25.6 C
Pontianak
Monday, May 29, 2023

Rumah Subsidi Jadi Penyelamat Kisah Cinta

Kehadiran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) bersubsidi memberi berbagai makna bagi masyarakat. Tak hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan papan dan tempat berteduh sebuah keluarga. Bahkan, juga menjadi penyelamat kisah cinta bersama pujaan hati di masa pandemi.

Chairunnisya, Pontianak

SEJAK lahir hingga dewasa Anwar Said tinggal di Kalimantan Utara. Namun, pandemi Covid-19 dan KPR bersubdisi mengubah jalan hidupnya. Bahkan, menjadi penentu masa depan pria berusia 25 tahun ini.

Semua bermula pada awal tahun 2020. Ketika itu Anwar bekerja di bidang pelayaran. Tepatnya sebagai mualim kapal angkutan barang, yakni asisten nakhoda. Tugasnya memimpin kapal jika nakhoda berhalangan, atas seizing nakhoda.

Selama masa pandemi Covid-19, tak banyak membawa perubahan pada pekerjaan Anwar. Namun, dia harus membatasi pergaulan karena khawatir penularan virus tersebut. Akhirnya Anwar lebih banyak berselancar dan berkomunikasi di dunia maya.

Dalam jejaring sosial itu Anwar bertemu Riyanti Rahayu. Perempuan asal Pontianak, Kalimantan Barat. Awalnya mereka hanya berteman biasa. Lama-kelamaan muncul rasa suka. Hingga akhirnya menjadi cinta.

Anwar dan Riyanti pun memutuskan berpacaran. Namun, mereka tak bertemu muka secara langsung, melainkan hanya melalui layar kaca telepon seluler.
Setelah setahun berkomunikasi melalui jejaring sosial, Anwar ingin menjalin hubungan lebih serius. Riyanti pun menyambutnya dengan tangan terbuka. Mereka pun berjanji bertemu secara langsung pada awal tahun 2021.

“Awal 2021 saya nekad datang ke Pontianak (Kalbar) untuk bertemu Rianti. Bertemu dengan keluarganya,” ungkap Anwar.

Ketika bertemu, Anwar menyampaikan niat untuk menikahi Riyanti. Namun, setelah berbincang, muncul kesepakatan berdua bahwa mereka akan menikah setelah Anwar memiliki rumah di Kalimantan Barat.

“Saat itu saya berpikir bagaimana caranya bisa membeli rumah. Sedangkan untuk membeli secara kontan, uang tak cukup,” kata Anwar.

Selain itu, Anwar juga memikirkan pekerjaannya sebagai pelaut yang tak bisa menetap lama di rumah. Hingga akhirnya kenalan Anwar memberitahunya mengenai KPR bersubsidi di Bank Tabungan Negara.

Bermodal uang tabungannya sebagai pelaut sebesar Rp15 juta, Anwar pun nekad mencari rumah bersubsidi di Pontianak demi bisa mempersunting pujaan hati. Selain itu, dia juga berusaha mencari pekerjaan lain sehingga bisa lebih dekat dengan istrinya kelak.

Baca Juga :  KPR Bersubsidi Berkah Usaha Roti

“Bersyukur saya bisa mendapat pekerjaan. Saya membawa dumptruk penyuplai pasir untuk perumahan,” cerita Anwar.

Anwar juga berhasil mendapatkan rumah bersubsidi di Desa Kapur, Kubu Raya yang tak jauh dari Kota Pontianak. Pada Agustus 2021, Anwar pun melakukan akad kredit KPR BTN bersubsidi. Tak ingin membuang waktu lebih lama, beberapa bulan setelah akad kredit rumah, dia pun melakukan akad nikah bersama pujaan hatinya. Tepatnya Anwar dan Riyanti menikah pada bulan Desember tahun 2021.

“Alhamdulillah, saat ini saya bisa memiliki rumah sebagai tempat tinggal bersama istri. Beruntung ada KPR BTN bersubsidi,” pungkas Anwar.

