PONTIANAK – Sineas kenamaan Uray Muhammad Akil Wasa menyebut saat ini perkembangan dunia sinema di Kalimantan Barat sedang berkembang pesat. Pemicunya adalah makin banyaknya sumber informasi, media saluran untuk berkarya, serta didukung makin tejangkaunya alat-alat produksi sinematografi di pasaran. “Bahkan dengan resolusi smartphone dan alat pendukung lainnya sekarang kita bisa membuat vide yang baik,” ujar orang yang kerap meraih prestasi di berbagai festival film dalam dan luar negeri ini, Senin (15/11).
Sutradara Sukep The Movie ini melanjutkan, salah satu indikasi kebangkitan perfilman lokal adalah banyaknya peserta yang ikut dalam Festival Film Pelajar Khatulistiwa II 2021. “Kami cukup puas dengan karya mereka. Ternyata untuk tingkat pelajar, mereka sudah bisa membuat film yang memperhatikan sisi sinematografi yang baik. Begitu juga dengan jalan cerita yang dibuat. Setiap tahun ada peningkatan,” ujar film maker yang menjadi juri di ajang bergengsi tersebut.
Hal serupa diakui budayawan Pradono. Dia menyebut kualitas akting para pemeran dalam film-film tersebut cukup mumpuni untuk kelas pelajar, yang notabene belum memiliki dasar seni peran. Menurutnya apabila diasah, mereka punya potensi di masa depan untuk bersaing di dalam industri film yang sesungguhnya. “Videonya bagus-bagus dan aktingnya cukup baik. Ini mendandakan bahwa potensi, bakat dan kreativitas para pelajar kita tidak kalah dengan mereka yang ada di kota-kota besar,” ujar seniman teater dan film ini.
Saat ini FPPK II tengah memasuki babak penjurian di Kantor Wali Kota Pontianak. Ketua Umum Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia Kalbar, Zulfydar Zaidar Mochtar mengatakan, total ada 54 tim yang ikut dalam ajang adu kreativitas perfilman ini. Pada akhir bulan ini, film-film terbaik akan diputar di Gedung Pontianak Convention Centre dan TVRI Kalbar. Selain itu panitia juga akan mengundang para peserta untuk hadir dalam acara itu.
Soal kepesertaan, dia sendiri cukup puas. Pasalnya, kendati baru dua kali diadakan, terlebih di tengah pandemi, jumlah pesertnya terus meningkat.
” Angka ini melebihi jumlah peserta tahun lalu. Sebenarnya jumlahnya lebih banyak. Tetapi setalah dikurasi ada beberapa peserta yang tidak lolos syarat administrasi,” ungkapnya.
Dia berharap ajang ini bisa menjadi pemicu berkembangnya industri kreatif di sektor perfilman di Kalbar. Apalagi industri kreatif menjadi salah satu dari sedikit sektor ekonomi yang melonjak pada pandemi Covid-19 ini.
“Konten videografi misalnya, meningkat tajam di berbagai platform media sosial dan tv streaming. Tak hanya orang dewasa, para pelajar juga ramai yang terjun pada pembuatan video,” kata dia.
Tahun ini FPPK tambah meriah dengan penambahan kategori lomba dan keterbukaan bagi peserta luar Kalbar untuk ikut. FFPK tahun ini akan ada tiga lomba, di antaranya ada lomba film pendek, video iklan, dan desain poster. Bila tahun lalu kategoti pesertanya hanya pelajar SMP dan SMA, kini mahasiswa dan rumah produksi diberikan ruang.
“Bahkan ada peserta dari luar Kalbar, yaitu Yogyakarta, Jakarta dan Batam yang ikut. Juri tahun ini pun bertambah, dari sutradara, sinematografi, budayawan, jurnalis, dan animator dan lainnya,” pungkasnya. (ars)