Manfaat KUR BRI
Berbagai pekerjaan telah dilakoni Sarmiyeh. Mulai dari buruh cuci, pengasuh anak, hingga berdagang kue. Semua dilakukan perempuan hanya mengenyam pendidikan hingga kelas 4 SD ini untuk menghidupi lima anaknya. Dan, kini berkat pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI, mimpi Sarmiyeh untuk bisnis jahitan pakaian terwujud.
Ramses, Pontianak
DI usianya yang hampir setengah abad, Sarmiyeh terlihat segar. Aktivitasnya dimulai dari jam 04.00. Selepas membereskan urusan rumahnya, Sarmiyeh berangkat sambil membawa kantong plastik besar berisi pakaian yang sudah disetrika. Ya, dia mengambil upahan setrika pakaian di komplek perumahan dekat tempat tinggalnya. Setelah itu, dia berangkat menuju kawasan Jalan Paris 2 Pontianak. Di sana dia bekerja sebagai pengasuh anak sekaligus asisten rumah tangga.
“Sekitar jam 2 siang saya pulang. Singgah dulu ke rumah yang tadi pagi saya singgahi, untuk mengambil setrikaan,” ujar Sarmiyeh.
Sesampai di rumah, dia beristirahat sebentar. Kemudian menuju kios yang dijaga oleh anaknya, yang juga bisa menjahit. Di sana, mereka menerima jahitan pakaian dari pelanggan. Kios jahit miliknya tak jauh dari rumah. Bilangan Jalan Adisucipto Gang Mandiri Desa Teluk Kapuas, Kubu Raya.
Masih berbentuk bangunan sederhana. Lantai berwarna biru. Dinding bercat putih. Pigura pakaian berdiri tegak di depan pintu kios. Menjadi pesan bagi yang melintas bahwa itu merupakan tempat jahit pakaian.
“Malam baru saya menyetrika. Kadang anak saya juga bantu menyetrika. Kalau ada yang mau pesan kue, saya terima. Jam 11 malam baru tidur,” ungkapnya.
Meski masih sederhana, bisnis itu menjadi penopang kehidupan bagi wanita berusia 46 tahun ini. Menjahit adalah hobinya sejak lama. Itu juga menjadi alasan Sarmiyeh menjalankan bisnis jahit pakaian.
Tiga tahun sudah berjalan. Dua tahun di awal bisnis ini dirintisnya di rumah. Setahun terakhir baru berpindah di kios yang disewanya. Sarmiyeh bisa menyewa kios, berkat bantuan KUR dari BRI.
Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah program pembiayaan/kredit bersubsidi pemerintah dengan bunga rendah, yang 100 persen dananya milik Bank/Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Penyalur KUR dan disalurkan dalam bentuk dana keperluan modal kerja serta investasi.
Sarmiyeh mengajukan KUR BRI senilai Rp35 juta. Masa tenornya sekitar tiga tahun. Per bulannya sebesar Rp1 jutaan. Ia memilih BRI lantaran mendapat tawaran dari kerabatnya. Jika ingin mengembangkan usaha bisa mengajukan bantuan pembiayaan melalui BRI. Programnya KUR BRI, yakni Kredit Modal Kerja dan atau Kredit Investasi dengan batas atas kredit hingga Rp500 juta diberikan kepada usaha mikro, usaha kecil dan koperasi dengan bisnis produktif yang akan mendapat jaminan dari Perusahaan Penjamin.
Sarmiyeh mengajukan lantaran pelanggannya semakin bertambah. Sementara ia tak memiliki modal sehingga pilihan terbaiknya mengajukan dukungan pembiayaan melalui KUR BRI.
“Cicilannya terjangkau dan bisa berkembang, alhamdulillah pengajuan disetujui. Bagi pelaku usaha kecil seperti saya, dukungan seperti ini sangat membantu sekali untuk pengembangan UMKM,” tambah Sarmiyeh.
Selain bantuan pinjaman, Sarmiyeh juga kerap mendapatkan masukan dari program KUR. Salah satunya dengan memanfaatkan dunia digital. Menurutnya era digitalisasi bisa dimanfaatkan mengembangkan pasar. Manfaatnya jangkauan promosi bisa lebih luas sehingga berdampak kepada produktivitas usaha.
