28.9 C
Pontianak
Tuesday, March 28, 2023

Antar Seratusan Paket Sehari, Ari Ikut Menjadi Agen Prokes Covid-19

Melihat Upaya Kurir JNE Membahagiakan Konsumen di Masa Pandemi

Di tengah pandemi Covid-19, pembelian barang melalui jalur online mengalami peningkatan. Tugas kurir sebagai ujung tombak pengantar paket pun jadi bertambah. Bagi mereka, menjaga diri dengan protokol kesehatan sembari tetap melayani konsumen secara maksimal menjadi dua sisi mata uang yang tak terpisahkan.

Mirza Ahmad Muin, Kubu Raya  

GUDANG milik PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) di ujung Jalan Extra Joss, Kabupaten Kubu Raya, pada pukul setengah enam pagi sudah ramai dengan aktivitas bongkar muat. Para kurir bermasker sibuk menyusun barang-barang yang akan diantar ke rumah konsumen.

Salah satu yang tampak sibuk adalah Ari. Petugas kurir PT JNE Express dengan pengantaran paket menggunakan mobil box itu tengah mengemaskan bermacam paket antarannya. Satu per satu paket yang di dalam mobil dikeluarkan. Ia lalu mencatat dan memilah paket-paket itu, mulai dari alamat yang terdekat hingga terjauh.

Butuh waktu satu jam mendata paket-paket itu. Setelah selesai, ia lantas mengemaskan dan memasukkannya kembali ke dalam mobil. Ari  pun siap mengantar ke konsumen.

“Sebelum paketan ini diantar ke rumah konsumen, terlebih dulu barang antaran saya sortir satu-satu. Jika barang-barang ini tidak didata, akan menyulitkan saya sendiri,” ucap Ari kepada Pontianak Post pertengahan Desember lalu.

Baginya, ritual seperti itu sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Dengan mendata paket sebelum turun ke lapangan, ia jadi lebih mudah ketika mencari alamat konsumen di sepanjang perjalanan.

Paket-paket yang akan diantarnya hari itu tidak terlalu banyak. Total hanya sekitar 60 paket. Biasanya, lanjut Ari, jumlah yang diantar bisa sampai 120-an paket per hari dengan berat masing-masing sekitar 2,5 kilogram ke atas. Jenisnya bermacam-macam, mulai dari perlengkapan rumah tangga sampai peralatan otomotif. “Kalau segini (60 paket) diperkirakan jam tiga sore pengantaran bisa selesai,” ungkapnya.

Baca Juga :  Kubu Raya Penyumbang Qori-Qoriah Berkualitas

Ari merupakan kurir dengan wilayah tugas di Kabupaten Kubu Raya. Rute pengantarannya dari Jalan Ahmad Yani II, Adisucipto, Kuala II, Alas Kusuma hingga Rasau Jaya.

Bekerja sebagai kurir pengantaran barang telah dilakoni Ari sejak 2017 silam. Sebelumnya ia adalah kurir dokumen. Di awal-awal, ia merasa cukup berat karena harus beradaptasi. Ketelitian dan konsentrasi menjadi panduan yang selalu dipegangnya ketika menjalankan pekerjaan ini.

“Awal bekerja sebagai kurir, bisa hingga malam. Itu karena saya belum hapal daerah yang menjadi tanggung jawab. Menghapal wilayah menurut saya yang paling sulit. Namun karena sekarang telah terbiasa, tugas yang saya lakoni ini kini jauh lebih ringan,”ujarnya.

Pengantaran paket dengan berat di atas 2,5 kg ini menggunakan kendaraan roda empat. Ada kesulitan tersendiri yang dihadapi di lapangan. Tak jarang ia mesti bolak balik ke satu kompleks atau gang-gang kecil guna mencari satu alamat.

Untuk gang-gang yang tak bisa dimasuki kendaraan roda empat, ia mesti turun mengangkat paketan konsumen tersebut hingga ke depan pintu rumah. Tantangan lain yang biasa dihadapi misalnya jalan rusak, alamat tidak jelas, rumah tak berpenghuni, atau telepon konsumen yang tidak aktif. Dikejar anjing saat mengantar paket pun pernah ia alami.

