30 C
Pontianak
Friday, June 9, 2023

Tak Kendor Meski di Awal Kegiatan Ditolak Warga

Dekatkan Pelayanan Kesehatan di Tengah Pandemi

Hari masih pagi. Jam di tangan menunjuk angka sembilan. Namun, Hidayah (52) sudah tampak sibuk. Kader Posyandu Desa Parit Baru ini berdiri digerbang Komplek Duta Bandara Desa Parit Baru. Ia sedang menunggu dua tenaga kesehatan yang hendak memberikan pelayanan kesehatan pada Jumat (27/11) pekan lalu.

ASHRI ISNAINI, Sungai Raya

Sembari menunggu kedatangan dua petugas kesehatan dari Puskesmas setempat Hidayah berkoordinasi dengan pihak RT komplek Duta Bandara untuk menentukan delapan rumah warga yang akan dikunjungi petugas kesehatan.

“Biar lebih efektif, saya juga berkoordinasi dulu dengan RT setempat untuk menentukan minimal delapan rumah yang akan dikunjungi tenaga kesehatan. Sehingga warga bisa lebih siap saat dikunjungi dan petugas kesehatan pun bisa lebih cepat memberikan pelayanan kesehatan,” kata Hidayah.

Hidayah bertekad lebih aktif menjadi kader kesehatan di desanya. Hal itu ia lakukan karena sejak pandemi Covid-19 kunjungan masyarakat keposyandu dan sejumlah fasilitas kesehatan lainnya menurun signifikan. Ketakutan terhadap pandemi Covid-19 menjadi salah satu alasan banyak warga enggan menyambangi fasilitas kesehatan. Mereka khawatir saat memeriksakan diri dan divonis Covid-19.

“Melalui pelayanan Salju terpadu inilah saya berharap semua warga bisa mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal meskipun di tengah pandemi,” ucapnya.

Tak berselang lama, dua tenaga kesehatan yang dinanti pun tiba. Mereka langsung menghampiri Hidayah sembari memberi kode untuk segera menyambangi rumah yang akan dikunjungi. Hidayah segera bergegas dan mengajak petugas kesehatan tersebut ke salah satu rumah warga.

Setibanya di rumah salah satu warga Komplek Duta Bandara, Hidayah bersama dua tenaga kesehatan itu tampak disambut hangat sang pemilik rumah, Bertus (45). Setelah dipersilakan masuk dengan menggunakan masker, alat pelindung diri (APD) sesuai prosedur, dua petugas kesehatan kemudian mengeluarkan stateskop, timbangan, alat pemeriksa tensi darah, gula darah dan sejenisnya untuk memeriksa kesehatan semua anggota keluarga yang ada di rumah, terutama yang mengalami keluhan sakit dan penyakit penyerta.

Satu persatu anggota keluarga diperiksa, dan jika ada, ditanya keluhan sakit yang dialami beberapa waktu terakhir. “Jadi jika memang ditemukan ada warga yang sakit, juga bisa langsung diberikan tindakan oleh tenaga kesehatannya dan kami catat untuk kemudian dilaporkan,” ujar Nuraini (47), salah satu petugas kesehatan.

 

Warga Ketakutan

Nuraini mengaku sejak adanya pandemi Covid-19, dia bersama rekan-rekannya sempat kesulitan memberikan pelayanan kesehatan langsung dari rumah ke rumah. Pasalnya masih banyak warga berpikir saat dikunjungi tenaga kesehatan maka akan diwajibkan untuk tes usap atau bahkan ada yang terindikasi dan terpapar Covid-19.

“Ada yang belum apa-apa sudah ditutupkan pintu. Ada juga saat didatangi ada warga yang tidak mau dilakukan pemeriksaan lantaran khawatir dengan adanya pandemi Covid-19,” ujarnya.

Belajar dari kasus tersebut, sebelum memberikan pelayanan kesehatan, Nuraini dan koleganya membawa tokoh masyarakat, pihak RT dan kader Posyandu untuk sosialisasi dan berikan penyuluhan dulu kepada warga mengenai tujuan layanan Salju ini.

“Setelah bisa diterima barulah kami bisa memberikan pelayanan kesehatan,” ujar Nuraini menambahkan.

Pelayanan kesehatan dengan mendatangi langsung rumah warga juga dilakukan setiap Selasa. Pada hari jumat diberikan pelayanan kesehatan terkait penyakit menular dan tidak menular.  Sementara Selasa pelayanan kesehatan khusus bagi kesehatan ibu dan anak.

