25 C
Pontianak
Saturday, March 25, 2023

Terapi Jalanan Ala Bowie, dari Istri Sakit Syaraf Terjepit Kini Jadi Terapis

Sudah sejak setahun lalu, Teguh Satrio Prabowo menjalani terapi jalanan. Pasiennya datang dari banyak kalangan. Mulai dari pegal badan hingga penyakit dalam diterapinya. Bayaran sukarela. Niat utamanya membantu sesama yang mengalami sakit.

Mirza Ahmad Muin, Pontianak

RINDANG pepohonan di Taman Akcaya, hembusan angin bertiup sepoi. Di sanalah biasa Bowie sapaan Teguh Satrio Prabowo memberikan terapi pada pasien-pasiennya yang mengalami sakit badan. Mulai dari pegal-pegal hingga penyakit dalam. Semua ia terapi.

Hari itu, salah satu pasien diterapi Bowie. Pasien itu mengalami pegal-pegal badan. Terasa cepat capek. Tak lama Bowie memeriksa tubuhnya. Pertama ia menotok bagian pundak kiri dan kanan pasien. Jika terasa sakit terapi pun dilanjutkan pada area tersebut. Sedikit pijitan pelan dari Bowie, pasien langsung merasa kesakitan.

Tak lama diberikan pijitan dengan menyentuh titik-titik syaraf. Kesakitan yang dirasa oleh pasien pada saat awal pasien merintih tak lagi dirasa. Seketika punggungnya terasa nyaman.

Kemudian Bowie melanjutkan pada area tangan, kemudian lanjut ke area kaki. Ia memeriksa titik-titik syaraf si pasien. Beberapa tarikan dengan teknik khusus yang dilakukan, membuat tulang-tulang pada beberapa tubuh bagian pasien berbunyi.

Baca Juga :  Tetap di Rumah, Tetap Kreatif, Tetap Produktif

Kata Bowie, si pasien ini hanya sakit biasa. Pegal-pegal badan disebabkan karena sang pasien capek, namun tidak diterapi. Jika pasien mengalami sakit dalam, ketika titik-titik bagian syaraf pada ujung kuku ia tekan, maka pasien akan terasa sakit. Namun saat ia periksa pasiennya tak terasa sakit.

Kepandaian Bowie dalam menterapi orang-orang yang mengalami sakit bermula dari istri yang sempat mengalami syaraf terjepit. Kala itu, ia tak mengerti apa-apa tentang dunia terapi. Istri pun ia bawa ke dokter. Dari tanggapan dokter, tindaklanjutnya harus dilakukan operasi.

Jelas ia pikir-pikir. Sebab mendengar kata operasi agak takut. Belum lagi dampak dari operasi. Alhasil, iapun mulai mencari informasi tentang pengobatan alternatif. Terapi salah satunya.

Ia mulai mencari informasi untuk pengobatan syaraf kejepit. Satu persatu terapi baik di Kota Pontianak, hingga di Pulau Jawai ia datangi. Tujuannya untuk mengobati sang istri agar bisa sembuh. Selain mengobati istri, ia juga sambil belajar terapi. Tujuannya agar ia bisa mengobati istri dengan terapinya.

Baca Juga :  Martinus: Almarhum Tjahjo, Role Mode Untuk Seluruh Politisi PDI Perjuangan

Apa yang dipelajari tak bertepuk sebelah tangan. Perlahan ia mulai paham tentang dunia terapi. Letak titik syaraf lengkap dengan penyakit ia pelajari. Tak disangka, dari rasa ingin tahunya tentang terapi, akhirnya ia mengerti terapi.

Kini istrinya telah sembuh. Sesekali ketika istri sakit, ia melakukan terapi ringan. Kemudian dari mulut ke mulut teman karib perlahan banyak orang mengetahui ia bisa menerapi.

ASN di Kementerian Perindustrian ini melakukan terapi ketika pulang kerja. Seperti sore hari atau malam hari. Lokasinya bisa di mana saja. Tetapi terapi paling sering dilakukan di Taman Akcaya. “Itu untuk yang ringan. Kalau yang berat terapi akan saya lakukan di rumah,” ujarnya.