Lantaran sudah terbiasa, kini Ari tak lagi merasa kesulitan menjalani pekerjaannya. Jika dihitung-hitung, mungkin terdapat ribuan bahkan puluhan ribu gang di area tugasnya. Sekarang, ketika melihat satu alamat tujuan pengantaran, ia langsung dapat menggambarkan lokasi serta rute perjalanan yang akan ditempuh. Terasa gampang karena semua alamat telah terekam di memori otaknya.

Baca Juga :  Sujiwo: Jangan Percaya Oknum

Di saat pandemi Covid-19 seperti ini, diakuinya jumlah antaran paket mengalami peningkatan. Rerata bisa di atas seratusan paket per hari. Mungkin, kata dia, ini ada hubungannya dengan anjuran pemerintah untuk berdiam di rumah sehingga pembelian barang via online meningkat.

Di tengah pandemi Covid-19, Ari juga ekstra hati-hati saat bekerja. Protokol kesehatan (prokes) selalu diikutinya. Menurut dia, mobilitas sebagai kurir pengantar barang begitu tinggi sehingga rentan terpapar virus Covid-19. Untuk menghindarinya, pemakaian masker menjadi kunci. Selain itu, penggunaan hand sanitizer dan pembatasan jarak menjadi senjatanya ketika bertugas di lapangan.

Ia juga kerap menjadi agen sosialisasi pencegahan Covid-19. Di tengah bertugas, ia seringkali menyampaikan pentingnya prokes kepada konsumen. Penggunaan masker dan hand sanitizer selalu ia gaungkan. Sebelum sampai ke rumah konsumen, barang-barang antaran juga disemprot dengan disinfektan agar steril dari virus atau kuman.

Semua itu dilakukan demi kenyamanan dan kebahagiaan konsumen. “Ini kan demi keamanan bersama. Kita yang bertugas sehat, konsumen yang menunggu paket pun bahagia,” ujarnya.

Sales Marketing PT JNE Pontianak, Dery mengakui, sejak pandemi Covid-19, jumlah paket yang  masuk memang meningkat. Dari 2019 sampai 2020, peningkatannya sekitar tujuh persen. Kata Dery, pembelian barang via online shop meningkat kemungkinan karena aturan pemerintah soal WFH (Work From Home).(*)

Melihat Upaya Kurir JNE Membahagiakan Konsumen di Masa Pandemi

Di tengah pandemi Covid-19, pembelian barang melalui jalur online mengalami peningkatan. Tugas kurir sebagai ujung tombak pengantar paket pun jadi bertambah. Bagi mereka, menjaga diri dengan protokol kesehatan sembari tetap melayani konsumen secara maksimal menjadi dua sisi mata uang yang tak terpisahkan.

Mirza Ahmad Muin, Kubu Raya  

GUDANG milik PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) di ujung Jalan Extra Joss, Kabupaten Kubu Raya, pada pukul setengah enam pagi sudah ramai dengan aktivitas bongkar muat. Para kurir bermasker sibuk menyusun barang-barang yang akan diantar ke rumah konsumen.

Salah satu yang tampak sibuk adalah Ari. Petugas kurir PT JNE Express dengan pengantaran paket menggunakan mobil box itu tengah mengemaskan bermacam paket antarannya. Satu per satu paket yang di dalam mobil dikeluarkan. Ia lalu mencatat dan memilah paket-paket itu, mulai dari alamat yang terdekat hingga terjauh.

Butuh waktu satu jam mendata paket-paket itu. Setelah selesai, ia lantas mengemaskan dan memasukkannya kembali ke dalam mobil. Ari  pun siap mengantar ke konsumen.

“Sebelum paketan ini diantar ke rumah konsumen, terlebih dulu barang antaran saya sortir satu-satu. Jika barang-barang ini tidak didata, akan menyulitkan saya sendiri,” ucap Ari kepada Pontianak Post pertengahan Desember lalu.

Baginya, ritual seperti itu sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Dengan mendata paket sebelum turun ke lapangan, ia jadi lebih mudah ketika mencari alamat konsumen di sepanjang perjalanan.

Paket-paket yang akan diantarnya hari itu tidak terlalu banyak. Total hanya sekitar 60 paket. Biasanya, lanjut Ari, jumlah yang diantar bisa sampai 120-an paket per hari dengan berat masing-masing sekitar 2,5 kilogram ke atas. Jenisnya bermacam-macam, mulai dari perlengkapan rumah tangga sampai peralatan otomotif. “Kalau segini (60 paket) diperkirakan jam tiga sore pengantaran bisa selesai,” ungkapnya.