Selain memastikan setiap warga mendapatkan pelayanan kesehatan, petugas kesehatan juga sekaligus mengedukasi dan mensosialisasikan pentingnya mencegah penyebaran Covid-19 misalnya dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Baca Juga :  Bupati Kubu Raya Kembali Rotasi Eselon II, III dan IV

“Alhamdulillah sejauh ini kami pantau secara umum sudah banyak warga yang sadar pentingnya menegakkan disiplin protokol kesehatan. Hal itu bisa dilihat dari sudah meratanya fasilitas cuci tangan yang ada di setiap rumah warga, termasuk penggunaan masker saat beraktivitas dan menjaga jarak,” ujarnya menjelaskan.

“Pernah sampai lebih dari dua jam saya berikan penjelasan tentang program Salju ini barulah setelah paham mereka mau membuka diri sehingga pada akhhirnya saya dan tim bisa memberikan pelayanan kesehatan,” ujar Lona (50), tenaga kesehatan lainnya yang pernah ditolak warga saat akan memberikan pelayanan kesehatan.

Guna memudahkan tugasnya dalam memberikan pelayanan kesehatan di lapangan, Lona bersama tim tenaga kesehatan lainnya mengaku sebelum memberikan pelayanan pihaknya melakukan sosialisasi kesemua aparatur desa, mulai dari Kades, RT/RT, dusun hingga merangkul tokoh masyarakat.

“Kemudian untuk memaksimalkan kerja di lapangan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Kami juga melibatkan para kader kesehatan yang ada di desa. Untuk mengantisipasi adanya penolakan kami membekali dengan identitas diri, surat tugas, dan mengajak kader atau pihak RT untuk meyakinkan warga dan syukurnya kendala di lapangan bisa diatasi,” ujarnya.

Kendati batas miniminal pelayanan kesehatan langsung kerumah warga dalam satu hari ditentukan maksimal delapan rumah, namun jika di hari yang sama masih ditemukan ada warga yang perlu mendapat pelayanan kesehatan, maka mereka akan memberikan pelayanan kesehatan bagi warga yang bersangkutan.

“Kalau turunnya sekitar pukul 9.00 jika tidak ada kendala seperti penolakan warga dan sejenisnya paling lama sekitar pukul 12.00 sudah selesai layanan kesehatannya. Namun kalau ada kendala di lapangan, bisa jadi saya sampai pukul 15.30 wib di lapangan,” ujar Koordinator Program Indonesia Sehat dengan Pedekatan Keluarga (PIS PK) Puskesmas Sungai Raya Dalam ini menambahkan.

Menurut Lona, melalui pelayanan Salju, pihak tenaga kesehatan bisa mengetahui secara rinci mengenai keluhan masyarakat, terutama yang bagi yang memiliki riwayat penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, TBC dan sejenisnya. “Sejumlah penyakit tidak menular ini saat ini juga menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian. Orang dengan penyakit penyerta ini lebih rentan terpapar virus Covid-19,” ujarnya.

“Kami berharap melalui pelayanan kesehatan langsung dari rumah ke rumah ini selain bisa memberikan kemudahan akses bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, juga bisa memudahkan kami untuk menangani jika memang ada warga yang memiliki keluhan penyakit penyerta,” ujarnya menambahkan.

 

Cemas dan Khawatir

Warga Komplek Duta Bandara Desa Parit Baru, Bertus (45) mengaku semula sempat khawatir saat rumahnya didatangi petugas kesehatan. Apalagi mereka menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap. Dia takut petugas kesehatan tersebut akan langsung melakukan tes usap terhadap dirinya dan anggota keluarganya lantaran dinilai terpapar Covid-19.

“Memang awal-awalnya khawatir juga, apalagi petugasnya dating dengan seragam lengkap ditambah dengan menggunakan APD. Namun setelah diberikan penjelasan dari pihak RT, dan kader posyandu yang menemani tenaga kesehatan membuat saya menjadi lebih tenang dan bisa menerima kedatangan petugas kesehatan ini dan saya sangat bersyukur karena sangat terbantu sekali dengan adanya pelayanan kesehatan ini,” ujarnya.