“Masukan itu mendorong usaha saya untuk terus berkembang, karena jika berkembang bisa mengajukan bantuan lagi melalui KUR,” jelas Sarmiyeh.
Sarmiyeh juga memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi usaha. Baginya strategi itu juga karena jangkauan media sosial luas. Penggunanya tidak hanya seputaran dekat tempat tinggalnya tapi daerah luar juga. Tak heran jika menjelang hari besar keagamaan, seperti ramadan atau lebaran orderan menjahitnya meningkat dibandingkan hari-hari biasa.
Manajer Bisnis Mikro BRI cabang Pontianak Dencu Yaharyandi mengatakan bahwa BRI terus memberikan dukungan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan kemudahan dalam proses peminjaman. Termasuk dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat.
BRI mengeluarkan aplikasi yang disebut BRISPOT. Ini merupakan aplikasi khusus para tenaga pemasar mikro BRI atau Mantri BRI untuk memproses pinjaman mikro. Aplikasi ini berguna untuk menyederhanakan, mengotomasi dan mendigitalisasi proses pengajuan hingga pencairan pinjaman di BRI.
BRI melakukan migrasi proses kredit mikro dari proses input manual menjadi full digital melalui BRISPOT ini sejak tahun 2018 dan telah terealisasi 100 persen pada tahun 2019.
“Jadi bisa lebih cepat dengan BRISPOT. Tenaga pemasar melakukan on the spot di lapangan saat proses pengajuan tanpa harus ke kantor. Jika sudah selesai, tinggal nasabah ke kantor untuk realisasi,” jelas Yaharyandi.
Penggunaan BRISPOT ini menjadi bentuk transformasi digital yang dilakukan BRI. Yaharyandi mengatakan transformasi digital ini memberikan waktu yang lebih cepat dalam proses pengajuan pinjaman. Dan berlaku juga untuk KUR yang dibutuhkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
“Prosesnya cepat dan one day service, tetapi tergantung jaraknya,” kata Yaharyandi.
Yaharyandi menjelaskan mekanismenya yang dilakukan seperti biasa. Masyarakat mengajukan pinjaman. Proses kreditnya menggunakan aplikasi BRISPOT. Tenaga pemasar datang dari ke lokasi pengajuan sehingga tidak harus bolak balik ke kantor. Sehingga penggunaan aplikasi ini lebih efektif dan efisien saat pengajuan kredit.
“Jadi pas wawancara, pemeriksaan agunan, data-data itu langsung dimasukkan ke aplikasi dan sistem. Penilaiannya juga langsung sehingga begitu selesai ada keputusan. Apakah dilanjutkan atau ditolak,” kata Yaharyandi.
“Jika dulu satu tenaga pemasar hanya mengerjakan dua atau tiga berkas, sekarang sudah dua kali lipat. Prosesnya betul-betul sangat mudah. Ada penilaian dan perhitungannya ada,” tambah Yaharyandi.
Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Arga M. Nugraha menambahkan bahwa produk transformasi digital dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI yakni BRIspot.
Aplikasi ini membanggakan karena sebagai buah dari transformasi menjadi proses perbaikan secara digital di tataran internal. BRIspot menjadi aplikasi yang di kalangan industri perbankan disebut dengan loan origination system atau alat bantu secara internal untuk bisa memproses permintaan-permintaan nasabah dalam mengajukan pinjaman dan kredit.
“Dalam satu hari itu, kawan-kawan kami di unit-unit kerja operasional bisa men-disbursed dari nasabah mikro sekitar Rp1 triliun. Itu tidak akan terjadi kalau tidak menggunakan BRIspot. Dulu tanpa adanya BRIspot memproses kredit itu rata-rata worst case-nya dua minggu. Dengan BRIspot kami bisa mempercepat proses kredit menjadi sekitar cuma dua hari saja. Bahkan pada banyak kasus dua jam selesai bila dokumennya lengkap,” katanya. (*)