Menjadi salah satu karyawan yang terdampak akibat pandemi membuat Nynda Windu Wulansari (23) memutuskan keluar dari perusahaan swasta tempatnya bekerja di Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya sejak pertengahan tahun 2020 lalu. Untuk kembali memenuhi kebutuhan hidupnya, pada tahun 2021 sulung dari dua bersaudara ini pun mulai merintis usaha kerajinan tangan dengan membuat hand lettering dan siluet in frame yang dipasarkan secara e-commerce.
Ashri Isnaini, Sungai Raya
Waktu menunjukkan pukul 11.00 wib, pada Kamis (27/1), di gallery berukuran 3×4 meter yang terletak di sisi kanan rumahnya di Jalan Adisucipto Gang Teluk Harapan, Nynda tampak sibuk mengemas sejumlah hand lettering dan siluet in frame ke dalam kotak berukuran 25 cm x 30 cm untuk dikirimkan ke beberapa konsumennya dari sejumlah kota di Pulau Jawa.
“Awalnya cuma iseng posting hasilhand lettering yang saya buat di medsos, ternyata ada teman yang suka hasilnya dan kemudian minta saya buatkan sesuai dengan keinginannya dari situlah kemudian mulai bertambah orang-orang yang mesan,” jelas Nynda sembari mempacking pesanan pelangannya.
Hand letteringmerupakan sebuah karya desain yang menggunakan huruf sebagai elemen utama yang sepenuhnya digambar secara manual dengan menggunakan tangan. Dan siluet in frame merupakan gambar manusia, binatang, pemadangan atau benda lain dalam bentuk padat dan hanya terdiri dari satu warna saja yakni hitam. Hasil dari siluet tersebut kemudian diberi bingkai.
Tidak bisa dipungkiri selama masa pandemi, cukup sulit memasarkan atau menjual barang secara langsung, karenanya sejak awal Nynda memutuskan memasarkan produk kerajinan yang dihasilnya melalui media sosial atau memanfaatkan fasilitas e-commerce termasuk dipasarkan disalah satu pusat belanja online.
“Saya bersyukur walaupun bisa dibilang pemula, namun karena dipasarkan secara online jadi semua orang lihat dan bisa kapanpun dan dimanapun memesan hasil kerajinan yang saya buat,” jelasnya.
Dalam sehari Nynda mengaku bisa membuat sekitar 10 hingga 20 hand lettering dan siluet in frame, bahkan jika pesanan sedang banyak lebih dari 30 pesanan, dirinya terpaksa lembur hingga larut malam di ruang kerjanya.
“Karena masih tahap awal, jadi semuanya saya kerjakan sendiri. Jadi maklum saja kalau pas pesanan lagi banyak saya bisa kerja sampai larut malam hanya untuk menyelesaikan pesanan pelanggan saya,” ujarnya.
Untuk tahap awal, pada hari-hari biasanya Nynda mengaku dalam sebulan hanya bisa meraup keuntungan sekitar Rp3juta hingga Rp4juta rupiah, namun jika pada waktu-waktu terentu seperti musim valentine, wisuda dan sejenisnya keuntungan yang didapat bisa mencapai sekitar Rp6juta hingga Rp7juta perbulan bahkan lebih.
“Rata-rata yang mesan itukan mereka untuk kado atau sejenisnya. Jadi saat ada momen-momen-momen valentine, wisuda dan sejenisnya pesanan bertambah,” ujar Nynda.
Adapun harga jual hasil kerajinan tangan miliknya cukup bervariasi namun masih terjangkau, yakni mulai dari Rp40 ribuaan hingga sekitar Rp60ribuan tergantung tingkat kesulitan dalam pengerjaannya. Sedangkan para konsumen yang banyak membeli hasil kerajinan tangannya tidak hanya dari Kalimantan Barat, namun juga sudah merambah ke sejumlah Pulau Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara Timur, Bali hingga ke Negara tetangga, Malaysia.
“Saya juga kaget kerajinan tangan saya bisa dipesan oleh orang-orang Malaysia. Namun saya rasa wajar saja, karena kan dipasarkannya secara online jadi siapapun dan dari Negara manapun bisa melihat dan membeli hasil kerajinan tangan yang saya buat ini. Dan saya bersyukur dari hasil kerajinan yang saya tekuni dalam satu tahun terakhir ini cukup membantu saya untuk memenuhi kebutuhan hidup saya dan keluarga,” ungkapnya.
Kendati banyak dampak yang dirasakan di tengah pandemi, seperti sulitnya memaasarkan produk secara langsung, bagi Nynda hal tersebut bisa diatasi dengan mulai beralih belajar memasarkan produk secara online.
“Apalagi saat ini sudah sangat banyak pusat belanja online termasuk media sosial juga bisa kita gunakan untuk memasarkan barang atau produk yang kita hasilkan. Tinggal bagaimana kita berupaya menangkan peluang yang ada,” ungkapnya.
Nynda juga meyakini jika jeli mengolah suatu produk dan mampu menangkap peluang pemasaran yan ada, maka, beragam produk lokal yang ada di Kubu Raya dan Kalimantan Barat secara umum bisa kian bersaing denga produk luar.
“Saya yakin saat ini sudah banyak produk lokal yang mampu bersaing dengan produk luar, tinggal bagaimanacara kita berupaya untuk terus konsisten mengembangkan usaha yang digeluti termasuk mengoptimalkan kualitas produk yang dihasilkan,” tutup Nynda.
