MEMPAWAH – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mempawah memperkirakan musim kemarau akan dimulai pada Mei dan berlangsung hingga September 2020 mendatang. Karena itu, pihaknya telah mempersiapkan langkah antisipasi dampak kemarau panjang.
“Menurut prakiraan dari BMKG, kita baru akan memasuki awal musim kemarau pada Mei nanti. Dan diperkirakan berlangsung hingga beberapa bulan kedepan sampai pada September,” kata Kepala Bidang Penanggulangan Bencana, BPBD Kabupaten Mempawah, Didik Sudarmanto, Senin (30/3) pagi.
Meski demikian, Didik mengatakan, saat ini sudah dirasakan berkurangnya intensitas curah hujan di wilayah Kabupaten Mempawah. Karenanya, bisa saja kemarau akan datang lebih awal sebelum bulan Mei.
“Sekarang kita masih masuk dalam musim penghujan. Walau pun kita rasakan curah hujan sudah sangat berkurang. Makanya, status siaga Batingsor dimulai sejak tanggal 19 Desember dan masih berlangsung hingga 30 April nanti,” tuturnya.
Saat ini, Didik mengungkapkan, pihaknya menemukan sejumlah titik api diwilayah Kabupaten Mempawah. Beruntungnya, titik api tersebut masih berskala kecil dan berhasil dipadamkan petugas dilapangan.
“Kemarin tanggal 27 Maret ada satu hotspot, kemudian tanggal 28 Maret ada dua hotspot di Anjongan dan Toho. Semua hotspot ini sudah padam dengan adanya hujan lokal diwilayah setempat,” ujarnya.
Terkait kesiapannya menghadapi musim kemarau, Didik mengatakan BPBD Kabupaten Mempawah telah melakukan sejumlah langkah strategis. Salah satunya dengan memberikan imbauan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). “Kami juga sudah mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan. Ketika sewaktu-waktu terjadi karhutla, maka semua peralatan sudah tersedia dan siap digunakan,” katanya.
Disamping itu, lanjut Didik, BPBD Kabupaten Mempawah juga menggalakan gerakan Pengolahan Lahan Tanpa Bakar (PLTB). Dalam berbagai kesempatan, petugas memberikan edukasi kepada masyarakat agar menerapkan PLTB dengan cara membuat cuka kayu dilahannya masing-masing.
“Kami juga intensifkan kegiatan patroli dilingkungan masyarakat, terutama daerah rawan karhutla di Kabupaten Mempawah. Mudah-mudahan kasus karhutla bisa kita minimalisir sekecil mungkin,” harapnya.
Sementara itu, petugas gabungan TNI/Polri menggelar patroli di Kecamatan Jongkat, Minggu (29/03/2020). Patroli yang dilaksanakan Polsek dan Koramil Jongkat ini dipimpin Danramil Kapten Arm Buntoro Nugroho dan Kapolsek Iptu Tarminto, SH. Petugas menysuri sejumlah lokasi yang kerap menjadi langganan titik api di wilayah itu.
Saat rombongan patroli melintas Jalan Teluk Dalam, Dusun Telok Dalam, Desa Wajok Hulu, Kecamatan Jongkat, petugas menemukan dua lokasi lahan terbakar. Masing-masing luas lahan yang terbakar kurang lebih satu hektare. Petugas pun bergerak cepat melakukan pemadaman.
“Petugas gabungan dibantu masyarakat melakukan pemadaman api dengan menggunakan buah mesin robin. Sehingga api dapat dengan cepat dapat dikendalikan,” terang Kapolres, AKBP Tulus Sinaga, S.Ik.
Kapolres mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk menemukan pemilik lahan tersebut. Masyarakat pun diminta berperan aktif membantu mengawasi dan menjaga lingkungannya. Jika titik api kembali muncul, maka segera dipadamkan dan secepatnya menghubungi petugas setempat.
“Kami berpesan kepada masyarakat agar tidak membakar lahan dalam kondisi cuaca panas, baik itu dimaksudkan untuk membuka lahan pertanian, perkebunan dan lainnya. Sebab, aktivitas membakar lahan beresiko tinggi menimbulkan dampak karhulta,” timpalnya. (wah)