28.9 C
Pontianak
Tuesday, March 21, 2023

Pagelaran Wayang Kulit Syukuran dan Ruwatan, Sarana Pemersatu Suku di Kalbar

MANDOR – Selang waktu lima tahun, dalang kondang Kalbar Ki Agus Krisbiantoro telah dua kali tampil dalam pagelaran wayang kulit di Makam Juang Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.

Pagelaran pertama pada tahun 2017 sementara pagelaran kedua dilaksanakan Sabtu (5/2) 2022 lalu. Penampilan Ki Agus pada pagelaran kedua itu digandeng PT Bayu Karsa Utama (BKU) dalam rangka syukuran ulang tahun perusahaan sekaligus ruwatan Makam Juang Mandor.

Dalam kesempatan itu Ki Agus mengusung lakon “Sesaji Rajasoya” diiringi Karawitan Sanggar Seni Hamiluhung dan Sanggar Seni Siswa Karya Budaya.

PT Bayu Karsa Utama (BKU) yang dipimpin Direktur Utama Bapak Singgih Yunantoro ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi jalan. Pemilihan tempat di Mandor bukan tanpa alasan, karena dalam proses perjalanan karirnya PT BKU mendapatkan proyek pertamanya di Mandor. Sehingga pagelaran ini diadakan sebagai bentuk rasa syukur serta sebagai hiburan bagi masyarakat Mandor dan sekitarnya.

Pagelaran wayang ini dihadiri tokoh-tokoh penting, seperti Bupati Kabupaten Landak, Ibu Karolin Margret Natasa, Kepala Desa Mandor, Bapak Lilik Prasetya, Bapak Singgih Yunantoro (Dirut PT BKU), Bapak Suratno, Bapak Eka Jaka Riswantara, dan Ketua Sanggar Seni Hamiluhung Bapak Bambang Purwanto.

Bupati Kabupaten Landak, Karolin Margret Natasa dalam sambutannya berpesan agar acara terlaksana dengan lancar dan nyaman, masyarakat diimbau untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan menjaga jarak. Durasi pagelaran wayang juga dipersingkat, pukul 00.30 WIB pagelaran sudah usai.

Baca Juga :  Pemudik Diminta Putar Balik

“Pagelaran Wayang Kulit di Makam Juang Mandor kali ini menjadi bentuk pelestarian budaya sekaligus media pemersatu etnis, suku dan agama di Kabupaten Mandor, Kalbar,” ujar Karolin mengapresiasi pagelaran wayang ini.

Untuk panitia pelaksana pagelaran ini terdiri dari masyarakat Mandor dan beberapa warga Wonodadi dan Wiyaga dari Sanggar Seni Hamilung dari beragam suku. Semuanya bersama-sama saling bahu-membahu mulai dari persiapan hingga acara terlaksana sukses dan berjalan lancar.

Melalui kepanitiaan ini pula, kesatuan dan kerukunan antar suku terjalin dengan baik dan ini sangat diapresiasi banyak orang. Hal ini tak luput dari ide dan kerja keras Ki Agus Krisbiantoro, dalang pertama penyelenggara pagelaran wayang kulit di Makam Juang Mandor.

“Sebelum pagelaran wayang berlangsung, Forum Pemuda Dayak Landak (FPDL) juga melakukan kunjungan ke lokasi acara dan bersilaturahmi dengan para pengisi acara dan panitia acara. Ini bentuk nyata terjalinnya kerukunan antar suku dan agama,” ujar Ketua Panitia Efendi.

Dalam pagelaran kali ini juga lanjut Efendi, panitia menggaet wiyaga-wiyaga muda dari Sanggar Seni Hamiluhung dan Sanggar Seni Siswa Karya Budaya di bawah asuhan Dalang Ki Agus Krisbiantoro. Wiyaga muda ini memiliki rentang usia dari 16 hingga 30 tahun, terdiri dari wiyaga laki-laki dan perempuan.

Baca Juga :  Ingatkan Kades Jangan Ada Kegiatan Fiktif

Bukan hanya itu saja, ada beberapa sinden dan penyanyi belia dan percaya diri ikut tampil bersama ibu-ibu sinden lainnya. Keterlibatan generasi muda dalam kesenian Karawitan dan Wayang kulit menjadi hal jarang ditemukan di Kalbar. Bahkan mungkin ini menjadi satu-satunya yang masih bergerak aktif dan semangat dalam usaha untuk melestarikan budaya Jawa.

“Masyarakat Mandor sangat antusias dengan pagelaran wayang ini. Sore hari sebelum acara pagelaran wayang dimulai, masyarakat dihibur dengan adanya pertunjukkan seni kuda lumping oleh Sanggar Turonggo Setyo Budoyo,” tukas Efendi dengan raut bahagia.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pembacaan doa sekaligus makan bersama dengan para wiyaga dan tokoh-tokoh masyarakat Mandor. Acara pagelaran wayang dimulai tepat pukul 19.30 WIB, dibuka dengan penampilan dari Sanggar Seni Hamiluhung membawakan lagu Mars Hamiluhung.

