31.7 C
Pontianak
Saturday, June 3, 2023

Memiliki Siklus Hidup Singkat, Berbeda dari Rafflesia Arnoldi di Indonesia

Melihat Bunga Langka Rafflesia Bermekaran di Gunung Gading, Sarawak

Gunung Gading Nasional Park atau Taman Nasional Gunung Gading, menjadi salah satu destinasi wisata pilihan jika berkunjung ke Sarawak, Malaysia. Di sini kita bisa melihat bunga langka raffflesia bermekaran.

Arief Nugroho, Lundu

Taman Nasional Gunung Gading merupakan taman nasional yang dikelola oleh Pemerintah Sarawak. Letaknya di kilometer 60 Pan Borneo, Distrik Lundu, Divisi Kuching, Sarawak, atau sekitar dua jam perjalanan dari Kuching.

Taman ini menyimpan keanekaragaman hayati, salah satunya adalah bunga Rafflesia tuan muadae, yakni satu dari 31 jenis Rafflesia yang ada di dunia.

Kami pun mendapat kesempatan dari dari Sarawak Tourism Board (STB) untuk melihat bunga raksasa itu bermekaran langsung dari habitatnya.

Matahari baru saja beranjak dari pembaringannya saat kami tiba di sana. Sebelum masuk ke lokasi, seorang pemandu wisata bernama Entonia menjelaskan kepada kami tentang keberadaan dan sirklus hidup bunga langka itu.

Menurutnya, bunga Rafflesia tuan-mudae merupakan salah satu keanekaragamanhayati yang dimiliki oleh Taman Nasional Gunung Gading. Bunga ini memiliki siklus hidup yang singkat. Terutama pada saat mekar.

“Selamat datang ke Taman Nasional Gunung Gading. Taman ini special dengan bunga Rafflesia tuan-mudae. Spesies ini akan mekar satu sampai dua kali dalam sebulan. Tidak mengenal musim. Tergantung nasib keberuntungan kalian,” kata Entonia.

Dikatakan Entonia, selain dapat melihat bunga Rafflesia mekar,  pengunjung juga bisa menikmati panorama alam Gunung Gading yang masih lestari. Mulai dari vegetasi tumbuhan yang masih utuh, air terjun dan juga aliran sungai yang belum terkontaminasi.

Selang beberapa menit kemudian, kami yang terdiri dari delapan jurnalis asal Kalimantan Barat dan juga turis asal Jerman diajak Entonia ke lokasi kebaradaan bunga terbesar di dunia itu mekar.

Baca Juga :  Tradisi Pembakaran Replika Kapal Wangkang Tarik Wisatawan

Kami pun tak sabar ingin melihatnya. Sepanjang perjalanan menuju lokasi, sesekali Entoni menjelaskan spsies tumbuhan dan satwa yang menghuni taman nasional itu. Tanpa terasa, kami sudah berjalan kurang lebih 30 menit.

Kami pun tiba di sebuah sungai dengan air yang cukup jernih. Menurut Entonia, ada 700 spesies hewan yang hidup di sungai ini. Mulai dari kepiting, udang, hingga berbagai jenis ikan. Menurutnya, air sungai itu digunakan sebagai mata air utama yang dapat langsung diminum oleh penduduk di Kota Lundu.

Ia pun mempraktikan dengan meminum air sungai dari peralon-peralon yang ada di sekitar jalur pendakian.

Tidak jauh dari aliran sungai, Entonia menemukan sebuah bonggol besar seperti bola yang diselimuti kelopak merah. Bonggol tersebut merupakan calon bunga Rafflesia yang akan mekar nantinya. Butuh 9-12 bulan untuk menjadi sebesar bola kaki.

Beberapa meter dari situ, Entonia menunjukkan Rafflesia yang mulai menghitam. Artinya, Rafflesia tersebut telah mekar lebih dari dua hari. Rombongan kembali melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Gading.

Keberuntungan pun berpihak kepada kami, Bunga Rafflesia yang baru mekar pun ditemukan. Ukurannya diameter mencapai satu meter, warnanya masih merah, artinya, bunga ini baru mekar tak lebih dari 24 jam.

“Awas, jangan diinjak. Di situ ada anakannya,” kata Entonia sembari menunjuk anakan rafflesia sebesar bola tenis.

Kesempatan tersebut tak disia-siakan para jurnalis dari Kalbar. Mereka berebut mengabadikan momen yang sangat langka tersebut.

