25 C
Pontianak
Saturday, March 25, 2023

Produksi Komoditi Meningkat

MEMPAWAH – Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) Kabupaten Mempawah menggelar seminar bertajuk pembangunan ekonomi berbasis komoditi unggulan daerah. Seminar yang diikuti puluhan peserta itu dibuka Bupati Mempawah, Erlina, Kamis (16/3) pagi di Aula Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Mempawah.

“Berdasarkan Perbup nomor: 28/2021 tentang komoditi unggulan daerah Kabupaten Mempawah, salah satunya adalah buah nenas dan pisang,” ungkap Erlina.

Dikatakan Erlina, dalam empat tahun terakhir ini produksi buah nenas mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Yakni pada tahun 2019 sebanyak 13.057 ton, mengalami peningkatan menjadi 24.489 ton di tahun 2022.

“Begitu pun dengan komoditi pisang produksi tahun 2019 sebanyak 13.461 ton, naik menjadi 43.520 ton di tahun 2022 atau 223,3 persen,” paparnya.

Lebih menggembirakan, sambung Bupati, komoditi buah nenas dan pisang dari Kabupaten Mempawah telah memiliki pasar tersendiri. Tak hanya memenuhi kebutuhan pasar lokal, melainkan juga di ekspor ke luar negeri.

“Selain dijual ke pasar lokal, buah nenas dan pisang dari Mempawah juga dijual ke Jakarta dan Batam. Bahkan, ada juga yang di ekspor ke Malaysia,” ujarnya.

Baca Juga :  Awal Tahun 2023, Permohonan Pembuatan Paspor Meningkat

Akan tetapi, imbuh Erlina, di balik keberhasilan produksi dan pemasaran tersebut terdapat hal ironi yang perlu dicermati dan diperhatikan seluruh elemen. Yakni, penggunaan branding produk komoditi pisang Mempawah justru dimanfaatkan daerah lain.

“Misalnya, di Jakarta terkenal pisang goreng Pontianak. Padahal kenyataannya bahan baku pisang itu sebagian besar berasal dari Mempawah. Sehingga, Mempawah yang punya barang, tetapi Pontianak yang dapat namanya. Ini perlu jadi perhatian untuk membranding produk lokal Mempawah agar dikenal luas dengan nama Mempawah,” harapnya.

Erlina menyebut Pemerintah Kabupaten Mempawah mendukung dan menyambut baik seminar pembangunan ekonomi berbasis komoditi unggulan daerah yang dilaksanakan Perhiptani.

“Semoga kegiatan ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran, masukan serta rekomendasi bagi pemerintah daerah dalam membangun perekonomian berbasis komoditi unggulan daerah dimasa mendatang,” ucapnya.

Baca Juga :  Masjid Pusat Ekonomi Umat

Wakil Ketua Perhiptani Kabupaten Mempawah, Rusmiadi dalam laporannya menjelaskan kegiatan seminar yang diselenggarakannya menyesuaikan kondisi perekonomian Kabupaten Mempawah menuju percepatan ekonomi sebagai dampak keberadaan Pelabuhan Terminal Kijing di Sungai Kunyit.

“Tujuan seminar ini sebagai ajang pertukaran informasi tentang nilai ekonomi yang berbasis komoditi unggulan daerah. Dan kami berharap dapat mempersiapkan potensi lainnya dalam menuju industri kreatif di masa mendatang,” pendapatnya.

Diungkapkannya, seminar pembangunan ekonomi berbasis komoditi unggulan daerah tersebut menghadirkan tiga narasumber. Yakni, praktisi ahli yang juga dosen senior Fakultas Ekonomi di Universitas Tanjungpura Pontianak Nurul Bariah, kemudian narasumber dari Sekretariat Pemkab Mempawah dan pelaku usaha.

“Seminar diikuti peserta dari kalangan pelaku usaha pertanian, penyuluh pertanian, organisasi profesi, ASN DPKPP Kabupaten Mempawah,” imbuhnya.

