NGABANG – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Landak Subanri menyebut saat ini pemerintah saat ini menggunakan metode tracing atau pelacakan kasus menggunakan swab antigen. Hal tersebut menurutnya lebih efektif untuk menentukan tingkat penularan, terutama di daerah.
“Saat ini (penentuan zonasi) sudah pakai antigen. Indikator zonasi tidak menggunakan PCR. (hasil) PCR terlalu lama karena harus menunggu antrean,” katanya di Ngabang, beberapa waktu lalu.
Petugas Posko Satgas Covid-19 di tingkat desa atau Puskesmas juga terus melakukan tracing secara berkala maupun kepada para kontak erat pasien. “Kita harapkan dengan begitu kita dapat menekan penularan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, penyebaran Covid-19 di Kabupaten Landak cukup terkendali dalam beberapa pekan terakhir. Untuk itu, Subanri menekankan pentingnya masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat. Hal tersebut, dimaksud dia, juga untuk menghindari Covid-19 varian Delta yang penyebarannya diketahui lebih cepat.
“Penyebaran varian delta hampir merata di Provinsi Kalimantan Barat. Tak terkecuali di Kabupaten Landak,” ungkap Subanri.
Berkaitan dengan bahanya varian delta ini, Subanri meminta kepada seluruh masyarakat untuk lebih memperketat dalam menerapkan protokol kesehatan. Terutama dalam menerapkan 5M, di antaranya menggunakan masker setiap saat, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan menahan diri untuk tidak berpergian ke luar daerah.
Varian delta sangat dikhawatirkan dia karena penyebarannya lebih cepat. Diingatkan dia, akan sangat fatal apabila menyerang masyarakat yang memiliki penyakit penyerta.
“Protokol kesehatan harus selalu diperhatikan, kapanpun dan pada saat kondisi apapun,” terangnya. (mif)