KETAPANG – Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Ketapang melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Agoesdjam Ketapang, pada Kamis (10/6) pagi. Dalam sidak tersebut, anggota dewan mendapati kondisi rumah sakit dalam keadaan kotor dan kurang terjaga kebersihannya.
Sidak tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Komisi II, Uti Royden Top. Dia menilai, rumah sakit milik Pemerintah Daerah Ketapang sangat tidak bersih atau kotor. “Sidak ini kami lakukan sesuai dengan tupoksi kami, di antaranya mengenai pengawasan kesehatan. Hasil sidak hari ini kami temukan kebersihan di rumah sakit kurang terjaga,” katanya.
Terkait pelayanan terhadap pasien, mulai dari layanan BPJS maupun rawat inap, diakui Uti sudah baik. Hal itu sesuai dengan pengakuan masyarakat yang berkunjung ke rumah sakit. Hanya saja dia menemukan persoalan kebersihan yang harus segera dilakukan perbaikan.
“Termasuk pembuangan limbah juga kotor. Kalau limbah Covid-19 kita lihat penanganan sudah baik, karena semua dimasukkan dalam drum dan ditutup rapat. Akan tetapi lokasi sekitar penyimpanan limbah kurang bersih,” jelasnya.
Dia berharap pihak RSUD dr Agoesdjam dapat segera berbenah, lantaran tujuan sidak yang dilakukan guna menciptakan rumah sakit yang memiliki pelayanan bagus dan kondisi yang asri. “Untuk pelayanan dari masyarakat dan pasien kita dengar sudah bagus, tapi kebersihan yang kurang termasuk drainase kita liat tidak jalan. Ini harus segera dibenahi,” pintanya.
Selain itu, dia juga berharap pihak rumah sakit segera menambah dokter paru, karena saat ini RSUD dr Agoesdjam hanya memiliki satu dokter paru. Jumlah itu tentunya menjadi kendala tersendiri dalam melayani pasien. “Kami juga minta rumah sakit terbuka soal informasi dan fokus dengan tugas fungsi melayani pasien,” lanjutnya.
Sementara itu, Dewan Pengawas RSUD dr Agoesdjam Ketapang, Alosius Ala, berterima kasih kepada anggota Komisi II DPRD Ketapang yang telah melakukan sidak ke rumah sakit. “Fungsi anggota dewan adalah fungsi kontrol, makanya kita setuju, bahkan saya minta pengawasan berkala dilakukan oleh kawan-kawan dewan agar ada kerjasamanya. Kita mau rumah sakit ini bagus,” katanya.
Ala juga mengaku jika pihaknya terbuka, termasuk kepada awak media dalam memberikan kritik dan masukan yang tujuannya adalah untuk membangun. “Kami selalu terbuka dengan siapapun, termasuk kami siap dikritik dan diberikan masukan,” ungkapnya.
Sementara itu, Koordinator Sanitasi Limbah RSUD dr Agoesdjam, Erwin Kardiana mengatakan dalam penanganan limbah Covid-19, pihaknya telah melakukan upaya semaksimal mungkin. Mulai dari pengambilan dari ruangan oleh petugas hingga memasukkan dalam plastik bewarna kuning.
“Setelah dimasukkan dalam drum dan dilakban kemudian disimpan di TPS dengan kapasitas daya tampung 20 ton. Biasanya satu bulan atau dua bulan sekali diambil oleh pihak ketiga yang telah bekerjasama dengan kita untuk dibawa ke Samarinda,” paparnya. (afi)