SANGGAU — Pendataan terhadap jumlah gabah dan beras yang didatangkan dari luar Sanggau masih sulit dilakukan. Demikian disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perikanan Kabupaten Sanggau, Kubin.
“Belum ada data yang pasti berapa jumlah pasokan gabah dan beras yang didatangkan dari luar Sanggau karena ketiadaan check point (pintu masuk) untuk pendataan,” katanya, Rabu (8/3).
Kubin menjelaskan, pendekatan yang dapat dilakukan untuk menghitung ketersediaan beras adalah melalui produksi lokal yang dihitung secara mingguan, ditambah dengan melaksanakan survei stok. Namun tidak secara berkala mengingat keterbatasan sumber daya, serta jumlah cadangan pangan pemerintah daerah di gudang Bulog sebagai justifikasi menggunakan harga sebagai kontrol dengan mempertimbangkan hukum pasar.
“Kalau harga meningkat diasumsikan stok defisit. Demikian sebaliknya, apabila harga cenderung stabil atau menurun diasumsikan stok surplus,” ujarnya.
Menurut dia, pihaknya tidak bisa melakukan intervensi harga beras di pasar. Pihaknya bersama Bulog hanya bisa melakukan operasi pasar untuk menekan kenaikan harga.
“Kita tidak punya kewenangan intervensi. Lagi pula, kenaikan harga beras khusus untuk beras jenis premium. Untuk masyarakat Sanggau sebenarnya tidak terlalu terpengaruh dengan naiknya harga beras karena petani lokal kita juga punya stok sendiri meskipun bukan kelas premium,” terangnya. (sgg)