Tak hanya Anwar, KPR bersubsidi juga memiliki arti bagi Edi Kiswantoro. Pria yang akrab disapa Aris ini berasal dari Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Setelah lulus kuliah di universitas di Yogyakarta tahun 2013, Aris bekerja di Kota Pontianak dengan jarak tempuh empat jam dari Singkawang. Akhirnya dia pun memilih indekos bersama adiknya.

Pada tahun 2014, biaya indekos terus meningkat. Aris pun mulai menghitung pengeluaran. Ketika itu ada teman sekantornya menawarkan KPR bersubsidi.

“Setelah dihitung perbulannya Rp900an ribu. Hampir sama dengan indekos saya bersama adik,” kata Aris.

Dia pun melihat lokasi rumah. Setelah mempertimbangkan berbagai hal, Aris pun mengajukan KPR BTN bersubsidi. Selang beberapa bulan, pengajuan kredit rumahnya diterima dan melakukan akad kredit.

Setelah memiliki rumah, Aris pun tak ragu lagi untuk menikahi pujaan hatinya. Sebab, baginya rumah menjadi kebutuhan utama setelah menikah. Menjadi tempat tinggal bersama keluarga tercinta.

“Dengan memperoleh KPR bersubsidi, saya tak lagi memikirkan tempat tinggal setelah menikah,” ungkapnya.

Aris juga bersyukur selama masa pandemi Covid-19 dia mendapatkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Apalagi dia mengalami pengurangan gaji dari perusahaannya. Program ini pun membantu mengurangi beban hidupnya.

“Jadi saya mendapatkan pesan singkat via telepon seluler bahwa mendapat bantuan subsidi bunga dari pemerintah sebesar Rp714.466 yang dicairkan pada 15 hingga 24 Desember 2021. Ini sangat membantu saya,” tuturnya.

Baca Juga :  Gagal Ajukan Kredit Rumah, KTP dan KK Dipakai Orang Tak Dikenal

Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Kalbar, Muhammad Isnaini mengatakan situasi pandemi Covid-19 membuat semua sektor menjadi tak pasti, termasuk sektor perumahan. Namun, pada pada tahun 2021 penjualan rumah mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

“Realisasi tahun 2021 untuk REI sebanyak 4.913 unit se-Kalimantan Barat, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 3.500an unit,” kata pria yang akrab disapa Isnaini ini.

Dia berharap penjualan sektor perumahan terus meningkat pada tahun 2022.

“Paling tidak minimal sampai akhir tahun (2022) sama dengan dengan 2021 yang sekitar lima ribu unit rumah,” tuturnya.

Kepala BTN Cabang Pontianak, Fikri Gazali menyatakan pasar perumahan bersubsidi di Kalimantan Barat terus membaik selama masa pandemi Covid-19. Bahkan, beberapa bulan terakhir, terjadi kenaikan permintaan KPR.

“Sejak bulan-bulan terakhir tahun 2021, hingga Januari ada kenaikan yang berarti pasca kita lepas dari gelombang kedua Covid-19,” ujarnya.

Peningkatan ini didukung oleh sejumlah program insentif pemerintah dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Kebijakan pemerintah mengenai insentif pajak (PPN) rumah di bawah Rp2 miliar, serta kebijakan Loan to Value (LTV) dan program lainnya berdampak positif untuk sektor perumahan terutama juga kelas menengah atas yang mulai meningkat.

Melihat peningkatan tersebut, Fikri yakin penyaluran KPR akan tumbuh sebesar 10 persen hingga 15 persen. Terlebih dia melihat para developer juga memiliki semangat untuk membangun dan memasarkan proyeknya.

Fikri menambahkan BTN Cabang Pontianak menyalurkan sedikitnya 2.400 KPR bersubsidi pada 2020 di Kalbar. Pada 2021 mengalami peningkatan menjadi menjadi 2.500an unit rumah.

“Tahun ini diharapkan angkanya bisa melonjak menjadi 2.750-3.000 KPR,” jelas Fikri.

Fikri juga berharap tahun 2022 menjadi momentum kebangkitan properti yang sesungguhnya. Namun, sepanjang kasus virus Omicron tidak melonjak dan tak seberbahaya Delta.

