SUNGAI RAYA – Pengelola Ekowisata Mongrove Teluk Bediri Sungai Kupah memutuskan menutup sementara wisata alam di Kecamatan Sungai Kakap ini sejak Februari 2023 lalu. Rusaknya sejumlah fasilitas wisata ini menjadi alasan pengelola tidak menerima pengunjung sementara waktu. “Bukannya tidak mau menerima pengunjung. Kami khawatir karena masih banyak fasilitas yang rusak, sehingga membahayakan pengunjung. Jadi untuk kenyamanan dan keamanan bersama kami tutup sementara waktu fasilitas Ekowisata Mangrove Teluk Bediri ini,” papar Pengelola Ekowisata Mangrove Teluk Bediri Sungai Kupah, Rudi Hartono, Selasa (14/3).
Sebelumnya pada penghujung tahun 2022 lalu, sejumlah fasilitas Ekowisata Mangrove Teluk Bediri rusak parah akibat diterjang angin kencang dan ombak besar air laut. Rudi pun memperkirakan kerugian yang dialami ekowisata yang dikelola pihaknya mencapai ratusan juta. “Lumayan banyak yang rusak, misalnya sekitar 60 meter track mangrove rusak parah, dinding gazebo banyak yang patah, lantai jalan banyak yang tanggal, dan 10 meter jalan juga miring, bahkan satu pondok wisata juga sudah miring karena diterjang ombak besar,” jelasnya.
Sejauh ini kata Rudi, pihaknya sudah berupaya bergotong royong memperbaiki sejumlah fasilitas yang rusak secara bertahap, namun dia mengaku masih belum mampu secara menyeluruh memperbaiki fasilitas yang rusak tersebut, karena memerlukan biaya yang sangat besar. “Kalau ditotal, biaya perbaikan fasilitas yang telah rusak ini, mungkin sekitar ratusan juga,” jelasnya.
Meski mengetahui sejumlah fasilitas rusak, namun lanjut Rudi tidak menyurutkan semangat pengunjung untuk bertandang ke ekowisata mangrove teluk bediri ini. Bahkan berdasarkan data yang dimiliki, terutama saat hari-hari libur jumlah pengunjung masih berada pada posisi lebih dari seratusan orang perharinya. Hanya saja, kembali dia tegaskan, untuk keamanan dan kenyamanan pengunjung pihaknya memutuskan sementara waktu menutup ekowisata tersebut.
“Kami sudah sepakat sementara waktu akan kembali bergotong royong, untuk memanfaatkan batang pinang dan bahan seadanya dulu untuk menyambung akses ke track mangrove yang rusak. Jadi nanti saat lebaran walaupun belum maksimal, sudah bisalah dibuka kembali untuk menerima pengunjung. Walaupun mungkin jumlahnya kami batasi sehingga bisa mudah kami awasi keamanan dan kenyamanan pengunjungnya,” ungkapnya.
Mengingat besarnya potensi ekowisata mangrove, bahkan menjadi salah satu ikon wisata di Kubu Raya, membuat Rudi berharap Pemkab Kubu Raya bisa ikut memfasilitasi dan membantu memperbaiki peningkatan fasilitas Ekowisata Mangrove Telok Berdiri yang rusak tersebut. “Semoga sajalah pemerintah daerah baik itu Pemkab Kubu Raya maupun Pemprov Kalbar bisa ikut memperhatikan dan membantu kami untuk memperbaiki sejumlah fasilitas ekowisata yang masih rusak ini. Sehingga kami bisa kembali lebih gencar memajukan potensi ekowisata yang ada di daerah kami ini,” harap Rudi.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Kubu Raya Rini Kurnia Solihat mengatakan pihaknya akan berupaya membantu memperbaiki kerusakan sejumlah fasilitas yang rusak di Kawasan ekowisata mangrove teluk bediri tersebut.
“Belum lama ini, kami bersama pihak atau tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kubu Raya juga sudah turun ke lapangan untuk melakukan pendataan fasilitas yang rusak dan rencananya untuk perbaikannya akan diupayakan menggunakan anggaran via tanggap darurat bencana,” jelas Rini kepada Pontianak Post.
Saat ditanya kapan realisasai perbaikan terhadap sejmah fasilitas Ekowisata Mangrove Teluk Bediri yang rusak tersebut a, Rini mengaku pihaknya belum bisa memastikan jadwalnya, karena pihaknya hanya mendorong dalam pengusulann anggaran. “Karena untuk anggaran itu berproses dan kewenangannya juga ada di BPBD, jadi kami belum bisa memastikan kapan. Namun sudah kami usulkan agar bisa segera dianggarakan sehingga bisa secepat diperbaiki fasilitas yang rusak tersebut,” pungkas Rini. (ash)