28.9 C
Pontianak
Tuesday, March 28, 2023

Eks Pemain Timnas Minta Kompetisi Rutin

KETAPANG – Sejumlah mantan pemain Tim Nasional (Timnas) Indonesia bertandang ke Ketapang. Selain menggelar pembimbingan singkat terkait sepakbola, legenda sepakbola Indonesia ini juga menggelar pertandingan persahabatan di Stadion Tentemak Ketapang, Sabtu (27/11).

Sejumlah mantan pemain Timnas yang datang di antanya Rochi Melkiano Putriray, Cristian Careasi Gonzales, Nur Alim, Maman Suryaman, Kamarudin Bettay, Alexander Pulalo, Louis Mahodim, Khair Rifo, Marzuki Nyakmad, serta Jalalafalah. Kedatangan mereka atas undangan Kejari Ketapang dan Aliansi Jurnalis Ketapang.

Kepala Kejaksaan Negeri Ketapang, Alamsyah, mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak sehingga coaching clinic dan pertandingan persahabatan bersama dengan pemain eks timnas bisa terlaksana. “Selain rekan-rekan timnas legend, ada juga dari allstar bengkulu yang datang. Ini sebagai bentuk memperkenalkan Ketapang keluar,” katanya, kemarin (27/11).

Alamsyah melanjutkan, kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi anak-anak muda, menanbah wawasan para pelatih lokal sekaligus menggairahkan sepakbola Ketapang. “Semoga even ini tidak sampai disini, tapi ada tindak lanjut ke depan, baik dari pemerintah, pihak swasta dan lainnya agar gairah sepakbola melahirkan bibit-bibit pemain yang bisa sampai ke tingkat nasional, bahkan internasional,”harapnya.

Baca Juga :  Gaduh Isu Limbah PT MBK Terbantahkan

Ketua panitia coaching clinic dan pertandingan persahabatan, Yofie Burnama, mengatakan kegiatan bisa terlaksana berkat kerjasama berbagai pihak. Mulai dari Kejari Ketapang, Aliansi Jurnalis Ketapang, Pemda melalui Dispora, Amo Art dan beberapa pihak lainnya. “Alhamdulillah semua kegiatan berjalan lancar, mulai dari coaching clinic kepada pelatih sepakbola lokal Ketapang, kemudian coaching clinic kepada anak-anak hingga pertandingan persahabatan,” katanya, kemarin (27/11).

Salah satu pemain timnas legend, Rochi Melkiano Putriray, mengaku baru pertama kali datang ke Ketapang. Dia sangat senang dengan antusias masyarakat yang mengikuti berbagai agenda yang dilaksanakan. “Sebelumnya saya tau kalau ada daerah Ketapang tapi baru kali kesini. Pas tiba, saya lihat Ketapang tidak kalah dengan daerah di provinsi-provinsi lain,” ungkapnya.

Rochi menambahkan, untuk bakat pemain sepakbola tentu perlu kerja keras pemerintah daerah melalui Dispora dan Askab dalam menciptakannya, termasuk salah satunya dengan memberdayakan para pelatih yang ingin mengikuti kursus kepelatihan. “Itu juga membantu dalam perkembangan sepakbola di Ketapang,” ujarnya.

Baca Juga :  Giring 59 Remaja

Legenda timnas lainnya, Maman Suryaman menilai bakat yang dimiliki pemain Ketapang tidak dibarengi dengan kompetisi yang memadai. “Banyak talenta, tapi kompetisi tidak jalan. Itu yang jadi persoalan di daerah, sehingga pemain kalau tidak merantau atau ke tempat yang banyak kompetisi, maka susah maju,” tambahnya.

Untuk itu, Maman berharap agar rutin digelar kompetisi, atau minimal terlaksana festival atau turnamen antar sekolah sepakbola. “Harapan saya kedatangan kami menjadi motivasi bagi para pelatih lokal, para anak-anak dan bagi Askab agar ada wadah buat anak-anak dengan program jelas dan kompetisi aktif. Jangan sampai tidak ada kompetisi tiba-tiba ada Piala Soeratin langsung turun, tidak ada proses sehingga prestasi juga susah,” pesannya. (afi)

KETAPANG – Sejumlah mantan pemain Tim Nasional (Timnas) Indonesia bertandang ke Ketapang. Selain menggelar pembimbingan singkat terkait sepakbola, legenda sepakbola Indonesia ini juga menggelar pertandingan persahabatan di Stadion Tentemak Ketapang, Sabtu (27/11).