“Semoga tidak ada gelombang ke tiga pandemi lagi. Karena kalau ada, tentu saja itu bisa mengganggu target kita,” pungkasnya.**

Kehadiran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) bersubsidi memberi berbagai makna bagi masyarakat. Tak hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan papan dan tempat berteduh sebuah keluarga. Bahkan, juga menjadi penyelamat kisah cinta bersama pujaan hati di masa pandemi.

Chairunnisya, Pontianak

SEJAK lahir hingga dewasa Anwar Said tinggal di Kalimantan Utara. Namun, pandemi Covid-19 dan KPR bersubdisi mengubah jalan hidupnya. Bahkan, menjadi penentu masa depan pria berusia 25 tahun ini.

Semua bermula pada awal tahun 2020. Ketika itu Anwar bekerja di bidang pelayaran. Tepatnya sebagai mualim kapal angkutan barang, yakni asisten nakhoda. Tugasnya memimpin kapal jika nakhoda berhalangan, atas seizing nakhoda.

Selama masa pandemi Covid-19, tak banyak membawa perubahan pada pekerjaan Anwar. Namun, dia harus membatasi pergaulan karena khawatir penularan virus tersebut. Akhirnya Anwar lebih banyak berselancar dan berkomunikasi di dunia maya.

Dalam jejaring sosial itu Anwar bertemu Riyanti Rahayu. Perempuan asal Pontianak, Kalimantan Barat. Awalnya mereka hanya berteman biasa. Lama-kelamaan muncul rasa suka. Hingga akhirnya menjadi cinta.

Anwar dan Riyanti pun memutuskan berpacaran. Namun, mereka tak bertemu muka secara langsung, melainkan hanya melalui layar kaca telepon seluler.
Setelah setahun berkomunikasi melalui jejaring sosial, Anwar ingin menjalin hubungan lebih serius. Riyanti pun menyambutnya dengan tangan terbuka. Mereka pun berjanji bertemu secara langsung pada awal tahun 2021.

“Awal 2021 saya nekad datang ke Pontianak (Kalbar) untuk bertemu Rianti. Bertemu dengan keluarganya,” ungkap Anwar.

Ketika bertemu, Anwar menyampaikan niat untuk menikahi Riyanti. Namun, setelah berbincang, muncul kesepakatan berdua bahwa mereka akan menikah setelah Anwar memiliki rumah di Kalimantan Barat.

“Saat itu saya berpikir bagaimana caranya bisa membeli rumah. Sedangkan untuk membeli secara kontan, uang tak cukup,” kata Anwar.

Selain itu, Anwar juga memikirkan pekerjaannya sebagai pelaut yang tak bisa menetap lama di rumah. Hingga akhirnya kenalan Anwar memberitahunya mengenai KPR bersubsidi di Bank Tabungan Negara.

Bermodal uang tabungannya sebagai pelaut sebesar Rp15 juta, Anwar pun nekad mencari rumah bersubsidi di Pontianak demi bisa mempersunting pujaan hati. Selain itu, dia juga berusaha mencari pekerjaan lain sehingga bisa lebih dekat dengan istrinya kelak.

Baca Juga :  Selamat Setelah Tiga Hari Terjebak di Hutan Terbakar

“Bersyukur saya bisa mendapat pekerjaan. Saya membawa dumptruk penyuplai pasir untuk perumahan,” cerita Anwar.

Anwar juga berhasil mendapatkan rumah bersubsidi di Desa Kapur, Kubu Raya yang tak jauh dari Kota Pontianak. Pada Agustus 2021, Anwar pun melakukan akad kredit KPR BTN bersubsidi. Tak ingin membuang waktu lebih lama, beberapa bulan setelah akad kredit rumah, dia pun melakukan akad nikah bersama pujaan hatinya. Tepatnya Anwar dan Riyanti menikah pada bulan Desember tahun 2021.

“Alhamdulillah, saat ini saya bisa memiliki rumah sebagai tempat tinggal bersama istri. Beruntung ada KPR BTN bersubsidi,” pungkas Anwar.

Tak hanya Anwar, KPR bersubsidi juga memiliki arti bagi Edi Kiswantoro. Pria yang akrab disapa Aris ini berasal dari Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Setelah lulus kuliah di universitas di Yogyakarta tahun 2013, Aris bekerja di Kota Pontianak dengan jarak tempuh empat jam dari Singkawang. Akhirnya dia pun memilih indekos bersama adiknya.

