27.8 C
Pontianak
Wednesday, March 29, 2023

Membangun Kewirausahaan Sosial

Menjadi wirausaha sosial semakin bergeliat di kalangan masyarakat. Berbeda dengan komersial yang berorientasi profit, kewirausahaan sosial direalisasikan dengan menawarkan solusi atas permasalahan sosial yang ada.

Oleh : Siti Sulbiyah

Kewirausahaan sosial atau social enterprise adalah suatu bisnis yang dibangun dengan tujuan mengatasi masalah-masalah yang ada di suatu kelompok masyarakat, seperti masalah ekonomi, kesehatan masyarakat, pendidikan, lingkungan, sanitasi dan lain sebagainya.

“Wirausaha sosial adalah suatu kegiatan yang mulia bahkan kini berkembang secara global,” ucapnya Fajar Anugerah, Director di Social Enterprise International Ltd, saat Webinar Kontribusi Wirausaha Sosial dalam Memecahkan Masalah Sosial di Indonesia, kemarin.

Ada contoh penggerak kewirausahaan sosial yang memberikan dampak secara global. Dia adalah Muhammad Yunus, seorang bankir dari Bangladesh yang mendirikan Grameen Bank. Bank yang didirikannya itu berhasil mengembangkan konsep kredit mikro yaitu pengembangan pinjaman skala kecil untuk usahawan miskin yang tidak mampu meminjam dari bank umum.

Fajar Anugerah, Director di Social Enterprise International Ltd

“Konsepnya adalah menyelesaikan masalah ekonomi melalui pembiayaan mikro di kelompok ibu-ibu, seperti ibu posyandu, atau RT/RW, yang kemudian dikelola kelompok yang membutuhkan pembiayaan mikro dan saling bertanggung jawab satu sama lain,” jelasnya.

Baca Juga :  Pilih Korporasi atau Startup?

Atas capaiannya itu, Muhammad Yunus diganjar nobel perdamaian karena kerjanya dianggap menyelesaikan masalah kemiskinan di akar rumput, beserta konflik terkait lainnya. Konsepnya kini diterapkan di sejumlah negara di Asia Selatan.

Menurutnya, ada empat konsep penting dalam membangun kewirausahaan sosial. Tujuan menjadi hal pertama yang harus ada karena ia mendasari sebuah usaha itu dibangun. Tujuan akan berangkat dari sebuah masalah yang akan dipecahkan.

“Purpose-nya jelas, biasanya ingin memecahkan masalah yang spesifik. Semakin besar masalah dan semakin inovatif solusinya, biasanya akan semakin berkembang. Alasan Grameen Bank itu berkembang pesat karena Muhammad Yunus betul-betul melihat isu keuangan di level mikro ini sangat penting. Ibu-ibu ini paling strategis, namun paling sulit mendapatkan pembiayaan dari bank,” jelasnya.

Selain menentukan tujuan, lanjut dia, pastikan solusi yang ditawarkan untuk memecahkan masalah benar-benar memberikan dampak positif  terhadap manusia, lingkungan hidup, serta menghasilkan profit.

Baca Juga :  Project Kebaikan, Barter Karya untuk Donasi

“Tetap memikirkan yang namanya profit, namun tujuannya tidak untuk menjadikan kaya si penggeraknya. Tujuan dari pendapatan profit ini agar usaha tersebut dapat terus bergerak,” katanya.

Fajar menjelaskan ada tiga prinsip utama sebuah wirausaha sosial itu bisa diukur, yakni viability, feasibility, dan desirability. Viability atau kelangsungan bisnis, yang berarti bisnis tersebut mampu menyelesaikan persoalan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Feasibility (kelayakan), berarti orang bisa menggunakan solusi yang ditawarkan tersebut.

“Kemudian yang terakhir adalah desirability (keinginan), yaitu ketika orang menggunakannya, orang akan merasakan kenikmatannya, sehingga mereka ingin menggunakan ulang layanan tersebut,” jelasnya.