Pendapat serupa juga disampaikan Misyum (39). Warga Dusun Sungai Seribu, Desa Parit Baru ini juga mengaku, awalnya dia mengira rumah warga yang dikunjungi petugas kesehatan terlebih saat awal pandemia dalah warga yang terkonfirmasi Covid-19.

Baca Juga :  Posyandu Bakal Direvitalisasi

“Makanya awal-awal khawatir juga mau menerima kunjungan tenaga kesehatan ini. Namun setelah diberikan penjelasan, akhirnya saya pahamlah kalau kunjungan dalam pelayanan Salju ini untuk mendekatkan secara langsung layanan kesehatan bagi masyarakat dengan mendatangi rumah warga,” ujarnya.

Koordinator Salju terpadu Puskesmas Sungai Raya Dalam, Ely Sutiawati mengatakan, layanan kesehatan Salju sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2019. Sesuai namanya Pelayanan Kesehatan Selasa-Jumat (Salju) sendiri dilakukan setiap Selasa dan Jumat. Pada Selasa khusus dilakukan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak, gizi sedangkan Jumat dilakukan pelayanan kesehatan untuk menyisir Penyakit Menular dan Tidak Menular (PTM).

Namun pelayanan Salju ini kian digencarkan sejak adanya Pandemi Covid-19, dengan tujuan selain bisa memberikan pelayanan kesehatan lebih baik dan merata bagi masyarakat juga bisa mengedukasi masyarakat untuk tetap berkomitmen mencegah penyebaran Covid-19. Lantaran pelayanan kesehatan tersebut dilakukan jemput bola dari rumah ke rumah, maka tim yang dilibatkan untuk memberikan pelayanan kesehatan terdiri dari dokter, perawat bidan dan tenaga kesehatan lainnya.

Ely menuturkan, pelayanan kesehatan Salju yang terintegrasi dengan kegiatan PIS PK dan indikator  SPM tersebut memberikan peningkatan signifkan terhadap capaian cakupan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjaPuskesmas Sungai Raya Dalam termasuk di DesaParit Baru.

“Karena kalau sehari-harinya kita hanya menunggu orang datang ke Puskesmas untuk mendapatkan layanan kesehatan. Sementara dalam program Salju ini, pelayanan kesehatannya dilakukan dengan menyambangi setiap warga dari rumah ke rumah, otomatis capainnya bisa lebih banyak dan sejak adanya Salju ini bisa mendongkrak adanya peningkatan layanan kesehatan hingga sekitar 3 persen perbulannya,” ujarnya menjelaskan.

Kepala Desa Parit Baru, Musa mengatakan, sejak terjadinya pandemic pihaknya memang menggencarkan pelayanan kesehatan Salju di desa. Pasalnya, dia mengetahui selama masa pandemi banyak warga yang membatasi diri untuk beraktivitas di luar rumah. “Bahkan ada sebagian yang sakit saja khawatir untuk memeriksakan diri dan berobat kePuskesmas. Jadi dengan adanya pelayanan Salju tanpa dipungut bayaran seperserpun ini tentunya diharapkan tetap bisa memberikan pelayanan kesehatan merata bagi masyarakat walapun di  tengah pandemi,”ujarnya.

Selain memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu, anak termasuk penyakit menular dan tidak menular, kata Musa, dalam pelayanan Salju juga disediakan tim surveillance. Jadi misalnya, dilapangan ditemukan ada warga yang terindikasi atau terpapar Covid-19 maka akan langsung ditangani.

“Biasanya pihak tenaga kesehatan mengarahkan yang bersangkutan untuk memeriksakan diri lebih lanjut kePuskesmas atau rumah sakit terdekat. Karena hingga saat ini masih banyak warga yang khawatir jika diminta untuk rapid dan tes usap. Makanya kami lakukan pendekatan secara persuasive dulu. Dan Alhamdulillah pada akhirnya warga yang bersangkutan mengerti dan memahami arahan yang diberikan tenaga kesehatan di lapangan,” ungkapnya.

Musa berharap, melalui gencarnya pelayanan Salju di desanya kedepan bisa membuat masyarakat desanya semakin sadar untuk bisa menjaga kualitas kesehatan diri dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik.