Pagelaran wayang ditutup dengan sesi ruwatan dipimpin Dalang Ki Agus Krisbiantoro. Acara berlangsung lancar sesuai anjuran Bupati Landak, tepat pukul 00.30 WIB acara selesai. (vie/ser)

MANDOR – Selang waktu lima tahun, dalang kondang Kalbar Ki Agus Krisbiantoro telah dua kali tampil dalam pagelaran wayang kulit di Makam Juang Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.

Pagelaran pertama pada tahun 2017 sementara pagelaran kedua dilaksanakan Sabtu (5/2) 2022 lalu. Penampilan Ki Agus pada pagelaran kedua itu digandeng PT Bayu Karsa Utama (BKU) dalam rangka syukuran ulang tahun perusahaan sekaligus ruwatan Makam Juang Mandor.

Dalam kesempatan itu Ki Agus mengusung lakon “Sesaji Rajasoya” diiringi Karawitan Sanggar Seni Hamiluhung dan Sanggar Seni Siswa Karya Budaya.

PT Bayu Karsa Utama (BKU) yang dipimpin Direktur Utama Bapak Singgih Yunantoro ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi jalan. Pemilihan tempat di Mandor bukan tanpa alasan, karena dalam proses perjalanan karirnya PT BKU mendapatkan proyek pertamanya di Mandor. Sehingga pagelaran ini diadakan sebagai bentuk rasa syukur serta sebagai hiburan bagi masyarakat Mandor dan sekitarnya.

Pagelaran wayang ini dihadiri tokoh-tokoh penting, seperti Bupati Kabupaten Landak, Ibu Karolin Margret Natasa, Kepala Desa Mandor, Bapak Lilik Prasetya, Bapak Singgih Yunantoro (Dirut PT BKU), Bapak Suratno, Bapak Eka Jaka Riswantara, dan Ketua Sanggar Seni Hamiluhung Bapak Bambang Purwanto.

Bupati Kabupaten Landak, Karolin Margret Natasa dalam sambutannya berpesan agar acara terlaksana dengan lancar dan nyaman, masyarakat diimbau untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan menjaga jarak. Durasi pagelaran wayang juga dipersingkat, pukul 00.30 WIB pagelaran sudah usai.

Baca Juga :  9.000 Warga Landak Terima Sertifikat Tanah

“Pagelaran Wayang Kulit di Makam Juang Mandor kali ini menjadi bentuk pelestarian budaya sekaligus media pemersatu etnis, suku dan agama di Kabupaten Mandor, Kalbar,” ujar Karolin mengapresiasi pagelaran wayang ini.

Untuk panitia pelaksana pagelaran ini terdiri dari masyarakat Mandor dan beberapa warga Wonodadi dan Wiyaga dari Sanggar Seni Hamilung dari beragam suku. Semuanya bersama-sama saling bahu-membahu mulai dari persiapan hingga acara terlaksana sukses dan berjalan lancar.

Melalui kepanitiaan ini pula, kesatuan dan kerukunan antar suku terjalin dengan baik dan ini sangat diapresiasi banyak orang. Hal ini tak luput dari ide dan kerja keras Ki Agus Krisbiantoro, dalang pertama penyelenggara pagelaran wayang kulit di Makam Juang Mandor.

“Sebelum pagelaran wayang berlangsung, Forum Pemuda Dayak Landak (FPDL) juga melakukan kunjungan ke lokasi acara dan bersilaturahmi dengan para pengisi acara dan panitia acara. Ini bentuk nyata terjalinnya kerukunan antar suku dan agama,” ujar Ketua Panitia Efendi.

Dalam pagelaran kali ini juga lanjut Efendi, panitia menggaet wiyaga-wiyaga muda dari Sanggar Seni Hamiluhung dan Sanggar Seni Siswa Karya Budaya di bawah asuhan Dalang Ki Agus Krisbiantoro. Wiyaga muda ini memiliki rentang usia dari 16 hingga 30 tahun, terdiri dari wiyaga laki-laki dan perempuan.

Baca Juga :  Pemudik Diminta Putar Balik

Bukan hanya itu saja, ada beberapa sinden dan penyanyi belia dan percaya diri ikut tampil bersama ibu-ibu sinden lainnya. Keterlibatan generasi muda dalam kesenian Karawitan dan Wayang kulit menjadi hal jarang ditemukan di Kalbar. Bahkan mungkin ini menjadi satu-satunya yang masih bergerak aktif dan semangat dalam usaha untuk melestarikan budaya Jawa.

“Masyarakat Mandor sangat antusias dengan pagelaran wayang ini. Sore hari sebelum acara pagelaran wayang dimulai, masyarakat dihibur dengan adanya pertunjukkan seni kuda lumping oleh Sanggar Turonggo Setyo Budoyo,” tukas Efendi dengan raut bahagia.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pembacaan doa sekaligus makan bersama dengan para wiyaga dan tokoh-tokoh masyarakat Mandor. Acara pagelaran wayang dimulai tepat pukul 19.30 WIB, dibuka dengan penampilan dari Sanggar Seni Hamiluhung membawakan lagu Mars Hamiluhung.

Pagelaran wayang ditutup dengan sesi ruwatan dipimpin Dalang Ki Agus Krisbiantoro. Acara berlangsung lancar sesuai anjuran Bupati Landak, tepat pukul 00.30 WIB acara selesai. (vie/ser)

Most Read

Artikel Terbaru