Batasi Es dan Makanan Berminyak
Hari Suara Sedunia jatuh pada 16 April setiap tahunnya. Peringatan internasional ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga suara sebagai kebutuhan manusia dalam berkomunikasi. Ada yang berprestasi dengan suaranya seperti para qari dan qariah, ada juga yang menjadikan suaranya sebagai pekerjaan seperti para pengisi suara di iklan.
MARSITA RIANDINI, Pontianak
SUARA Rabiah mengalun indah ketika melantunkan ayat suci Alquran. Rabiah merupakan qariah Kalbar berprestasi tingkat nasional. Selama 30 tahun berkecimpung di Musabaqah Tilawatil Quran, Rabiah selalu menjaga kualitas suaranya agar tampil prima disetiap kompetisi.
Rabiah mengatakan, sebagai seorang qariah, suara merupakan modal dasar dalam bertilawah. “Lagu, bacaan bahkan nafas semua itu bisa dilatih. Tetapi kalo suara itu suatu anugerah dari Allah, yang tidak semua orang mempunyai suara yang indah,” ujarnya.
Rabiah bersyukur dikaruniakan suara yang indah, terlebih saat membacakan ayat-ayat Alquran. Rabiah juga kerap mengisi tilawah di berbagai momen seperti pembukaan akad nikah, maupun isra mikraj maupun momen keagamaan lainnya.
“Wajib kita syukuri apalagi dalam membaca Alquran. Kita disunahkan untuk membacanya dengan suara disertai dengan lagu-lagu yang merdu,” ungkapnya.
Beragam cara Rabiah menjaga kualitas suara. Menurutnya, ini penting dilakukan agar kualitas suara tetap terjaga. “Kalau saya menjaga kualitas suara dengan menjaga pola makan. Mengurangi makanan yang mengandung minyak, es, dan lainnya yang dapat mempengaruhi suara,” jelasnya.
Penting juga, menurut dia, adalah istirahat yang cukup, terutama saat ada MTQ. Terpenting, diingatkan dia bahwa setiap individu harus menyadari pentingnya menjaga suara.
“Sebenarnya tidak ada bedanya mau pada saat latihan ataupun menjelang lomba, tergantung dari kesadaran individu masing-masing. Hanya saja biasanya pada saat menjelang lomba pola makan peserta juga di kontrol oleh pelatih,” ungkapnya.
Suara serak bahkan hilang bisa dialami siapa saja, termasuk para qariah. Meski terbiasa menjaga dan melatih kualitas suara.
“Kalau serak biasa itu pernah. Biasanya kalau suara sudah mulai serak secepatnya minum madu dan jeruk nipis serta air hangat,” paparnya.
Banyak tantangan dalam menjaga suara. Itu sebabnya, kata dia, para qariah menjaga pantangan-pantangan baik itu makan maupun hal lain yang bisa merusak suara. “Menjaga pantangan-pantangan yang dapat merusak suara. Kalau tidak dipantang mungkin kita bebas mau makan apa saja boleh,” urainya. (*)