PONTIANAK – Banjir yang menerjang sejumlah kabupaten di Kalimantan Barat masih enggan surut. Di Kabupaten Sintang misalnya. Banjir sudah 12 hari melanda 12 kecamatan. Air yang semula diperkirakan surut kembali naik.
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji bersama rombongan, Selasa (2/11) mulai memantau langsung titik-titik bencana dan menyalurkan bantuan berupa sembako, obat-obatan, dan makanan jadi.
“Saya tidak mau mendengar ada warga yang mengeluh tentang sembako, terutama beras karena stok kita melimpah dan terus kita salurkan. Saya juga meminta untuk diperbanyak makanan siap saji, karena aktivitas memasak dari korban banjir tentu sangat terbatas. Dapur umum harus menyediakan setidaknya 5000 porsi sehari,” katanya, kemarin (2/11).
Sutarmidji meminta pemerintah daerah memperbanyak dapur umum untuk membantu korban banjir mendapatkan makanan. Sementara Pemerintah Provinsi (Pemprov) memastikan semua kebutuhan warga yang terdampak bisa dipenuhi, mulai dari bahan pangan sampai obat-obatan.
“Saya minta dapur umum diperbanyak, supaya makan siap saji bisa diperbanyak. Kan kalau rumah orang terendam, artinya mereka tidak masak. Nah, misalnya mengungsi di rumah keluarganya, tentu mereka tidak mau membebani keluarganya juga,” ungkapnya saat meninjau bencana banjir di Kabupaten Sintang, Selasa (2/11).
Tak hanya di Kabupaten Sintang, ia meminta hal serupa dilakukan di daerah lain yang juga kebanjiran. Seperti di Kabupaten Melawi, Sekadau dan Sanggau. Intinya ia tidak ingin ada keluhan masyarakat tentang kurangnya bahan makanan untuk korban banjir.
Dalam kunjungan itu, Midji-sapaan karibnya-juga menyerahkan bantuan dari pemprov. Untuk Sintang diserahkan 100 ton beras. Sementara Melawi dan Sekadau masing-masing kurang lebih 50 ton beras. Ada pula tambahan bantuan dari Bank Kalbar melalui CSR, berupa lauk pauk seperti sarden, mi instan, telur dan sebagainya.
“Kalau Sintang 100 ton, kalau Melawi 50 ton, dengan kebutuhan dapur umumnya, dibantu Kodim lima ton. Kemudian Sekadau besok (hari ini) akan saya serahkan (bantuan), Sanggau juga besok,” terangnya.
Jika bantuan tersebut tidak cukup, ia berharap pemerintah daerah segera berkoordinasi dengan pemprov agar dapat ditambah sesegera mungkin. Termasuk untuk obat-obatan, dirinya sudah meminta Dinas Kesehatan Kalbar mengirimkan obat-obatan.
“Intinya menangani masyarakat yang terdampak jangan pernah ada kalimat tidak tersedia pangan, tidak tersedia obat atau tidak ada stok, atau kurang stok, atau apapun. Saya tak mau tahu. Kalau kurang persediaan silakan koordinasikan ke kami, kurang apapun kasih tahu. Walaupun ini tanggungjawab pemkab masing-masing, tapi provinsi Insyallah backup,” paparnya.
Midji ingin semua korban banjir bisa tertangani dan terdata dengan baik. Karena sampai saat ini menurutnya sudah ada sekitar 21 ribu lebih Kepala Keluarga (KK) yang terdampak. Sementara ia hanya meninjau sampai ke Kabupaten Sintang karena akses darat ke Melawi terputus atau sulit dilalui.
Selain itu, ia juga meminta perangkat daerah hingga tingkat paling bawah berfungsi dengan baik. Itu agar masyarakat yang mengungsi ke tempat keluarganya bisa tetap didata dan ditangani. “Saya rasa pemda setempat, kalau camatnya berfungsi dengan baik, koordinasi dengan forkopimda baik dalam hal ini TNI-Polri, saya rasa lancar masalahnya,” kata dia.
Tanggap Darurat Diperpanjang
Sementara itu, Plh Bupati Sintang Yosepha Hasnah, mengatakan pihaknya terus memperbarui data korban dan mereka yang mengungsi. Terbaru, total ada 5000an kepala keluarga yang terdampak banjir atau sekitar 24 ribuan jiwa. Sebagian dari mereka bertahan di rumah masing-masing. Ada pula yang mengungsi ke tempat sanak saudara. Sedangkan sisanya di kamp-kamp pengungsian. Pihaknya terus berupaya menyempurnakan penyaluran bantuan, baik dari sisi suplai maupun distribusi, terutama makanan jadi dari dapur umum.
“Kami terus berkoordinasi dengan kecamatan dan kelurahan hingga RT untuk pendataan dan penyaluran bantuan agar tetap sasaran. Selain itu, kami memastikan dapur umum yang ada mencukupi untuk menyuplai kebutuhan pengungsi,” jelasnya.
Ada empat titik dapur umum yang dikelola pemda, TNI, dan masyarakat. Saat ini kapasitasnya baru 3000 porsi nasi bungkus per hari dan akan terus kita tingkatkan,” jelas dia.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang Bernard Saragih menyebut saat ini Sintang masih dalam situasi tanggap darurat dan telah diperpanjang hingga 16 November mendatang.
Menurut dia, sejatinya genangan air diprediksi surut pada Senin (1/11). Namun hujan tempatan dengan intensitas tinggi dan durasi cukup lama kembali mengguyur. Kondisi ini ditambah lagi dengan banjir kiriman dari hulu, dan air pasang. Akibatnya, Sungai Kapuas dan Sungai Melawi meluap lagi.
Kendati curah hujan di Kabupaten Sintang sudah mulai stabil, pihaknya mengimbau masyarakat untuk selalu waspada. “Kita monitor terus cuaca dan berharap tidak ada hujan dengan intensitas tinggi lagi,” sebutnya.
Pantauan Pontianak Post di kawasan perkotaan Kecamatan Sintang, sejumlah titik tergenang parah dengan ketinggian 1-1,5 meter. Sampan dan perahu karet kini benar-benar menjadi andalan warga untuk keluar rumah lantaran tinggi banjir di jalanan hampir seleher mereka. Namun ada pula warga yang menjadikan genangan itu menjadi hiburan tersendiri untuk bermain air. (ars/bar)