Baca Juga :  Sulap Warkop jadi Pabrik APD, Face Shield Dibagikan Gratis

Rasa ingin tahu yang besar membuat mereka betah untuk mengamati bunga tersebut dari dekat. Mitos tentang ‘bau bangkai’ pun terpecahkan. Rafflesia yang identik dengan bunga bangkai merupakan jenis yang berbeda.

Rafflesia tuan-mudae yang tengah mekar ini sama sekali tak mengeluarkan bau yang tak sedap. Antonia menjelaskan, bau yang keluar dari Rafflesia tuan-mudae datang dari semacam kelenjar berwarna putih di dalam kelopak. Baunya tak begitu wangi, namun khas.

Lantas apa perbedaan Rafflesia tuan-muade dengan Rafflesia arnoldi?

Spesies Rafflesia tuan-mudae ini hampir mirip dengan Rafflesia arnoldii. Perbedaan yang mencolok ada pada morfologi atau fisik, yakni pada warna kelopak (perigon).

Rafflesia arnoldii lebih ke oranye sedangkan spesies Rafflesia tuan-mudae ke arah merah maron. Perbedaannya juga dapat dilihat dari pola putih atau bercak pada kelopak. Rafflesia arnoldii bercaknya ganda (besar dan kecil), sementara Rafflesia tuan-mudae tunggal.

Kemudian bercak pada Rafflesia arnoldii juga lebih besar dan jarak antara satu bercak dengan yang lainnya juga agak berjauhan jika dibandingkan dengan jenis Rafflesia tuan-mudae.

Saat ini ada 31 jenis tumbuhan rafflesia. Dari 31 jenis, 15 jenis ada di Indonesia dan 11 jenis di antaranya berada di pulau Sumatera. Rafflesia tuan-mudae pertama kali ditemukan di Serawak, Malaysia.

Mekar bunga tersebut dengan diameter mencapai 111 centimeter, dan merupakan bunga rafflesia terbesar di dunia yang pernah tercatat dan terdokumentasikan.

Di Indonesia, bunga rafflesia merupakan jenis tumbuhan yang dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya, sehingga keberadaannya terus dipantau dan dijaga untuk tetap lestari. (*)

Melihat Bunga Langka Rafflesia Bermekaran di Gunung Gading, Sarawak

Gunung Gading Nasional Park atau Taman Nasional Gunung Gading, menjadi salah satu destinasi wisata pilihan jika berkunjung ke Sarawak, Malaysia. Di sini kita bisa melihat bunga langka raffflesia bermekaran.

Arief Nugroho, Lundu

Taman Nasional Gunung Gading merupakan taman nasional yang dikelola oleh Pemerintah Sarawak. Letaknya di kilometer 60 Pan Borneo, Distrik Lundu, Divisi Kuching, Sarawak, atau sekitar dua jam perjalanan dari Kuching.

Taman ini menyimpan keanekaragaman hayati, salah satunya adalah bunga Rafflesia tuan muadae, yakni satu dari 31 jenis Rafflesia yang ada di dunia.

Kami pun mendapat kesempatan dari dari Sarawak Tourism Board (STB) untuk melihat bunga raksasa itu bermekaran langsung dari habitatnya.

Matahari baru saja beranjak dari pembaringannya saat kami tiba di sana. Sebelum masuk ke lokasi, seorang pemandu wisata bernama Entonia menjelaskan kepada kami tentang keberadaan dan sirklus hidup bunga langka itu.

Menurutnya, bunga Rafflesia tuan-mudae merupakan salah satu keanekaragamanhayati yang dimiliki oleh Taman Nasional Gunung Gading. Bunga ini memiliki siklus hidup yang singkat. Terutama pada saat mekar.

“Selamat datang ke Taman Nasional Gunung Gading. Taman ini special dengan bunga Rafflesia tuan-mudae. Spesies ini akan mekar satu sampai dua kali dalam sebulan. Tidak mengenal musim. Tergantung nasib keberuntungan kalian,” kata Entonia.

Dikatakan Entonia, selain dapat melihat bunga Rafflesia mekar,  pengunjung juga bisa menikmati panorama alam Gunung Gading yang masih lestari. Mulai dari vegetasi tumbuhan yang masih utuh, air terjun dan juga aliran sungai yang belum terkontaminasi.

