarnya, speedboat itu mencoba meminta bantuan dengan menelfon yang ada di darat serta menghindari hempasan ombak terhadap kendaraan tersebut.

“Infromasi di lapangan itu, penumpang ditinggalkan, padahal operator speed itu membawa speedboat ke tengah, jangan sampai terhempas oleh gemlombang atau bebeatuan atau kayu di sekitar itu, itu yang terjadi. Pada saat itu sampai di tengah, mereka kontak ke darat minta bantuan evakuasi, dikirim speed evaksuaia ternyata speed itu tidak dapat bersandar di Teluk Dabung ini, sehingga bersandarlah di sebelahnya di Tambak Rawang,” jelasnya. (dan)

SUKADANA – Satu di antara penumpang speedboat dari Kota Pontianak tujuan Sukadana mengaku pada saat kendaraan yang mereka tumpangi dihantam ombak dan terpaksa menepi di Pulau Pelintu Desa Gunung Sembilan, Kecamatan Sukadana, Sabtu (16/7), diduga mengalami kebocoran. Dirinya mengaku pada peristiwa tersebut, saat kejadian berhasil dievakuasi oleh sejumlah petugas dan masyarakat setempat pada pukul 21.21 WIB.

Iki, sapaan akrabnya pria berusia 17 tahun tersebut menceritakan saat itu kondisi cuaca memang tak sedang bersahabat, angin kencang dan ombak besar terasa setelah speedboat memasuki kawasan perairan laut. Diakui dia, selain mengalami pecah kaca bagian depan, diakui Iki, speedboat yang mereka tumpangi juga mengalami kebocoran di bagian bawah kapal. “Saya duduk di kursi 27, agak ke belakang, jadi tidak lihat betul. Memang kata ibu-ibu yang duduk di depan, bawah speed-nya bocor, ditahan pakai kaki. Cewek kena kaca itu, Disekitar bagian matanya. Dia melindungi anaknya,” tutur Iki, Minggu (17/7) kemarin.

Iki menambahkan, setelah speedboat berhasil menepi ke pulau terdekat, 30 penumpang tersebut sebagian penumpang memutuskan langsung berjalan. Sebab salah satu penumpang mengetahui daerah tersebut untuk sampai di kampung terdekat. Namun ada  sebagian penumpang menunggu jemputan, lantaran informasi awal akan ada petugas yang datang menjemput ke lokasi penumpang.

“Saya dan beberapa penumpang menunggu jemputan, karena ada tim yang datang. Tapi tidak datang, karena mungkin ombak kuat, jadi tim yang datang lewat darat. Seingat saya setelah magrib kami mulai berjalan. Melewati  semak- semak bukit. Berapa kali istirahat karena ada ibu ibu juga. Sekitar 3 jam kami berjalan sampai ke perkampungan,” terangnya.

Baca Juga :  Temukan Dugaan Korupsi, Laporkan

Akhirnya dirinya dan penumpang lainnya, merupakan warga Kabupaten Ketapang dipulangkan malam itu juga ke Kabupaten Ketapang menggunakan mobil travel yang ada. “Kami sampai di rumah sekitar jam 2 malam,”katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kayong Utara, Erwan Wahyu Hidayat, melalui Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan, Wardana, saat dikonfirmasi mengatakan, berdasarkan informasi yang ada, berdasarkan vestigasi petugas yang ada kebocoran tersebut tidak ada, namun untuk pecahnya kaca pada bagian depan itu dibenarkannya.

“Pascakejadian kita sudah merasa speedboat tersebut memang ada mengalami kerusakan di kaca kiri depan, pecah. Dalam investigasi kita tanyakan kenapa pecahkan, ternyata jawaban mereka terkena gelombang tinggi dan kuat. Karena gelombang kuat sehingga kaca itu pecah. Buka kena terjangkan penumpang? bukan, katanya,” terangnya saat ditemui di ruang kerjanya.

Dirinya menambahkan, dugaan saat ini memang pecahnya kaca tersebut lantaran terkena derasnya ombak saat kejadian. Sedangkan untuk kebocoran diyakini dia, tidak ada.

“Mungkin speedboat ini kan ditutup terpal penuh begitu dihantam gelombang sampai hampir dua tiga meter itu saya tanya ada gak kebocoran di body speedboat, tidak ada katanya,” kata dia.

Diceritakan dia, pada saat kejadian, memang kondisi gelombang dan angin kencang saat itu datang secara tiba-tiba. Pasalnya angina kencang tersebut, menurut dia, sebelumnya tertutup oleh bukit yang ada.

“Mereka itu akan membawa penumpang di tepi itu tanpa ada membentur bebatuan. Jadi memang ada saat kekacauan itu, mereka keluar dari Sungai Teluk Batang, melihat kondisi cuaca itu cerah, ternyata cuaca yang jelek ini di balik bukit pelintu. Mereka melintas Sungai Melano (Kecamatan Simpang Hilir, Red) masih dalam gelombang normal. Gelombang satu meteran masih normal, begitu mau melintas bukit pelintu cuaca baru kelihatan. Mereka pikir 10 – 15 menit sudah bisa sampai. Ternyata saat masuk ke posisi tengah, badai itu memang badainya sangat tinggi, 2 – 3 meter lah. Saat kepanikan itu penumpang meminta menepi,” jelasnya.

Baca Juga :  Tiga Pejabat Polres Berganti

“Cuma sebagai driver juga mencari celah yang aman. Bukan asal ke tepi, jadi kalau asal tepi kena bantu percuma juga, jadi dapat lah celah itu teluk dabung sampailah ke pantai yang berpasir, jadi speed itu dinaikan ke pasir, sehingga speed itu diturunkan tidak terlalu basah,” jelas dia.

Selanjutnya, sejumlah informasi menyebutkan jika speedboat meninggalkan para penumpangnya. Padahal yang terjadi sebenarnya, speedboat itu mencoba meminta bantuan dengan menelfon yang ada di darat serta menghindari hempasan ombak terhadap kendaraan tersebut.

“Infromasi di lapangan itu, penumpang ditinggalkan, padahal operator speed itu membawa speedboat ke tengah, jangan sampai terhempas oleh gemlombang atau bebeatuan atau kayu di sekitar itu, itu yang terjadi. Pada saat itu sampai di tengah, mereka kontak ke darat minta bantuan evakuasi, dikirim speed evaksuaia ternyata speed itu tidak dapat bersandar di Teluk Dabung ini, sehingga bersandarlah di sebelahnya di Tambak Rawang,” jelasnya. (dan)

Most Read

Artikel Terbaru