26.7 C
Pontianak
Sunday, May 28, 2023

Kedaireka Teknologi OCD dan ITP Pesisir Mempawah

MEMPAWAH – Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Mempawah, Drs H Ismail, MM membuka kegiatan Kick Off Meeting Kedaireka Matching Fund Pelindo tahun 2023 dengan tema Penguatan Kapasitas Pusat Layanan Jasa Terpadu Restorasi Mangrove dan Rehabilitasi Pesisir Melalui Penerapan Eco Edu Wisata dan Teknologi OCD dan ITP di Kawasan Pesisir, Kabupaten Mempawah, Senin (20/3) di Restoran Galaherang Mempawah.

Kegiatan tersebut turut dihadiri Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Untan, Eka Priadi, Kadis PUPR Hamdani, Sekretaris Dishub-LH Daeng Dicky, Ketua MMC Raja Fajar Azansyah, Kades Pasir dan Kades Sengkubang serta Kelompok Masyarakat (Pokmas) Desa Sengkubang dan Desa Pasir.

“Mudah-mudahan kegiatan ini dapat memberikan dampak positif terhadap daerah dan masyarakat Kabupaten Mempawah, pihak Untan dan Pelabuhan Terminal Kijing,” harap Ismail.

Menurut Ismail, untuk mencapai tujuan diperlukan dukungan dan kerja sama seluruh stakeholder terkait. Dalam hal ini, imbuh Ismail, pihak Untan, Pelindo hingga seluruh komponen masyarakat harus saling bersinergi dan bekerjasama.

“Kita semua memiliki satu niat yang sama yakni menjadikan pesisir pantai Kabupaten Mempawah bernilai ekonomi serta bermanfaat bagi masyarakat dan membuka mata pencaharian baru untuk masyarakat,” ujarnya.

Baca Juga :  Dukung Percepatan Rumah Sakit dan Air Bersih

Ismail memandang, penerapan teknologi OCD dan ITP dalam pengelolaan mangrove di pesisir pantai di Kabupaten Mempawah sangat baik dan inspiratif. Sehingga, perlu dikawal bersama agar bisa terwujud secara maksimal.

“Kegiatan ini menjadi fokus pemerintah pusat. Bahkan, pemerintah pusat mencarikan mitra yakni Untan Pontianak sebagai tempat berkumpulnya para akademisi yang tugasnya melakukan penelitian dan pengembangan terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat,” tuturnya.

Masih dikatakan Ismail, hasil penelitian tidak akan bermakna jika tidak memberikan manfaat bagi suatu daerah dan masyarakat. Karenanya, Sekda berharap agenda kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar hingga memberikan hasil yang maksimal.

“Kita berharap tiap tahun ada progres dalam pengembangan program OCD dan ITP ini. Mulai langkah awal tahun ini, kemudian dapat terus dikembangkan secara berkelanjutan,” harapnya.

Sekda mengharapkan program OCD dan ITP dapat berhasil guna dan tepat guna dalam menjaga dan melindungi mangrove maksimal 2 tahun selama masa penanaman dilakukan. Serta meningkatkan keberhasilan penanaman mangrove yang berdampak perluasan hutan mangrove di pesisir pantai.

“Kita berharap program ini cepat selesai, fokus dan tepat sasaran, serta bisa dirasakan nikmat dan manfaatnya oleh Pemda, masyarakat dan pihak pendukung. Serta dalam jangka panjang dapat menjadi penopang pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir Kabupaten Mempawah,” tandasnya.

Baca Juga :  Erlina: BST untuk Kebutuhan Pokok

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Untan, Eka Priadi menjelaskan kegiatan tersebut merupakan salah satu agenda Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek RI yang dinamakan kedaireka.

“Ini merupakan suatu program inovasi Mas Menteri. Jadi, Perguruan Tinggi dituntut untuk berinovasi. Tujuan akhirnya, kita bisa mandiri secara teknologi sehingga tak ketergantungan dengan produk luar,” jelasnya.

Sebab, sambung Eka, jika kebutuhan teknologi dalam negeri masih dijajah maka tidak akan leluasa. Dia mencontohkan kasus penumpasan GAM di Aceh, militer Indonesia tidak mendapatkan izin untuk menggunakan pesawat tempur produksi Amerika. Sehingga menghambat kebijakan dalam negeri.

“Maka kita harus manfaatkan produk inovasi agar tidak ketergantungan dengan produk luar negeri. Produk inovasi ini harus berdampak terhadap masyarakat. Sehingga masyarakat dapat menggunakan produk dalam negeri,” tegasnya.