Selang beberapa menit kemudian, kami yang terdiri dari delapan jurnalis asal Kalimantan Barat dan juga turis asal Jerman diajak Entonia ke lokasi kebaradaan bunga terbesar di dunia itu mekar.

Baca Juga :  Penghapal Quran Disabilitas Diajak Belanja Baju Lebaran

Kami pun tak sabar ingin melihatnya. Sepanjang perjalanan menuju lokasi, sesekali Entoni menjelaskan spsies tumbuhan dan satwa yang menghuni taman nasional itu. Tanpa terasa, kami sudah berjalan kurang lebih 30 menit.

Kami pun tiba di sebuah sungai dengan air yang cukup jernih. Menurut Entonia, ada 700 spesies hewan yang hidup di sungai ini. Mulai dari kepiting, udang, hingga berbagai jenis ikan. Menurutnya, air sungai itu digunakan sebagai mata air utama yang dapat langsung diminum oleh penduduk di Kota Lundu.

Ia pun mempraktikan dengan meminum air sungai dari peralon-peralon yang ada di sekitar jalur pendakian.

Tidak jauh dari aliran sungai, Entonia menemukan sebuah bonggol besar seperti bola yang diselimuti kelopak merah. Bonggol tersebut merupakan calon bunga Rafflesia yang akan mekar nantinya. Butuh 9-12 bulan untuk menjadi sebesar bola kaki.

Beberapa meter dari situ, Entonia menunjukkan Rafflesia yang mulai menghitam. Artinya, Rafflesia tersebut telah mekar lebih dari dua hari. Rombongan kembali melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Gading.

Keberuntungan pun berpihak kepada kami, Bunga Rafflesia yang baru mekar pun ditemukan. Ukurannya diameter mencapai satu meter, warnanya masih merah, artinya, bunga ini baru mekar tak lebih dari 24 jam.

“Awas, jangan diinjak. Di situ ada anakannya,” kata Entonia sembari menunjuk anakan rafflesia sebesar bola tenis.

Kesempatan tersebut tak disia-siakan para jurnalis dari Kalbar. Mereka berebut mengabadikan momen yang sangat langka tersebut.

Baca Juga :  Mutiara dari Gang Angket; Doni Chairullah Hapus Stigma Lewat Yayasan Pendidikan

Rasa ingin tahu yang besar membuat mereka betah untuk mengamati bunga tersebut dari dekat. Mitos tentang ‘bau bangkai’ pun terpecahkan. Rafflesia yang identik dengan bunga bangkai merupakan jenis yang berbeda.

Rafflesia tuan-mudae yang tengah mekar ini sama sekali tak mengeluarkan bau yang tak sedap. Antonia menjelaskan, bau yang keluar dari Rafflesia tuan-mudae datang dari semacam kelenjar berwarna putih di dalam kelopak. Baunya tak begitu wangi, namun khas.

Lantas apa perbedaan Rafflesia tuan-muade dengan Rafflesia arnoldi?

Spesies Rafflesia tuan-mudae ini hampir mirip dengan Rafflesia arnoldii. Perbedaan yang mencolok ada pada morfologi atau fisik, yakni pada warna kelopak (perigon).

Rafflesia arnoldii lebih ke oranye sedangkan spesies Rafflesia tuan-mudae ke arah merah maron. Perbedaannya juga dapat dilihat dari pola putih atau bercak pada kelopak. Rafflesia arnoldii bercaknya ganda (besar dan kecil), sementara Rafflesia tuan-mudae tunggal.

Kemudian bercak pada Rafflesia arnoldii juga lebih besar dan jarak antara satu bercak dengan yang lainnya juga agak berjauhan jika dibandingkan dengan jenis Rafflesia tuan-mudae.

Saat ini ada 31 jenis tumbuhan rafflesia. Dari 31 jenis, 15 jenis ada di Indonesia dan 11 jenis di antaranya berada di pulau Sumatera. Rafflesia tuan-mudae pertama kali ditemukan di Serawak, Malaysia.

Mekar bunga tersebut dengan diameter mencapai 111 centimeter, dan merupakan bunga rafflesia terbesar di dunia yang pernah tercatat dan terdokumentasikan.

Di Indonesia, bunga rafflesia merupakan jenis tumbuhan yang dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya, sehingga keberadaannya terus dipantau dan dijaga untuk tetap lestari. (*)

Most Read

Artikel Terbaru