SAMBAS – Sebagai petani buah naga, harga anjlok saat musim panen menjadi tantangan yang harus dihadapi. Sebagai antisipasi, pasar di luar Kabupaten Sambas seperti Kota Pontianak harus disasar.
Hal tersebut diakui Febrika, petani muda di Desa Sebubus Kecamatan Paloh yang saat ini memiliki kurang lebih seribu batang buah naga. Diakuinya, dalam pemasaran memang mengalami pasang surut, harga murah bahkan menjadi hal biasa ketika masuk panen raya di Kabupaten Sambas.
“Sering mengalami penjualan harga yang murah, terutama saat panen raya buah naga di Kabupaten Sambas, maka harganya bisa anjlok,” kata Febrika.
Meski demikian, harga jual buah naga tinggi juga biasa dinikmati. Sehingga pasang surut penjualan panen ini, harus disikapi oleh dirinya sebagai petani.
“Kalau panen raya, saya jual ke Kota Pontianak, sehingga harga yang ada tak terlalu anjlok,” katanya. Febrika yang saat ini masih berusia 22 tahun, selain menanam seribu buah naga. Dirinya juga menanam 2 ribu cabai.
“Kalau lagi panen, dari seribu batang buah naga sekali panen bisa 500 hingga 1000 Kilogram per bulannya, dan untuk 2 ribu batang cabai bisa menghasilkan Rp100 juta dari hasil panen,” katanya.
Hasil ini dinikmati, bukan seperti membalik telapak tangan. Perjuangan dan berbagai rintangan dihadapinya. Terutama mental harus disiapkan untuk menghadapi kerugian yang dialami.
“Menekuni pertanian, harus focus, harus bisa mengatur sisi keuangan, manfaatkan situasi dan kondisi misalnya teknik mengatur pola tanam, dan tentu harus ada perawatan,” katanya.
Saat ini, dari pertanian, dirinya juga sudah membeli satu kendaraan roda empat pick up untuk sarana angkutan hasil pertanian. Kemudian sudah membeli lahan seluas lima hektar yang akan digunakan memperluas lahan pertanian.
Ketua Gegertani Kabupaten Sambas, Ikram menyebutkan masa pandemi covid 19, sektor pertanian yang menjadi penunjang sisi ekonomi. Inilah peluang yang perlu ditangkap generasi muda. Dimana saat ini, susah mendapatkan pekerjaan, biasa harus merantau ke negeri orang, sehingga bertani menjadi solusi. Terlebih, pemerintah baik daerah hingga pusat memiliki program dalam mengembangkan sektor pertanian.
Dengan catatan, program yang diberikan tepat sasaran sehingga akan memberikan dampak baik untuk petani, distribusikan bantuan sesuai potensi yang ada, jangan sampai menyebarkan bantuan terutama alat dan mesin pertanian hanya menjadi hiasan rumah yang tidak dipergunakan dengan baik.(fah)