Sejumlah mantan pemain Timnas yang datang di antanya Rochi Melkiano Putriray, Cristian Careasi Gonzales, Nur Alim, Maman Suryaman, Kamarudin Bettay, Alexander Pulalo, Louis Mahodim, Khair Rifo, Marzuki Nyakmad, serta Jalalafalah. Kedatangan mereka atas undangan Kejari Ketapang dan Aliansi Jurnalis Ketapang.

Kepala Kejaksaan Negeri Ketapang, Alamsyah, mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak sehingga coaching clinic dan pertandingan persahabatan bersama dengan pemain eks timnas bisa terlaksana. “Selain rekan-rekan timnas legend, ada juga dari allstar bengkulu yang datang. Ini sebagai bentuk memperkenalkan Ketapang keluar,” katanya, kemarin (27/11).

Alamsyah melanjutkan, kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi anak-anak muda, menanbah wawasan para pelatih lokal sekaligus menggairahkan sepakbola Ketapang. “Semoga even ini tidak sampai disini, tapi ada tindak lanjut ke depan, baik dari pemerintah, pihak swasta dan lainnya agar gairah sepakbola melahirkan bibit-bibit pemain yang bisa sampai ke tingkat nasional, bahkan internasional,”harapnya.

Baca Juga :  Cawabup Sahrani: Keharmonisan Pemimpin Menjadi Contoh untuk Masyarakat

Ketua panitia coaching clinic dan pertandingan persahabatan, Yofie Burnama, mengatakan kegiatan bisa terlaksana berkat kerjasama berbagai pihak. Mulai dari Kejari Ketapang, Aliansi Jurnalis Ketapang, Pemda melalui Dispora, Amo Art dan beberapa pihak lainnya. “Alhamdulillah semua kegiatan berjalan lancar, mulai dari coaching clinic kepada pelatih sepakbola lokal Ketapang, kemudian coaching clinic kepada anak-anak hingga pertandingan persahabatan,” katanya, kemarin (27/11).

Salah satu pemain timnas legend, Rochi Melkiano Putriray, mengaku baru pertama kali datang ke Ketapang. Dia sangat senang dengan antusias masyarakat yang mengikuti berbagai agenda yang dilaksanakan. “Sebelumnya saya tau kalau ada daerah Ketapang tapi baru kali kesini. Pas tiba, saya lihat Ketapang tidak kalah dengan daerah di provinsi-provinsi lain,” ungkapnya.

Rochi menambahkan, untuk bakat pemain sepakbola tentu perlu kerja keras pemerintah daerah melalui Dispora dan Askab dalam menciptakannya, termasuk salah satunya dengan memberdayakan para pelatih yang ingin mengikuti kursus kepelatihan. “Itu juga membantu dalam perkembangan sepakbola di Ketapang,” ujarnya.

Baca Juga :  Giring 59 Remaja

Legenda timnas lainnya, Maman Suryaman menilai bakat yang dimiliki pemain Ketapang tidak dibarengi dengan kompetisi yang memadai. “Banyak talenta, tapi kompetisi tidak jalan. Itu yang jadi persoalan di daerah, sehingga pemain kalau tidak merantau atau ke tempat yang banyak kompetisi, maka susah maju,” tambahnya.

Untuk itu, Maman berharap agar rutin digelar kompetisi, atau minimal terlaksana festival atau turnamen antar sekolah sepakbola. “Harapan saya kedatangan kami menjadi motivasi bagi para pelatih lokal, para anak-anak dan bagi Askab agar ada wadah buat anak-anak dengan program jelas dan kompetisi aktif. Jangan sampai tidak ada kompetisi tiba-tiba ada Piala Soeratin langsung turun, tidak ada proses sehingga prestasi juga susah,” pesannya. (afi)

Most Read

Artikel Terbaru