SUNGAI RAYA – Wakil Bupati (Wabup) Kubu Raya Sujiwo menegaskan penanganan masalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan TNI/Polri, tapi juga seluruh elemen masyarakat. Penegasan tersebut disampaikan Wabup saat menghadiri Apel Kesiapan Operasi Bina Karuna Kapuas dalam rangka penanggulangan dan penegakan hukum terhadap Karhutla di halaman Mapolres Kubu Raya, Rabu (25/8).
“Karhutla ini bukan semata-mata tanggung jawab TNI, Polri, dan pemerintah, namun tanggung jawab kita bersama. Makanya, sampai ada dibentuk Masyarakat Peduli Api (MPA) dan lain sebagainya. Peran aktif masyarakat sangat penting dalam menaati aturan membuka lahan, menjaga lahan, dan sebagainya,” ucap Sujiwo.
Sujiwo mengutarakan kewaspadaan pemerintah dan TNI/Polri akan karhutla tidak lantas mengendur, kendati beberapa waktu belakangan terjadi hujan deras di wilayah Kabupaten Kubu Raya. Ia berujar, meski belum ada tanda-tanda karhutla akan muncul, langkah-langkah antisipasi terus menerus dilakukan. Dimisalkan dia, seperti menggencarkan sosialisasi cara membuka lahan tanpa membakar kepada petani, menambah jumlah armada pemadam, menyiagakan personel dan relawan damkar, hingga membuat sekat kanal.
“Sekarang sudah anomali iklim, unpredictable. Iklim tidak bisa dibaca. Dulu biasanya bulan September hingga Desember itu musim hujan. Sekarang tidak karena kadang di bulan-bulan itu terjadi kemarau. Maka dari itu, kita tidak boleh lengah. Upaya-upaya antisipasi mesti disiapkan sejak dini,” ucapnya.
Sujiwo juga menambahkan bahwa berdasarkan pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya, upaya penanganan karhutla di Kubu Raya kerap terkendala oleh sarana yang belum memadai dan jumlah petugas yang terbatas. Pemerintah Kubu Raya melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) disebut Sujiwo, memang cukup terbantu dengan adanya mobil komodo yang mampu melakukan pemadaman di lahan gambut. Namun demikian, jumlahnya, diakui diai, masih sangat terbatas dan tidak sebanding dengan luas lahan gambut di Kubu Raya yang rawan terbakar.
“Pemkab sudah menyiapkan armada walaupun belum maksimal, terutama armada yang mendukung bagaimana melakukan pencehahan karhutla di area yang sulit dilalui kendaraan damkar. Sekarang memang belum maksimal, tetapi dalam kondisi yang tidak terlalu besar, peralatan yang ada sudah memadai. Peralatan dan perlengkapan itu tentu akan kita lengkapi secara berkala,” pungkasnya.
Kapolres Kubu Raya, AKBP Jerrol H.Y. Kumontoy menambahkan bahwa dalam upaya mencegah kembali terjadinya karhutla, pihaknya lebih mengedepankan pendekatan secara persuasif ke masyarakat, untuk sama-sama berupaya mencegah dan menghindarinya. “Sama seperti tahun-tahun sebelumnya kami selalu melakukan sosialisasi melalui babinkamtibmas yang ada disetiap Polsek untuk mengingatkan sekaligus kembali mengedukasi masyarakat jika masih ada yang membuka lahan dengan cara membakar maka dampaknya sangat tidak baik atau merugikan banyak pihak,” jelasnya.
Diingatkan Jerrol bahwa sekitar 70 persen lahan di Kubu Raya ini merupakan lahan gambut, sehingga sangat rentan mengalami kebakaran, terlebih saat masuk musim kemarau. “Jadi kalau ada oknum yang membakar lahan apalagi di lahan gambut, maka akan membuat lahan yang terbakar bisa menjadi lebih luas. Makanya edukasi dan sosialisasi terus kami lakukan. Begitu juga patroli juga akan rutin kami lakukan di lapangan,” ungkapnya. (ash)