Ia tak mematok tarif dalam pemberian terapi. Tujuannya ingin membantu orang yang sakit. Sebab dalam pengobatan alternatif, untung-untungan. Jika cocok pasien bisa sembuh. (*)

Sudah sejak setahun lalu, Teguh Satrio Prabowo menjalani terapi jalanan. Pasiennya datang dari banyak kalangan. Mulai dari pegal badan hingga penyakit dalam diterapinya. Bayaran sukarela. Niat utamanya membantu sesama yang mengalami sakit.

Mirza Ahmad Muin, Pontianak

RINDANG pepohonan di Taman Akcaya, hembusan angin bertiup sepoi. Di sanalah biasa Bowie sapaan Teguh Satrio Prabowo memberikan terapi pada pasien-pasiennya yang mengalami sakit badan. Mulai dari pegal-pegal hingga penyakit dalam. Semua ia terapi.

Hari itu, salah satu pasien diterapi Bowie. Pasien itu mengalami pegal-pegal badan. Terasa cepat capek. Tak lama Bowie memeriksa tubuhnya. Pertama ia menotok bagian pundak kiri dan kanan pasien. Jika terasa sakit terapi pun dilanjutkan pada area tersebut. Sedikit pijitan pelan dari Bowie, pasien langsung merasa kesakitan.

Tak lama diberikan pijitan dengan menyentuh titik-titik syaraf. Kesakitan yang dirasa oleh pasien pada saat awal pasien merintih tak lagi dirasa. Seketika punggungnya terasa nyaman.

Kemudian Bowie melanjutkan pada area tangan, kemudian lanjut ke area kaki. Ia memeriksa titik-titik syaraf si pasien. Beberapa tarikan dengan teknik khusus yang dilakukan, membuat tulang-tulang pada beberapa tubuh bagian pasien berbunyi.

Baca Juga :  Groot Watch, Kreasi Jam Tangan Berbahan Tulang dan Tanduk

Kata Bowie, si pasien ini hanya sakit biasa. Pegal-pegal badan disebabkan karena sang pasien capek, namun tidak diterapi. Jika pasien mengalami sakit dalam, ketika titik-titik bagian syaraf pada ujung kuku ia tekan, maka pasien akan terasa sakit. Namun saat ia periksa pasiennya tak terasa sakit.

Kepandaian Bowie dalam menterapi orang-orang yang mengalami sakit bermula dari istri yang sempat mengalami syaraf terjepit. Kala itu, ia tak mengerti apa-apa tentang dunia terapi. Istri pun ia bawa ke dokter. Dari tanggapan dokter, tindaklanjutnya harus dilakukan operasi.

Jelas ia pikir-pikir. Sebab mendengar kata operasi agak takut. Belum lagi dampak dari operasi. Alhasil, iapun mulai mencari informasi tentang pengobatan alternatif. Terapi salah satunya.

Ia mulai mencari informasi untuk pengobatan syaraf kejepit. Satu persatu terapi baik di Kota Pontianak, hingga di Pulau Jawai ia datangi. Tujuannya untuk mengobati sang istri agar bisa sembuh. Selain mengobati istri, ia juga sambil belajar terapi. Tujuannya agar ia bisa mengobati istri dengan terapinya.

Baca Juga :  Ubah Ratusan Kilogram Sampah Organik jadi Pakan Ternak

Apa yang dipelajari tak bertepuk sebelah tangan. Perlahan ia mulai paham tentang dunia terapi. Letak titik syaraf lengkap dengan penyakit ia pelajari. Tak disangka, dari rasa ingin tahunya tentang terapi, akhirnya ia mengerti terapi.

Kini istrinya telah sembuh. Sesekali ketika istri sakit, ia melakukan terapi ringan. Kemudian dari mulut ke mulut teman karib perlahan banyak orang mengetahui ia bisa menerapi.

ASN di Kementerian Perindustrian ini melakukan terapi ketika pulang kerja. Seperti sore hari atau malam hari. Lokasinya bisa di mana saja. Tetapi terapi paling sering dilakukan di Taman Akcaya. “Itu untuk yang ringan. Kalau yang berat terapi akan saya lakukan di rumah,” ujarnya.

Ia tak mematok tarif dalam pemberian terapi. Tujuannya ingin membantu orang yang sakit. Sebab dalam pengobatan alternatif, untung-untungan. Jika cocok pasien bisa sembuh. (*)

Most Read

Artikel Terbaru