KENDAWANGAN – Sejumlah warga di sepanjang pantai Sungai Tengar Desa Mekar Utama Kecamatan Kendawangan terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Pasalnya, sejak sepekan terakhir gelombang tinggi menghantam kawasan tersebut. Sejumlah permukiman warga pun rusak akibat diterjang ombak.
Kepala Dusun Sungai Tengar Desa Mekar Utama, Aguslan Siregar, mengatakan dalam beberapa hari terakhir ini cuaca sangat ekstrim. Selain curah hujan cukup tinggi, angin kencang juga menerjang kawasan pantai Kendawangan. Suasana semakin buruk ditambah dengan meningkatnya air pasang laut serta gelombang tinggi.
Akibat air pasang dan gelombang tersebut, beberapa rumah warga rusak. “Sedikitnya ada delapan rumah warga rusak berat diterjang ombak pantai dan masih banyak permukiman warga yang tinggal di pesisir pantai terancam kehilangan tempat tinggal mereka. Bahkan sebagian warga yang menghuni rumah di tepi pantai sudah mengungsi mengamankan diri bersama keluarganya ketempat yang dianggap lebih aman,” katanya, kemarin (20/12).
Aguslan berharap kepada pihak perusahaan maupun pemerintah daerah untuk peduli terhadap situasi ini. “Kami juga berharap kepada pihak pemerintah daerah untuk bersinergis dengan perusahaan yang ada disekitar Sungai Tengar agar dapat segera mengatasi abrasi yang semakin hari semakin mengancam kehidupan masyarakat Sungai Tengar, khususnya kehidupan warga disepanjang pantai,” harapannya.
Pj Kades Mekar Utama, Hartono, merasa prihatin dengan nasib warga di sepanjang pantai Sungai Tengar Desa Mekar Utama yang rumahnya nyaris roboh diterjang gelombang pantai. Menurutnya setidaknya ada delapan rumah warga yang terancam roboh. Untuk itu, Hartono meminta Kadus Sungai Tengar agar mendata warganya yang terkena musibah. “Kami juga menurutnya sudah dilaporkan ke BPBD Ketapang untuk segera dapat penanganan,” katanya.
Camat Kendawangan, Eldiyanto, mengaku prihatin dengan kondisi warga yang tinggal di sepanjang pantai Sungai Tengar, khususnya warga yang rumahnya hampir ambruk diterjang ombak pantai. Dia mengimbau warga untuk tetap waspada, karena cuaca cukup ekstrim dan seluruh kondisi sepanjang pantai hampir seluruhnya mengalami abrasi yang luar biasa. “Setidaknya tiga sampai lima meter setiap tahunnya daratan terkikis oleh abrasi pantai,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, diperkirakan dampak musim hujan disertai angin kencang tahun ini telah mengikis daratan sekitar tujub meter. “Pihak Pemerintah Kecamatan Kendawangan sudah berupaya dengan telah mengajukan pembangunan tanggul abrasi melalui Musrenbang ke Provinsi Kalbar sepanjang 3 kilometer, namun karena dinilai masih dalam kondisi pandemi Covid-19 sehingga banyak usulan pembangunan yang tertunda pelaksanaannya,” paparnya.
Eldiyanto berharap pemerintah provinsi segera membangun tanggul penahan abrasi pantai di Kecamatan Kendawangan karena dinilai sudah urgen. (afi)