Antisipasi Kepulangan Ratusan Santri dari Pulau Jawa
MEMPAWAH – Pemerintah Kabupaten Mempawah tak main-main dalam mengamankan wilayahnya dari ancaman penularan virus Covid-19. Salah satu opsi kebijakan yang akan dilakukan yakni isolasi khusus dan karantina terhadap warga pulang dari zona merah Covid-19. Termasuk ratusan santri dari Pulau Jawa yang dalam waktu dekat ini akan pulang kampung.
“Terkait rencana kepulangan ratusan santri dari Pulau Jawa, kami akan mencari soluasi terbaik. Sebab, kami harus memastikan lingkungan masyarakat Kabupaten Mempawah tetap steril dari infeksi Covid-19,” tegas Wakil Bupati, H Muhammad Pagi usai memimpin rapat koordinasi persiapan kepulangan ratusan santri di Kabupaten Mempawah, Minggu (5/4) di Kantor Bupati Mempawah.
Dari hasil rapat koordinasi itu, ungkap Wabup, sebagian besar pihak keluarga santri minta agar para santri yang pulang dari Pulau Jawa agar menjalani isolasi atau karantina mandiri dirumah masing-masing.
“Kalau memang harus karantina mandiri, maka ada syarat dan ketentuan yang harus dipatuhi. Misalnya menyangkut komitmen dan pengawasan yang ketat agar santri yang diisolasi mandiri tidak berkeliaran diluar rumah. Orang tua harus bisa memastikan anak-anaknya mematuhi aturan ini,” ucapnya.
Jika kebijakan karantina khusus dilakukan, tambah Wabup, maka Pemerintah Kabupaten Mempawah telah mempersiapkan berbagai fasilitas dan lokasi yang tepat. Sebab, pemerintah daerah akan memberikan pelayanan maksimal kepada seluruh warga yang menjalani proses karantina.
“Sudah ada beberapa opsi lokasi yang bisa digunakan untuk karantina khusus. Seperti Gedung PGRI Mempawah, Wisma Chandramidi atau di instalasi militer,” paparnya.
Meski demikian, Wabup memastikan pihaknya tidak akan buru-buru dalam membuat kebijakan. Namun, pihaknya juga harus mempersiapkan berbagai opsi untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan dilapangan.
“Nanti akan kita lihat dulu kondisi santri yang tiba di Kabupaten Mempawah. Jika tidak menunjukan gejala sakit maka tidak ada persoalan. Intinya, kita mendeteksi setiap warga yang datang dan memastikan dirinya tidak terinfeksi Covid-19,” tuturnya.
Berkaitan dengan rakoor, Wabup mengatakan, pihaknya meminta masukan dan saran dari berbagai elemen seperti Pimpinan Pesantren, Kemenag, Koordinator Santri dan pihak terkait lainnya. Agar mendapatkan solusi terbaik dalam mengantisipasi kepulangan para santri dari Pulau Jawa.
“Kita harus bermusyawarah menyikapi kepulangan santri dari Pulau Jawa. Karena, saat ini pesantren telah meliburkan santrinya,” kata Wabup.
Maka, Wabup menyebut, pelru ditentukan langkah yang tepat dan efektif agar para santri yang pulang ke Kabupaten Mempawah harus dipastikan dalam kondisi sehat dan tidak terinfeksi Covid-19.
“Kami sudah minta agar Kemenag dan Forum Pesantren menyampaikan jumlah santri yang belajar ke Pulau Jawa, kemudian harus diketahui siapa koordinator dan kapan jadwal pulang ke Mempawah. Sehingga, kita bisa melakukan pengawasan maksimal terhadap kepulangan santri tersebut,” ujarnya.
Lebih jauh, Wabup berharap seluruh Ponpes dan orang tua santri dapat memaklumi kebijakan pemerintah daerah. Jika memang Pemerintah Kabupaten Mempawah nantinya akan melaksanakan kebijakan karantina selama 14 hari untuk seluruh santri yang pulang dari Pulau Jawa.
“Jika keputusannya nanti dilakukan karantina khusus, kami minta agar kebijakan ini di patuhi dan dipahami. Semua ini kita lakukan demi kebaikan bersama seluruh masyarakat. Karena, jika sistem isolasi mandiri di rumah kadang tidak dipatuhi oleh masyarakat bersangkutan,” pungkasnya. (wah)