Pada tahun 2014, biaya indekos terus meningkat. Aris pun mulai menghitung pengeluaran. Ketika itu ada teman sekantornya menawarkan KPR bersubsidi.

“Setelah dihitung perbulannya Rp900an ribu. Hampir sama dengan indekos saya bersama adik,” kata Aris.

Dia pun melihat lokasi rumah. Setelah mempertimbangkan berbagai hal, Aris pun mengajukan KPR BTN bersubsidi. Selang beberapa bulan, pengajuan kredit rumahnya diterima dan melakukan akad kredit.

Setelah memiliki rumah, Aris pun tak ragu lagi untuk menikahi pujaan hatinya. Sebab, baginya rumah menjadi kebutuhan utama setelah menikah. Menjadi tempat tinggal bersama keluarga tercinta.

“Dengan memperoleh KPR bersubsidi, saya tak lagi memikirkan tempat tinggal setelah menikah,” ungkapnya.

Aris juga bersyukur selama masa pandemi Covid-19 dia mendapatkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Apalagi dia mengalami pengurangan gaji dari perusahaannya. Program ini pun membantu mengurangi beban hidupnya.

“Jadi saya mendapatkan pesan singkat via telepon seluler bahwa mendapat bantuan subsidi bunga dari pemerintah sebesar Rp714.466 yang dicairkan pada 15 hingga 24 Desember 2021. Ini sangat membantu saya,” tuturnya.

Baca Juga :  Desa Sungkung Tak Lagi Gelap Gulita, Warga Swadaya Bangun Pembangkit Listrik

Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Kalbar, Muhammad Isnaini mengatakan situasi pandemi Covid-19 membuat semua sektor menjadi tak pasti, termasuk sektor perumahan. Namun, pada pada tahun 2021 penjualan rumah mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

“Realisasi tahun 2021 untuk REI sebanyak 4.913 unit se-Kalimantan Barat, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 3.500an unit,” kata pria yang akrab disapa Isnaini ini.

Dia berharap penjualan sektor perumahan terus meningkat pada tahun 2022.

“Paling tidak minimal sampai akhir tahun (2022) sama dengan dengan 2021 yang sekitar lima ribu unit rumah,” tuturnya.

Kepala BTN Cabang Pontianak, Fikri Gazali menyatakan pasar perumahan bersubsidi di Kalimantan Barat terus membaik selama masa pandemi Covid-19. Bahkan, beberapa bulan terakhir, terjadi kenaikan permintaan KPR.

“Sejak bulan-bulan terakhir tahun 2021, hingga Januari ada kenaikan yang berarti pasca kita lepas dari gelombang kedua Covid-19,” ujarnya.

Peningkatan ini didukung oleh sejumlah program insentif pemerintah dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Kebijakan pemerintah mengenai insentif pajak (PPN) rumah di bawah Rp2 miliar, serta kebijakan Loan to Value (LTV) dan program lainnya berdampak positif untuk sektor perumahan terutama juga kelas menengah atas yang mulai meningkat.

Melihat peningkatan tersebut, Fikri yakin penyaluran KPR akan tumbuh sebesar 10 persen hingga 15 persen. Terlebih dia melihat para developer juga memiliki semangat untuk membangun dan memasarkan proyeknya.

Fikri menambahkan BTN Cabang Pontianak menyalurkan sedikitnya 2.400 KPR bersubsidi pada 2020 di Kalbar. Pada 2021 mengalami peningkatan menjadi menjadi 2.500an unit rumah.

“Tahun ini diharapkan angkanya bisa melonjak menjadi 2.750-3.000 KPR,” jelas Fikri.

Fikri juga berharap tahun 2022 menjadi momentum kebangkitan properti yang sesungguhnya. Namun, sepanjang kasus virus Omicron tidak melonjak dan tak seberbahaya Delta.

“Semoga tidak ada gelombang ke tiga pandemi lagi. Karena kalau ada, tentu saja itu bisa mengganggu target kita,” pungkasnya.**

Most Read

Artikel Terbaru