Kemudahan Pelayanan Ekspedisi
Untuk memudahkan kelancaran usaha agar pengiriman barang pesanan konsumen sampai lebih cepat, Nynda kerap kali memilihJNE. Dia memilih JNE lantaran memilki jaringan yang luas. Di sisi lain JNE juga dilengkapi dengan fasilitas pengecekan barang secara online.
“Karena jaringannya luas, sehingga sangat mudah menjangkau JNE, tarifnya juga terjangkau di sisi lain pelayanannya juga lebih mudah dan aman karena ada fasilitas pengecekan barang secara online juga.Misalnya hari ini kirim barang, nanti malam kita bisa pantau posisi barang atau kita ada dimana hingga sudah sampai atau belum itu bisa dilacak secara online, makanya saya merasa lebih aman dan cepat saja menggunakan fasiltas JNE,” ungkapnya.
Nynda merupakah salah satu dari sekian banyak pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mulai merintis usaha di tengah pandemi Covid-19. Agar usaha yang baru sekitar satu tahunan ditekuninya ini bisa terus berkembang dia pun berharap JNE bisa rutin memberikan promo khusus bagi para pelaku UMKM seperti dengan memberikan gratis ongkir.
Kepala Cabang JNE Pontianak, Dharma mengatakan hingga saat ini JNE terus mengembangkan inovasi dalam mendukung peningkatan pelayanan bagi semua pelanggannya. Seiring berkembangnanya e-commerce, membuat setiap tahunnya JNE terus mengoptimalkan pelayanan bagi masyarakat.
Selain memberikan pelayanan pengiriman barang, dalam upaya mendukung tumbuh dan berkembangnya sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), JNE juga menyediakan fasilitas pemasaran beragam porduk yang dihasilkan pelaku usaha lokal melalui website pesanan oleh-oleh nusantara(Pesona) JNE.
“Jadi setiap pelaku usaha lokal juga bisa memanfaatkan fasilitas website pesona ini untuk memasarkan beragam produk yang dimiliki,” jelasnya.
Dharma menambahkan, hingga saat ini kami juga terus mengembangkan jaringan network di seluruh Indonesia untuk memudahkan peningkatan pelayanan bagi para pelanggan.
Sebagai penyedia jasa pengiriman barang atau logistik, kata Dharma,membuat JNE terus berinovasi.Empat hal yang dikembangkan JNE saat ini yakni IT, Jaringan, fasilitas pelayanan dan kualitas Sumber Daya Manusia. Adapun sistem yang dikembangkan JNE saat ini untuk memudahkan pelayanan bagi konsumen yakni melalui aplikasi My JNE.
Menurutnya, aplikasi MY JNE tersebut bisa terkoneksi langsung ke handphone yang bisa digunakan untuk memantau sejauh mana proses pengiriman barang pelanggan.
“Jadi kalau mau ngecek barangnya yang dikirim sudah sampai dimana, bisa melalui aplikasi My JNE ini.Dan saat paket sudah sampai ke tujuan juga nantinya secara otomatis juga ada notifikasinya,” jelasnya.
Dharma menambahkan, selain memiliki 1 kantor cabang utama yang terletak di Kota Pontianak, JNE memiliki 14 kantor cabang lainnya yang tersebar di 14 kabupaten/kotaa di Kalimantan Barat. Tidak hanya itu, jaringan JNE lanjutnya jugaa sudah merambah hingga ke tingkat kecamatan disetiap daerah. Misalnya saja di Kubu Raya, kata Dharma, pihaknya juga sudah membangun kantor perwakilan yang melayani masyarakat di kawasan pesisir.
“Kalau di Kubu Raya itu, saat ini sudah dikembangkan ada beberapa kantor perwakilan seperti di Batu Ampar, Padang Tikar, Kubu dan sebentar lagi akan dipersiapkan untuk kawasan Terentang,” jelasnya.
Dharma mengaku selama masa pandemi Covid-19 khusunya di wilayah Kalimantan Barat terdapat peningkatan pengiriman barang yang dilakukan JNE sekitar 15 -20 persen dibanding hari-hari normal biasanya. Adanya kenaikan pengiriman barang tersebut lanjut Dharma membuat pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan.
Dalam upaya meningkatkan pelayanan, Dharma mengatakan pada tahun 2021 pihaknya telah membuka jalur intra Kalimantan dengan pusat pengiriman di Nanga Tayap.
“Jadi kalau sebelumnya orang Kalbar ingin kirim barang ke Banjarmasin atau Kalimantan Tengah harus melalui jalur udara, dengan adanya jalur pengiriman intra Kalimantan ini, semua pengiriman antar Kalimantan juga bisa dilakukan melalui jalur darat, sehingga prosesnya bisa lebih cepat,” jelasnya.
Dharma berharap seiring dengan terus bertambahnya jangkauan pelayanan JNE dalam menyediakan pelayanan jasa pengiriman barang ini, bisa lebih makismal membantu masyarakat, tidak sekedar untuk kepentingan pribadi tetapi juga bisa difungsikan untuk membantu pengembangan dunia usaha dan sejenisnya.
“Intinya kami akan terus berusaha maksimal meningkatkan pelayanan memberikan rasa aman dan nyaman bagi semua masyarakat, khususnya para pelanggan JNE salah satunya terus berinovasi memberikan pelayanan terbaik,” pungkasnya. (*)