“Saya juga berharap dengan adanya sisipan edukasi terkait Covid-19 dari tenaga kesehatan bagi warga ini juga bisa berkonstribusi dalam menangani, memutus mata rantai dan mencegah penyebaran Covid-19, khususnya di Desa Parit Baru ini,” pungkasnya.  (*)

Dekatkan Pelayanan Kesehatan di Tengah Pandemi

Hari masih pagi. Jam di tangan menunjuk angka sembilan. Namun, Hidayah (52) sudah tampak sibuk. Kader Posyandu Desa Parit Baru ini berdiri digerbang Komplek Duta Bandara Desa Parit Baru. Ia sedang menunggu dua tenaga kesehatan yang hendak memberikan pelayanan kesehatan pada Jumat (27/11) pekan lalu.

ASHRI ISNAINI, Sungai Raya

Sembari menunggu kedatangan dua petugas kesehatan dari Puskesmas setempat Hidayah berkoordinasi dengan pihak RT komplek Duta Bandara untuk menentukan delapan rumah warga yang akan dikunjungi petugas kesehatan.

“Biar lebih efektif, saya juga berkoordinasi dulu dengan RT setempat untuk menentukan minimal delapan rumah yang akan dikunjungi tenaga kesehatan. Sehingga warga bisa lebih siap saat dikunjungi dan petugas kesehatan pun bisa lebih cepat memberikan pelayanan kesehatan,” kata Hidayah.

Hidayah bertekad lebih aktif menjadi kader kesehatan di desanya. Hal itu ia lakukan karena sejak pandemi Covid-19 kunjungan masyarakat keposyandu dan sejumlah fasilitas kesehatan lainnya menurun signifikan. Ketakutan terhadap pandemi Covid-19 menjadi salah satu alasan banyak warga enggan menyambangi fasilitas kesehatan. Mereka khawatir saat memeriksakan diri dan divonis Covid-19.

“Melalui pelayanan Salju terpadu inilah saya berharap semua warga bisa mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal meskipun di tengah pandemi,” ucapnya.

Tak berselang lama, dua tenaga kesehatan yang dinanti pun tiba. Mereka langsung menghampiri Hidayah sembari memberi kode untuk segera menyambangi rumah yang akan dikunjungi. Hidayah segera bergegas dan mengajak petugas kesehatan tersebut ke salah satu rumah warga.

Setibanya di rumah salah satu warga Komplek Duta Bandara, Hidayah bersama dua tenaga kesehatan itu tampak disambut hangat sang pemilik rumah, Bertus (45). Setelah dipersilakan masuk dengan menggunakan masker, alat pelindung diri (APD) sesuai prosedur, dua petugas kesehatan kemudian mengeluarkan stateskop, timbangan, alat pemeriksa tensi darah, gula darah dan sejenisnya untuk memeriksa kesehatan semua anggota keluarga yang ada di rumah, terutama yang mengalami keluhan sakit dan penyakit penyerta.

Satu persatu anggota keluarga diperiksa, dan jika ada, ditanya keluhan sakit yang dialami beberapa waktu terakhir. “Jadi jika memang ditemukan ada warga yang sakit, juga bisa langsung diberikan tindakan oleh tenaga kesehatannya dan kami catat untuk kemudian dilaporkan,” ujar Nuraini (47), salah satu petugas kesehatan.

 

Warga Ketakutan

Nuraini mengaku sejak adanya pandemi Covid-19, dia bersama rekan-rekannya sempat kesulitan memberikan pelayanan kesehatan langsung dari rumah ke rumah. Pasalnya masih banyak warga berpikir saat dikunjungi tenaga kesehatan maka akan diwajibkan untuk tes usap atau bahkan ada yang terindikasi dan terpapar Covid-19.

“Ada yang belum apa-apa sudah ditutupkan pintu. Ada juga saat didatangi ada warga yang tidak mau dilakukan pemeriksaan lantaran khawatir dengan adanya pandemi Covid-19,” ujarnya.

Belajar dari kasus tersebut, sebelum memberikan pelayanan kesehatan, Nuraini dan koleganya membawa tokoh masyarakat, pihak RT dan kader Posyandu untuk sosialisasi dan berikan penyuluhan dulu kepada warga mengenai tujuan layanan Salju ini.

“Setelah bisa diterima barulah kami bisa memberikan pelayanan kesehatan,” ujar Nuraini menambahkan.

Pelayanan kesehatan dengan mendatangi langsung rumah warga juga dilakukan setiap Selasa. Pada hari jumat diberikan pelayanan kesehatan terkait penyakit menular dan tidak menular.  Sementara Selasa pelayanan kesehatan khusus bagi kesehatan ibu dan anak.