“Kegiatan ini merupakan program hilirisasi. Kita melibatkan mahasiswa dan masyarakat. Misalnya, pada restorasi mangrove ini menggunakan teknologi OCD dan ITP. Medianya hanya menggunakan kayu untuk menambah sedimentasi pantai,” tukasnya.(wah)

MEMPAWAH – Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Mempawah, Drs H Ismail, MM membuka kegiatan Kick Off Meeting Kedaireka Matching Fund Pelindo tahun 2023 dengan tema Penguatan Kapasitas Pusat Layanan Jasa Terpadu Restorasi Mangrove dan Rehabilitasi Pesisir Melalui Penerapan Eco Edu Wisata dan Teknologi OCD dan ITP di Kawasan Pesisir, Kabupaten Mempawah, Senin (20/3) di Restoran Galaherang Mempawah.

Kegiatan tersebut turut dihadiri Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Untan, Eka Priadi, Kadis PUPR Hamdani, Sekretaris Dishub-LH Daeng Dicky, Ketua MMC Raja Fajar Azansyah, Kades Pasir dan Kades Sengkubang serta Kelompok Masyarakat (Pokmas) Desa Sengkubang dan Desa Pasir.

“Mudah-mudahan kegiatan ini dapat memberikan dampak positif terhadap daerah dan masyarakat Kabupaten Mempawah, pihak Untan dan Pelabuhan Terminal Kijing,” harap Ismail.

Menurut Ismail, untuk mencapai tujuan diperlukan dukungan dan kerja sama seluruh stakeholder terkait. Dalam hal ini, imbuh Ismail, pihak Untan, Pelindo hingga seluruh komponen masyarakat harus saling bersinergi dan bekerjasama.

“Kita semua memiliki satu niat yang sama yakni menjadikan pesisir pantai Kabupaten Mempawah bernilai ekonomi serta bermanfaat bagi masyarakat dan membuka mata pencaharian baru untuk masyarakat,” ujarnya.

Baca Juga :  IPM Mempawah Naik Dua Peringkat

Ismail memandang, penerapan teknologi OCD dan ITP dalam pengelolaan mangrove di pesisir pantai di Kabupaten Mempawah sangat baik dan inspiratif. Sehingga, perlu dikawal bersama agar bisa terwujud secara maksimal.

“Kegiatan ini menjadi fokus pemerintah pusat. Bahkan, pemerintah pusat mencarikan mitra yakni Untan Pontianak sebagai tempat berkumpulnya para akademisi yang tugasnya melakukan penelitian dan pengembangan terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat,” tuturnya.

Masih dikatakan Ismail, hasil penelitian tidak akan bermakna jika tidak memberikan manfaat bagi suatu daerah dan masyarakat. Karenanya, Sekda berharap agenda kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar hingga memberikan hasil yang maksimal.

“Kita berharap tiap tahun ada progres dalam pengembangan program OCD dan ITP ini. Mulai langkah awal tahun ini, kemudian dapat terus dikembangkan secara berkelanjutan,” harapnya.

Sekda mengharapkan program OCD dan ITP dapat berhasil guna dan tepat guna dalam menjaga dan melindungi mangrove maksimal 2 tahun selama masa penanaman dilakukan. Serta meningkatkan keberhasilan penanaman mangrove yang berdampak perluasan hutan mangrove di pesisir pantai.

“Kita berharap program ini cepat selesai, fokus dan tepat sasaran, serta bisa dirasakan nikmat dan manfaatnya oleh Pemda, masyarakat dan pihak pendukung. Serta dalam jangka panjang dapat menjadi penopang pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir Kabupaten Mempawah,” tandasnya.

Baca Juga :  Erlina: BST untuk Kebutuhan Pokok

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Untan, Eka Priadi menjelaskan kegiatan tersebut merupakan salah satu agenda Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek RI yang dinamakan kedaireka.

“Ini merupakan suatu program inovasi Mas Menteri. Jadi, Perguruan Tinggi dituntut untuk berinovasi. Tujuan akhirnya, kita bisa mandiri secara teknologi sehingga tak ketergantungan dengan produk luar,” jelasnya.

Sebab, sambung Eka, jika kebutuhan teknologi dalam negeri masih dijajah maka tidak akan leluasa. Dia mencontohkan kasus penumpasan GAM di Aceh, militer Indonesia tidak mendapatkan izin untuk menggunakan pesawat tempur produksi Amerika. Sehingga menghambat kebijakan dalam negeri.

“Maka kita harus manfaatkan produk inovasi agar tidak ketergantungan dengan produk luar negeri. Produk inovasi ini harus berdampak terhadap masyarakat. Sehingga masyarakat dapat menggunakan produk dalam negeri,” tegasnya.

“Kegiatan ini merupakan program hilirisasi. Kita melibatkan mahasiswa dan masyarakat. Misalnya, pada restorasi mangrove ini menggunakan teknologi OCD dan ITP. Medianya hanya menggunakan kayu untuk menambah sedimentasi pantai,” tukasnya.(wah)

Most Read

Artikel Terbaru