Secara umum, tambahnya, kewirausahaan sosial merupakan semua bentuk usaha yang memiliki etika dan nilai yang jelas, punya tujuan sosial, pengelolaanya dilakukan secara demokratis, serta mendistribusikan pendapatan yang berhasil dihimpun secara adil. **

Menjadi wirausaha sosial semakin bergeliat di kalangan masyarakat. Berbeda dengan komersial yang berorientasi profit, kewirausahaan sosial direalisasikan dengan menawarkan solusi atas permasalahan sosial yang ada.

Oleh : Siti Sulbiyah

Kewirausahaan sosial atau social enterprise adalah suatu bisnis yang dibangun dengan tujuan mengatasi masalah-masalah yang ada di suatu kelompok masyarakat, seperti masalah ekonomi, kesehatan masyarakat, pendidikan, lingkungan, sanitasi dan lain sebagainya.

“Wirausaha sosial adalah suatu kegiatan yang mulia bahkan kini berkembang secara global,” ucapnya Fajar Anugerah, Director di Social Enterprise International Ltd, saat Webinar Kontribusi Wirausaha Sosial dalam Memecahkan Masalah Sosial di Indonesia, kemarin.

Ada contoh penggerak kewirausahaan sosial yang memberikan dampak secara global. Dia adalah Muhammad Yunus, seorang bankir dari Bangladesh yang mendirikan Grameen Bank. Bank yang didirikannya itu berhasil mengembangkan konsep kredit mikro yaitu pengembangan pinjaman skala kecil untuk usahawan miskin yang tidak mampu meminjam dari bank umum.

Fajar Anugerah, Director di Social Enterprise International Ltd

“Konsepnya adalah menyelesaikan masalah ekonomi melalui pembiayaan mikro di kelompok ibu-ibu, seperti ibu posyandu, atau RT/RW, yang kemudian dikelola kelompok yang membutuhkan pembiayaan mikro dan saling bertanggung jawab satu sama lain,” jelasnya.

Baca Juga :  Dari Blog, Mimpi Itu Terwujud

Atas capaiannya itu, Muhammad Yunus diganjar nobel perdamaian karena kerjanya dianggap menyelesaikan masalah kemiskinan di akar rumput, beserta konflik terkait lainnya. Konsepnya kini diterapkan di sejumlah negara di Asia Selatan.

Menurutnya, ada empat konsep penting dalam membangun kewirausahaan sosial. Tujuan menjadi hal pertama yang harus ada karena ia mendasari sebuah usaha itu dibangun. Tujuan akan berangkat dari sebuah masalah yang akan dipecahkan.

“Purpose-nya jelas, biasanya ingin memecahkan masalah yang spesifik. Semakin besar masalah dan semakin inovatif solusinya, biasanya akan semakin berkembang. Alasan Grameen Bank itu berkembang pesat karena Muhammad Yunus betul-betul melihat isu keuangan di level mikro ini sangat penting. Ibu-ibu ini paling strategis, namun paling sulit mendapatkan pembiayaan dari bank,” jelasnya.

Selain menentukan tujuan, lanjut dia, pastikan solusi yang ditawarkan untuk memecahkan masalah benar-benar memberikan dampak positif  terhadap manusia, lingkungan hidup, serta menghasilkan profit.

Baca Juga :  Cegah Anak Menyakiti Diri Sendiri

“Tetap memikirkan yang namanya profit, namun tujuannya tidak untuk menjadikan kaya si penggeraknya. Tujuan dari pendapatan profit ini agar usaha tersebut dapat terus bergerak,” katanya.

Fajar menjelaskan ada tiga prinsip utama sebuah wirausaha sosial itu bisa diukur, yakni viability, feasibility, dan desirability. Viability atau kelangsungan bisnis, yang berarti bisnis tersebut mampu menyelesaikan persoalan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Feasibility (kelayakan), berarti orang bisa menggunakan solusi yang ditawarkan tersebut.

“Kemudian yang terakhir adalah desirability (keinginan), yaitu ketika orang menggunakannya, orang akan merasakan kenikmatannya, sehingga mereka ingin menggunakan ulang layanan tersebut,” jelasnya.

Secara umum, tambahnya, kewirausahaan sosial merupakan semua bentuk usaha yang memiliki etika dan nilai yang jelas, punya tujuan sosial, pengelolaanya dilakukan secara demokratis, serta mendistribusikan pendapatan yang berhasil dihimpun secara adil. **

Most Read

Artikel Terbaru