Selain memastikan setiap warga mendapatkan pelayanan kesehatan, petugas kesehatan juga sekaligus mengedukasi dan mensosialisasikan pentingnya mencegah penyebaran Covid-19 misalnya dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Baca Juga :  Ribuan Anak, Dewasa hingga Lansia Manfaatkan Gebyar Posyandu Alfamart di HGN

“Alhamdulillah sejauh ini kami pantau secara umum sudah banyak warga yang sadar pentingnya menegakkan disiplin protokol kesehatan. Hal itu bisa dilihat dari sudah meratanya fasilitas cuci tangan yang ada di setiap rumah warga, termasuk penggunaan masker saat beraktivitas dan menjaga jarak,” ujarnya menjelaskan.

“Pernah sampai lebih dari dua jam saya berikan penjelasan tentang program Salju ini barulah setelah paham mereka mau membuka diri sehingga pada akhhirnya saya dan tim bisa memberikan pelayanan kesehatan,” ujar Lona (50), tenaga kesehatan lainnya yang pernah ditolak warga saat akan memberikan pelayanan kesehatan.

Guna memudahkan tugasnya dalam memberikan pelayanan kesehatan di lapangan, Lona bersama tim tenaga kesehatan lainnya mengaku sebelum memberikan pelayanan pihaknya melakukan sosialisasi kesemua aparatur desa, mulai dari Kades, RT/RT, dusun hingga merangkul tokoh masyarakat.

“Kemudian untuk memaksimalkan kerja di lapangan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Kami juga melibatkan para kader kesehatan yang ada di desa. Untuk mengantisipasi adanya penolakan kami membekali dengan identitas diri, surat tugas, dan mengajak kader atau pihak RT untuk meyakinkan warga dan syukurnya kendala di lapangan bisa diatasi,” ujarnya.

Kendati batas miniminal pelayanan kesehatan langsung kerumah warga dalam satu hari ditentukan maksimal delapan rumah, namun jika di hari yang sama masih ditemukan ada warga yang perlu mendapat pelayanan kesehatan, maka mereka akan memberikan pelayanan kesehatan bagi warga yang bersangkutan.

“Kalau turunnya sekitar pukul 9.00 jika tidak ada kendala seperti penolakan warga dan sejenisnya paling lama sekitar pukul 12.00 sudah selesai layanan kesehatannya. Namun kalau ada kendala di lapangan, bisa jadi saya sampai pukul 15.30 wib di lapangan,” ujar Koordinator Program Indonesia Sehat dengan Pedekatan Keluarga (PIS PK) Puskesmas Sungai Raya Dalam ini menambahkan.

Menurut Lona, melalui pelayanan Salju, pihak tenaga kesehatan bisa mengetahui secara rinci mengenai keluhan masyarakat, terutama yang bagi yang memiliki riwayat penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, TBC dan sejenisnya. “Sejumlah penyakit tidak menular ini saat ini juga menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian. Orang dengan penyakit penyerta ini lebih rentan terpapar virus Covid-19,” ujarnya.

“Kami berharap melalui pelayanan kesehatan langsung dari rumah ke rumah ini selain bisa memberikan kemudahan akses bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, juga bisa memudahkan kami untuk menangani jika memang ada warga yang memiliki keluhan penyakit penyerta,” ujarnya menambahkan.

 

Cemas dan Khawatir

Warga Komplek Duta Bandara Desa Parit Baru, Bertus (45) mengaku semula sempat khawatir saat rumahnya didatangi petugas kesehatan. Apalagi mereka menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap. Dia takut petugas kesehatan tersebut akan langsung melakukan tes usap terhadap dirinya dan anggota keluarganya lantaran dinilai terpapar Covid-19.

“Memang awal-awalnya khawatir juga, apalagi petugasnya dating dengan seragam lengkap ditambah dengan menggunakan APD. Namun setelah diberikan penjelasan dari pihak RT, dan kader posyandu yang menemani tenaga kesehatan membuat saya menjadi lebih tenang dan bisa menerima kedatangan petugas kesehatan ini dan saya sangat bersyukur karena sangat terbantu sekali dengan adanya pelayanan kesehatan ini,” ujarnya.

Pendapat serupa juga disampaikan Misyum (39). Warga Dusun Sungai Seribu, Desa Parit Baru ini juga mengaku, awalnya dia mengira rumah warga yang dikunjungi petugas kesehatan terlebih saat awal pandemia dalah warga yang terkonfirmasi Covid-19.

