26.7 C
Pontianak
Sunday, May 28, 2023

Pontianak Post Kehilangan Penulis Opini Aktif 

Mengenang Tokoh Pendidikan Kalbar, DR Aswandi

Dunia pendidikan Kalimantan Barat berduka. Tokoh pendidikan, Dr Aswandi, Sabtu kemarin mangkat di usia 63, pada pukul 17.55 WIB, di RS Sudarso Pontianak. Banyak kenangan tentang dirinya semasa hidup. Selain dekat dengan sahabat akademisi, almarhum juga kerap berbagi informasi tentang pendidikan dengan rekan jurnalis.

Mirza Ahmad Muin, Pontianak

RUMAH kediaman almarhum Dr Aswandi, di Gang Pak Majid III, Kecamatan Pontianak Kota, ramai didatangi pelayat tadi malam. Mereka menunggu kedatangan jenazah almarhum yang bakal tiba dari Rumah Sakit Soedarso Pontianak.

Informasi yang diterima Pontianak Post, almarhum meninggal akibat serangan gagal ginjal. Sebelumnya beliau dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara dan sempat dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang. Namun, kabarnya kondisi kesehatannya kembali drop dan dilarikan ke Rumah Sakit Soedarso Pontianak.

Sabtu, pukul 17.55 WIB, kabar duka itu datang. Pesan berantai dari grup WhatsApp, mengabarkan tokoh pendidikan Kalbar itu mangkat beredar. Dunia pendidikan Kalbar pun berduka. Kehilangan salah satu akademisi terbaiknya.

Duka itu begitu terasa di kediaman rumah almarhum. Tepat pukul 20.54 WIB, jenazah almarhum pun tiba menggunakan ambulans. Isak tangis terdengar sayup dari dalam kediaman almarhum. Beberapa sanak saudara tak mampu menahan kesedihan itu.

Baca Juga :  Set Alat Lukis Hilang Hingga Harus Menumpang di Truk

Satu di antara pelayat, Roni telah tiba di rumah duka sebelum jenazah datang. Almarhum merupakan Ketua Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Indonesia Kalbar, satu kepengurusan organisasi dengannya.

Di mata Roni, almarhum sudah seperti orang tua sekaligus guru untuk adik-adiknya di organisasi. Ketika berbicara tentang pendidikan, almarhum paham betul. Pikirannya melompat jauh ke depan. Bermacam inovasi di bidang pendidikan ada dalam kepalanya.

Selain berorganisasi, almarhum juga dikenal dekat dengan sejumlah jurnalis di berbagai media Kalimantan Barat. Ketika mencari narasumber akademisi di bidang pendidikan, kebanyakan rekan media meminta tanggapannya.

Salah satu yang kerap mewawancarai almarhum yakni jurnalis RRI Pontianak, Vico Alhadi. “Terakhir saya wawancara beliau di awal Januari. Tentang rencana pemerintah membuka belajar tatap muka,” ungkapnya.

Almarhum mengatakan, rujukan Pembelajaran Tatap Muka ada di SKB Empat menteri. Agar aturan tersebut bisa berjalan baik, almarhum meminta agar sosialisasi diperkuat.

Almarhum, kata Vico, sangat khas ketika diwawancarai, baik secara langsung ataupun melalui seluler. Sudah pasti pertanyaan yang dilontarkan selalu dijawab dengan panjang detail dan lugas. “Sebagai jurnalis saya benar-benar kehilangan sosok beliau,” ujarnya saat ditemui Pontianak Post di rumah duka.

Baca Juga :  Kisah Aben; Orangutan yang Selamat Berkat Kepedulian Warga

Pemimpin Redaksi Pontianak Post, Heriyanto juga merasa kehilangan. “Almarhum merupakan penulis kolom opini aktif di Pontianak Post. Setiap Jumat, dia pasti menghubungi. Namun Jumat ini tak ada,” ungkapnya.

Ia pribadi mengetahui bahwa DR Aswandi tengah terbaring sakit. Sempat dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara. Namun sudah sembuh. Tetapi, mendengar kabar kondisi tubuhnya kembali drop dan dilarikan ke Rumah Sakit Soedarso. Ternyata janjinya sudah sampai. Ia mangkat kemarin.

Hubungan Heriyanto dengan almarhum juga dekat. Sebab banyak program Pontianak Post di bidang pendidikan dijalankan. Mereka seperti sejoli. Bersama menjadi narasumber di berbagai kegiatan tentang pendidikan di Kabupaten Kota Kalbar. “Dalam waktu dekat ini sebenarnya saya dan almarhum akan ke daerah lagi,” ungkapnya.

