25 C
Pontianak
Sunday, June 4, 2023

Ada 8 Hotspot di Mempawah

MEMPAWAH– Cuaca panas di wilayah Kabupaten Mempawah menyebabkan munculnya titik api. Dari pengamatan Lapan hingga Kamis (12/3) pagi, terdeteksi delapan hotspot di sejumlah kecamatan di Bumi Galaherang. Karena itu, BPBD dituntut meningkatkan pengawasan untuk mengantisipasi bertambahnya kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

“Berdasarkan data Lapan yang kami peroleh, ada delapan hotspot di Kabupaten Mempawah. Sebarannya di Kecamatan Mempawah Timur, Anjongan, Sungai Kunyit dan Sadaniang,” ungkap Kepala Bidang Penanggulangan Bencana, BPBD Kabupaten Mempawah, Didik Sudarmanto kepada Pontianak Post.

Didik menerangkan, dari delapan hotspot tersebut hanya dua yang mendapatkan tanda kuning dengan tingkat kepercayaan 68% dan 78%. Kedua titik api dengan tingkat kepercayaan tinggi itu berada di wilayah Kecamatan Mempawah Timur.

“Sedangkan enam hotspot lain yang terpantau Lapan hanya mendapatkan tanda hijau dengan tingkat kepercayaan antara 7-8% saja,” paparnya.

Baca Juga :  Bupati Ajak Warga Bangun Daerah

Terkait penanganan karhutla, Didik memastikan pihaknya bekerja optimal dengan melibatkan berbagai pihak. Mulai dari TNI/Polri, Mangga Agni, Kecamatan, Desa, Damkar hingga seluruh elemen masyarakat.

“Saat ini, kami melakukan patroli gabungan bersama Polsek dan Koramil di wilayah yang rawan karhutla. Seperti di Jalan Moton Asam, Anjongan, Desa Pasir, Desa Galang dan beberapa lokasi lainnya,” ungkap Didik.

Lebih jauh, Didik mengatakan, penanganan karhutla harus dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan semua pihak. Sebab, BPBD tidak mungkin bisa bekerja sendirian mengatasi hotspot di masyarakat. Mengingat keterbatasan personil hingga peralatan yang kurang memadai.

“Misalnya karhutla pada Senin (9/3) di Desa Bukit Batu. Mobil damkar BPBD tidak bisa menjangkau lokasi, karena badan jalan yang kecil. Sehingga, kami dibantu kawan-kawan dari Polsek dan Koramil serta Manggala Agni untuk memadamkan lokasi yang terbakar,” ujarnya.

Baca Juga :  Ibu Rumah Tangga di Sui Pinyuh Bawa Sabu

Ditanya luas lahan yang terbakar, Didik belum dapat memastikannya. Namun, diperkirakan luas lahan yang terbakar belum begitu luas. Sebab, ditiap titik api langsung bisa dipadamkan oleh petugas dilapangan.

“Mudah-mudahan tidak terjadi karhutla dengan skala besar. Makanya, petugas yang melakukan patroli dibekali dengan peralatan. Sehingga, ketika menemukan ada titik api langsung dipadamkan agar tidak meluas,” katanya.

Didik pun menghimbau masyarakat agar membantu petugas melakukan kontrol dan pengawasan terhadap lingkungannya. Termasuk pula mengantisipasi adanya praktek pembukaan lahan dengan cara dibakar dan oknum tidak bertanggungjawab yang membuang puntung rokok di lahan gambut serta tindakan lainnya.

“Kami mengharapkan adanya kerjasama dan dukungan masyarakat untuk menjaga dan mengawasi lingkungan dari karhutla. Jika menemukan titik api, segera laporkan kepada petugas setempat, termasuk kepada perangkat desa. Agar api bisa segera dikendalikan,” tukasnya.(wah)

 

MEMPAWAH– Cuaca panas di wilayah Kabupaten Mempawah menyebabkan munculnya titik api. Dari pengamatan Lapan hingga Kamis (12/3) pagi, terdeteksi delapan hotspot di sejumlah kecamatan di Bumi Galaherang. Karena itu, BPBD dituntut meningkatkan pengawasan untuk mengantisipasi bertambahnya kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

“Berdasarkan data Lapan yang kami peroleh, ada delapan hotspot di Kabupaten Mempawah. Sebarannya di Kecamatan Mempawah Timur, Anjongan, Sungai Kunyit dan Sadaniang,” ungkap Kepala Bidang Penanggulangan Bencana, BPBD Kabupaten Mempawah, Didik Sudarmanto kepada Pontianak Post.

Didik menerangkan, dari delapan hotspot tersebut hanya dua yang mendapatkan tanda kuning dengan tingkat kepercayaan 68% dan 78%. Kedua titik api dengan tingkat kepercayaan tinggi itu berada di wilayah Kecamatan Mempawah Timur.

“Sedangkan enam hotspot lain yang terpantau Lapan hanya mendapatkan tanda hijau dengan tingkat kepercayaan antara 7-8% saja,” paparnya.

Baca Juga :  Pelajar Gelar Konvoi Kelulusan di Malam Hari

Terkait penanganan karhutla, Didik memastikan pihaknya bekerja optimal dengan melibatkan berbagai pihak. Mulai dari TNI/Polri, Mangga Agni, Kecamatan, Desa, Damkar hingga seluruh elemen masyarakat.

“Saat ini, kami melakukan patroli gabungan bersama Polsek dan Koramil di wilayah yang rawan karhutla. Seperti di Jalan Moton Asam, Anjongan, Desa Pasir, Desa Galang dan beberapa lokasi lainnya,” ungkap Didik.

Lebih jauh, Didik mengatakan, penanganan karhutla harus dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan semua pihak. Sebab, BPBD tidak mungkin bisa bekerja sendirian mengatasi hotspot di masyarakat. Mengingat keterbatasan personil hingga peralatan yang kurang memadai.

“Misalnya karhutla pada Senin (9/3) di Desa Bukit Batu. Mobil damkar BPBD tidak bisa menjangkau lokasi, karena badan jalan yang kecil. Sehingga, kami dibantu kawan-kawan dari Polsek dan Koramil serta Manggala Agni untuk memadamkan lokasi yang terbakar,” ujarnya.

Baca Juga :  Mobil Nyungsep ke Parit, Diduga Ban Pecah

Ditanya luas lahan yang terbakar, Didik belum dapat memastikannya. Namun, diperkirakan luas lahan yang terbakar belum begitu luas. Sebab, ditiap titik api langsung bisa dipadamkan oleh petugas dilapangan.

“Mudah-mudahan tidak terjadi karhutla dengan skala besar. Makanya, petugas yang melakukan patroli dibekali dengan peralatan. Sehingga, ketika menemukan ada titik api langsung dipadamkan agar tidak meluas,” katanya.

Didik pun menghimbau masyarakat agar membantu petugas melakukan kontrol dan pengawasan terhadap lingkungannya. Termasuk pula mengantisipasi adanya praktek pembukaan lahan dengan cara dibakar dan oknum tidak bertanggungjawab yang membuang puntung rokok di lahan gambut serta tindakan lainnya.

“Kami mengharapkan adanya kerjasama dan dukungan masyarakat untuk menjaga dan mengawasi lingkungan dari karhutla. Jika menemukan titik api, segera laporkan kepada petugas setempat, termasuk kepada perangkat desa. Agar api bisa segera dikendalikan,” tukasnya.(wah)

 

Most Read

Artikel Terbaru