Baca Juga :  Masih Ada Asa, Perjuangan Desa Serdam untuk Lepas dari Belenggu Stunting

“Makanya awal-awal khawatir juga mau menerima kunjungan tenaga kesehatan ini. Namun setelah diberikan penjelasan, akhirnya saya pahamlah kalau kunjungan dalam pelayanan Salju ini untuk mendekatkan secara langsung layanan kesehatan bagi masyarakat dengan mendatangi rumah warga,” ujarnya.

Koordinator Salju terpadu Puskesmas Sungai Raya Dalam, Ely Sutiawati mengatakan, layanan kesehatan Salju sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2019. Sesuai namanya Pelayanan Kesehatan Selasa-Jumat (Salju) sendiri dilakukan setiap Selasa dan Jumat. Pada Selasa khusus dilakukan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak, gizi sedangkan Jumat dilakukan pelayanan kesehatan untuk menyisir Penyakit Menular dan Tidak Menular (PTM).

Namun pelayanan Salju ini kian digencarkan sejak adanya Pandemi Covid-19, dengan tujuan selain bisa memberikan pelayanan kesehatan lebih baik dan merata bagi masyarakat juga bisa mengedukasi masyarakat untuk tetap berkomitmen mencegah penyebaran Covid-19. Lantaran pelayanan kesehatan tersebut dilakukan jemput bola dari rumah ke rumah, maka tim yang dilibatkan untuk memberikan pelayanan kesehatan terdiri dari dokter, perawat bidan dan tenaga kesehatan lainnya.

Ely menuturkan, pelayanan kesehatan Salju yang terintegrasi dengan kegiatan PIS PK dan indikator  SPM tersebut memberikan peningkatan signifkan terhadap capaian cakupan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjaPuskesmas Sungai Raya Dalam termasuk di DesaParit Baru.

“Karena kalau sehari-harinya kita hanya menunggu orang datang ke Puskesmas untuk mendapatkan layanan kesehatan. Sementara dalam program Salju ini, pelayanan kesehatannya dilakukan dengan menyambangi setiap warga dari rumah ke rumah, otomatis capainnya bisa lebih banyak dan sejak adanya Salju ini bisa mendongkrak adanya peningkatan layanan kesehatan hingga sekitar 3 persen perbulannya,” ujarnya menjelaskan.

Kepala Desa Parit Baru, Musa mengatakan, sejak terjadinya pandemic pihaknya memang menggencarkan pelayanan kesehatan Salju di desa. Pasalnya, dia mengetahui selama masa pandemi banyak warga yang membatasi diri untuk beraktivitas di luar rumah. “Bahkan ada sebagian yang sakit saja khawatir untuk memeriksakan diri dan berobat kePuskesmas. Jadi dengan adanya pelayanan Salju tanpa dipungut bayaran seperserpun ini tentunya diharapkan tetap bisa memberikan pelayanan kesehatan merata bagi masyarakat walapun di  tengah pandemi,”ujarnya.

Selain memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu, anak termasuk penyakit menular dan tidak menular, kata Musa, dalam pelayanan Salju juga disediakan tim surveillance. Jadi misalnya, dilapangan ditemukan ada warga yang terindikasi atau terpapar Covid-19 maka akan langsung ditangani.

“Biasanya pihak tenaga kesehatan mengarahkan yang bersangkutan untuk memeriksakan diri lebih lanjut kePuskesmas atau rumah sakit terdekat. Karena hingga saat ini masih banyak warga yang khawatir jika diminta untuk rapid dan tes usap. Makanya kami lakukan pendekatan secara persuasive dulu. Dan Alhamdulillah pada akhirnya warga yang bersangkutan mengerti dan memahami arahan yang diberikan tenaga kesehatan di lapangan,” ungkapnya.

Musa berharap, melalui gencarnya pelayanan Salju di desanya kedepan bisa membuat masyarakat desanya semakin sadar untuk bisa menjaga kualitas kesehatan diri dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik.

“Saya juga berharap dengan adanya sisipan edukasi terkait Covid-19 dari tenaga kesehatan bagi warga ini juga bisa berkonstribusi dalam menangani, memutus mata rantai dan mencegah penyebaran Covid-19, khususnya di Desa Parit Baru ini,” pungkasnya.  (*)

Most Read

Artikel Terbaru