Usia mereka lebih dari setengah abad. Namun, para peserta cabang lomba Tilawah Usia Emas itu tampak begitu bersemangat melantunkan ayat-ayat Alquran. Tak begitu berharap menang, mereka hanya ingin menyalurkan kemampuan dan menjadikannya sebagai ibadah sekaligus syiar Islam di bulan Ramadan.
SITI SULBIYAH, PONTIANAK
Dengan langkah pelan, Habibah (68) maju ke atas panggung MTQ ke-V di Ruang Serba Guna Masjid Raya Mujahidin Pontianak, Selasa (19/4). Peserta cabang lomba Tilawah Usia Emas itu juga perlu dipimpin oleh seorang perempuan hingga sampai di panggung berbentuk persegi panjang tersebut.
Dengan suara agak bergetar, saat itu ia membaca Alquran Surah An-nisa. Suara yang keluar memang tak bisa membohongi bahwa Habibah tak lagi berusia muda. Meski begitu, irama yang dilantunkannya menunjukkan bahwa ia adalah seorang qariah. Lantunan ayat suci Alquran masih terdengar merdu dari lisannya.
“Yang penting tadi bisa baca saja,” kata Habibah, ditemui Pontianak Post usai tampil.
Pendengaran Habibah tak lagi kuat. Fisiknya juga sudah renta. Tapi penglihatannya masih begitu jelas. Saat tampil di atas panggung, peserta tertua ini tak membutuhkan bantuan kacamata. Dengan mata telanjang, ayat demi ayat Alquran dibacanya dengan jelas.
MTQ ke-V yang digelar oleh Yayasan Mujahidin Kalbar digelar di 18-22 April 2022 si Gedung Serba Guna Masjid Raya Mujahidin Pontianak. Adapun cabang yang dilombakan dalam MTQ ke-V tersebut di antaranya, Tartil Usia Emas, Tilawah Usia Emas, Tahfidz 10 Juz, Tahfidz 20 Juz, dan Tahfidz 30 Juz. Untuk kategori usia emas, diikuti oleh qari dan qariah berusia minimal 50 tahun.
Salah satu peserta, Hamdani (50) berusaha tampil terbaik dalam cabang lomba Tilawah Usia Emas yang baru pertama kali diikuti tersebut.
“Penampilan tadi cukup puas. Tapi rasanya agak kurang maksimal karena mungkin dalam kondisi berpuasa,” ucapnya.
Qori asal Kota Pontianak ini mengaku tak menargetkan menang dalam perlombaan ini. Baginya, terpenting adalah bisa berpartisipasi memeriahkan bulan Ramadan, serta menjadi ajang syiar Alquran. Secara pribadi, dirinya mengapresiasi kegiatan ini.
“Lomba ini menjadi ajang bagi kami untuk menyalurkan kemampuan kami dan agar kami terus bisa membaca Alquran dengan baik dan benar. Dan tentu saja, kami berharap semakin bertambah kecintaan kami pada Alquran,” katanya.
Wakil Ketua Panitia MTQ Usia Emas dan Hifzil Qur’an, Andri Zulfikar mengatakan, ada 137 peserta yang mengikuti lima cabang lomba tersebut. Peserta lomba Tartil Usia Emas sebanyak 43 orang, Tilawah Usia Emas 33 orang, Tahfidz 10 Juz 31 orang, Tahfidz 20 Juz 17 orang, dan Tahfidz 30 Juz 15 orang.
“Setelah vakum dua tahun, kegiatan lomba ini bisa kita gelar lagi di Bulan Ramadan. Dibandingkan dengan sebelumnya, tahun ini peserta yang berpartisipasi lebih banyak,” katanya.
Tahun ini, cabang yang dilombakan bertambah. Jika sebelumnya, hanya ada cabang tilawah, pada ajag kali ini ditambah dengan hifzil. Bertambahnya cabang lomba tersebut, menurutnya dalam rangka mendukung program Pemerintah Kalimantan Barat untuk mencetak 5.000 hafiz atau penghafal Alquran.
Andri mengatakan, para peserta berasal dari Kota Pontianak, Kubu Raya,Landak, dan beberapa daerah lainnya. Namun diakuinya, peserta dari Kota Pontianak paling mendominasi. Kegiatan ini menjadi bagian dari syiar Ramadan sekaligus menumbuh rasa cinta terhadap Alquran.
“Ke depan harapannya kegiatan ini bisa diikuti lebih banyak lagi peserta karena bagaimanapun kita berharap dengan kegiatan ini akan lahir bibit-bibit baru penghafal Quran dan menjadi sarana silaturahmi umat islam yang ada, khususnya di Kota Pontianak,” pungkasnya. (*)