Ia pribadi dan atas nama Pontianak Post mengucapkan banyak terima kasih atas dedikasi almarhum selama ini. Pontianak Post betul-betul kehilangan penulis di kolom opini. Utamanya tema-tema tentang dunia pendidikan.(*)

Mengenang Tokoh Pendidikan Kalbar, DR Aswandi

Dunia pendidikan Kalimantan Barat berduka. Tokoh pendidikan, Dr Aswandi, Sabtu kemarin mangkat di usia 63, pada pukul 17.55 WIB, di RS Sudarso Pontianak. Banyak kenangan tentang dirinya semasa hidup. Selain dekat dengan sahabat akademisi, almarhum juga kerap berbagi informasi tentang pendidikan dengan rekan jurnalis.

Mirza Ahmad Muin, Pontianak

RUMAH kediaman almarhum Dr Aswandi, di Gang Pak Majid III, Kecamatan Pontianak Kota, ramai didatangi pelayat tadi malam. Mereka menunggu kedatangan jenazah almarhum yang bakal tiba dari Rumah Sakit Soedarso Pontianak.

Informasi yang diterima Pontianak Post, almarhum meninggal akibat serangan gagal ginjal. Sebelumnya beliau dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara dan sempat dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang. Namun, kabarnya kondisi kesehatannya kembali drop dan dilarikan ke Rumah Sakit Soedarso Pontianak.

Sabtu, pukul 17.55 WIB, kabar duka itu datang. Pesan berantai dari grup WhatsApp, mengabarkan tokoh pendidikan Kalbar itu mangkat beredar. Dunia pendidikan Kalbar pun berduka. Kehilangan salah satu akademisi terbaiknya.

Duka itu begitu terasa di kediaman rumah almarhum. Tepat pukul 20.54 WIB, jenazah almarhum pun tiba menggunakan ambulans. Isak tangis terdengar sayup dari dalam kediaman almarhum. Beberapa sanak saudara tak mampu menahan kesedihan itu.

Baca Juga :  Set Alat Lukis Hilang Hingga Harus Menumpang di Truk

Satu di antara pelayat, Roni telah tiba di rumah duka sebelum jenazah datang. Almarhum merupakan Ketua Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Indonesia Kalbar, satu kepengurusan organisasi dengannya.

Di mata Roni, almarhum sudah seperti orang tua sekaligus guru untuk adik-adiknya di organisasi. Ketika berbicara tentang pendidikan, almarhum paham betul. Pikirannya melompat jauh ke depan. Bermacam inovasi di bidang pendidikan ada dalam kepalanya.

Selain berorganisasi, almarhum juga dikenal dekat dengan sejumlah jurnalis di berbagai media Kalimantan Barat. Ketika mencari narasumber akademisi di bidang pendidikan, kebanyakan rekan media meminta tanggapannya.

Salah satu yang kerap mewawancarai almarhum yakni jurnalis RRI Pontianak, Vico Alhadi. “Terakhir saya wawancara beliau di awal Januari. Tentang rencana pemerintah membuka belajar tatap muka,” ungkapnya.

Almarhum mengatakan, rujukan Pembelajaran Tatap Muka ada di SKB Empat menteri. Agar aturan tersebut bisa berjalan baik, almarhum meminta agar sosialisasi diperkuat.

Almarhum, kata Vico, sangat khas ketika diwawancarai, baik secara langsung ataupun melalui seluler. Sudah pasti pertanyaan yang dilontarkan selalu dijawab dengan panjang detail dan lugas. “Sebagai jurnalis saya benar-benar kehilangan sosok beliau,” ujarnya saat ditemui Pontianak Post di rumah duka.

Baca Juga :  Membatik dengan Hati, Priska Ajak Perempuan Percaya Diri dan Mandiri

Pemimpin Redaksi Pontianak Post, Heriyanto juga merasa kehilangan. “Almarhum merupakan penulis kolom opini aktif di Pontianak Post. Setiap Jumat, dia pasti menghubungi. Namun Jumat ini tak ada,” ungkapnya.

Ia pribadi mengetahui bahwa DR Aswandi tengah terbaring sakit. Sempat dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara. Namun sudah sembuh. Tetapi, mendengar kabar kondisi tubuhnya kembali drop dan dilarikan ke Rumah Sakit Soedarso. Ternyata janjinya sudah sampai. Ia mangkat kemarin.

Hubungan Heriyanto dengan almarhum juga dekat. Sebab banyak program Pontianak Post di bidang pendidikan dijalankan. Mereka seperti sejoli. Bersama menjadi narasumber di berbagai kegiatan tentang pendidikan di Kabupaten Kota Kalbar. “Dalam waktu dekat ini sebenarnya saya dan almarhum akan ke daerah lagi,” ungkapnya.

Ia pribadi dan atas nama Pontianak Post mengucapkan banyak terima kasih atas dedikasi almarhum selama ini. Pontianak Post betul-betul kehilangan penulis di kolom opini. Utamanya tema-tema tentang dunia pendidikan.(*)

Most Read

Artikel Terbaru