“Mudah-mudahan melalui kegiatan ini dapat menyusun program pengembangan kawasan komoditas yang bermanfaat dan dapat meningkatkan pendapatan bagi masyarakat Mempawah umumnya dan petani selaku pelaku usaha khususnya,” tandasnya mengakhiri.(wah)

MEMPAWAH – Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) Kabupaten Mempawah menggelar seminar bertajuk pembangunan ekonomi berbasis komoditi unggulan daerah. Seminar yang diikuti puluhan peserta itu dibuka Bupati Mempawah, Erlina, Kamis (16/3) pagi di Aula Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Mempawah.

“Berdasarkan Perbup nomor: 28/2021 tentang komoditi unggulan daerah Kabupaten Mempawah, salah satunya adalah buah nenas dan pisang,” ungkap Erlina.

Dikatakan Erlina, dalam empat tahun terakhir ini produksi buah nenas mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Yakni pada tahun 2019 sebanyak 13.057 ton, mengalami peningkatan menjadi 24.489 ton di tahun 2022.

“Begitu pun dengan komoditi pisang produksi tahun 2019 sebanyak 13.461 ton, naik menjadi 43.520 ton di tahun 2022 atau 223,3 persen,” paparnya.

Lebih menggembirakan, sambung Bupati, komoditi buah nenas dan pisang dari Kabupaten Mempawah telah memiliki pasar tersendiri. Tak hanya memenuhi kebutuhan pasar lokal, melainkan juga di ekspor ke luar negeri.

“Selain dijual ke pasar lokal, buah nenas dan pisang dari Mempawah juga dijual ke Jakarta dan Batam. Bahkan, ada juga yang di ekspor ke Malaysia,” ujarnya.

Baca Juga :  Produksi Dodol Aneka Rasa, Libatkan Tenaga Kerja Sekitar

Akan tetapi, imbuh Erlina, di balik keberhasilan produksi dan pemasaran tersebut terdapat hal ironi yang perlu dicermati dan diperhatikan seluruh elemen. Yakni, penggunaan branding produk komoditi pisang Mempawah justru dimanfaatkan daerah lain.

“Misalnya, di Jakarta terkenal pisang goreng Pontianak. Padahal kenyataannya bahan baku pisang itu sebagian besar berasal dari Mempawah. Sehingga, Mempawah yang punya barang, tetapi Pontianak yang dapat namanya. Ini perlu jadi perhatian untuk membranding produk lokal Mempawah agar dikenal luas dengan nama Mempawah,” harapnya.

Erlina menyebut Pemerintah Kabupaten Mempawah mendukung dan menyambut baik seminar pembangunan ekonomi berbasis komoditi unggulan daerah yang dilaksanakan Perhiptani.

“Semoga kegiatan ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran, masukan serta rekomendasi bagi pemerintah daerah dalam membangun perekonomian berbasis komoditi unggulan daerah dimasa mendatang,” ucapnya.

Baca Juga :  Karhutla Diprediksi Meningkat Tahun Ini

Wakil Ketua Perhiptani Kabupaten Mempawah, Rusmiadi dalam laporannya menjelaskan kegiatan seminar yang diselenggarakannya menyesuaikan kondisi perekonomian Kabupaten Mempawah menuju percepatan ekonomi sebagai dampak keberadaan Pelabuhan Terminal Kijing di Sungai Kunyit.

“Tujuan seminar ini sebagai ajang pertukaran informasi tentang nilai ekonomi yang berbasis komoditi unggulan daerah. Dan kami berharap dapat mempersiapkan potensi lainnya dalam menuju industri kreatif di masa mendatang,” pendapatnya.

Diungkapkannya, seminar pembangunan ekonomi berbasis komoditi unggulan daerah tersebut menghadirkan tiga narasumber. Yakni, praktisi ahli yang juga dosen senior Fakultas Ekonomi di Universitas Tanjungpura Pontianak Nurul Bariah, kemudian narasumber dari Sekretariat Pemkab Mempawah dan pelaku usaha.

“Seminar diikuti peserta dari kalangan pelaku usaha pertanian, penyuluh pertanian, organisasi profesi, ASN DPKPP Kabupaten Mempawah,” imbuhnya.

“Mudah-mudahan melalui kegiatan ini dapat menyusun program pengembangan kawasan komoditas yang bermanfaat dan dapat meningkatkan pendapatan bagi masyarakat Mempawah umumnya dan petani selaku pelaku usaha khususnya,” tandasnya mengakhiri.(wah)

Most Read

Artikel Terbaru