Baca Juga :  Beri Pendampingan Pembinaan Bola Voli di Kecamatan Teluk Pakedai

Ari merupakan kurir dengan wilayah tugas di Kabupaten Kubu Raya. Rute pengantarannya dari Jalan Ahmad Yani II, Adisucipto, Kuala II, Alas Kusuma hingga Rasau Jaya.

Bekerja sebagai kurir pengantaran barang telah dilakoni Ari sejak 2017 silam. Sebelumnya ia adalah kurir dokumen. Di awal-awal, ia merasa cukup berat karena harus beradaptasi. Ketelitian dan konsentrasi menjadi panduan yang selalu dipegangnya ketika menjalankan pekerjaan ini.

“Awal bekerja sebagai kurir, bisa hingga malam. Itu karena saya belum hapal daerah yang menjadi tanggung jawab. Menghapal wilayah menurut saya yang paling sulit. Namun karena sekarang telah terbiasa, tugas yang saya lakoni ini kini jauh lebih ringan,”ujarnya.

Pengantaran paket dengan berat di atas 2,5 kg ini menggunakan kendaraan roda empat. Ada kesulitan tersendiri yang dihadapi di lapangan. Tak jarang ia mesti bolak balik ke satu kompleks atau gang-gang kecil guna mencari satu alamat.

Untuk gang-gang yang tak bisa dimasuki kendaraan roda empat, ia mesti turun mengangkat paketan konsumen tersebut hingga ke depan pintu rumah. Tantangan lain yang biasa dihadapi misalnya jalan rusak, alamat tidak jelas, rumah tak berpenghuni, atau telepon konsumen yang tidak aktif. Dikejar anjing saat mengantar paket pun pernah ia alami.

Lantaran sudah terbiasa, kini Ari tak lagi merasa kesulitan menjalani pekerjaannya. Jika dihitung-hitung, mungkin terdapat ribuan bahkan puluhan ribu gang di area tugasnya. Sekarang, ketika melihat satu alamat tujuan pengantaran, ia langsung dapat menggambarkan lokasi serta rute perjalanan yang akan ditempuh. Terasa gampang karena semua alamat telah terekam di memori otaknya.

Baca Juga :  Disnakertans KKR gelar Pelatihan Las Listrik, Solusi Masih Tingginya Angka Pengangguran

Di saat pandemi Covid-19 seperti ini, diakuinya jumlah antaran paket mengalami peningkatan. Rerata bisa di atas seratusan paket per hari. Mungkin, kata dia, ini ada hubungannya dengan anjuran pemerintah untuk berdiam di rumah sehingga pembelian barang via online meningkat.

Di tengah pandemi Covid-19, Ari juga ekstra hati-hati saat bekerja. Protokol kesehatan (prokes) selalu diikutinya. Menurut dia, mobilitas sebagai kurir pengantar barang begitu tinggi sehingga rentan terpapar virus Covid-19. Untuk menghindarinya, pemakaian masker menjadi kunci. Selain itu, penggunaan hand sanitizer dan pembatasan jarak menjadi senjatanya ketika bertugas di lapangan.

Ia juga kerap menjadi agen sosialisasi pencegahan Covid-19. Di tengah bertugas, ia seringkali menyampaikan pentingnya prokes kepada konsumen. Penggunaan masker dan hand sanitizer selalu ia gaungkan. Sebelum sampai ke rumah konsumen, barang-barang antaran juga disemprot dengan disinfektan agar steril dari virus atau kuman.

Semua itu dilakukan demi kenyamanan dan kebahagiaan konsumen. “Ini kan demi keamanan bersama. Kita yang bertugas sehat, konsumen yang menunggu paket pun bahagia,” ujarnya.

Sales Marketing PT JNE Pontianak, Dery mengakui, sejak pandemi Covid-19, jumlah paket yang  masuk memang meningkat. Dari 2019 sampai 2020, peningkatannya sekitar tujuh persen. Kata Dery, pembelian barang via online shop meningkat kemungkinan karena aturan pemerintah soal WFH (Work From Home).(*)

Most Read

Artikel Terbaru