Oleh : Suwarjo, S.Pd
Teknologi menjadi sebuah keniscayaan di masa sekarang ini, terutama selama pandemi covid-19. Tantangannya kemudian adalah bagaimana menghadirkan proses pendidikan blended learning secara menyenangkan, termasuk saat sekolah memasuki normal baru pendidikan nantinya.Proses pembelajaran yang sering dijumpai di kelas yang biasa menggunakan pembelajaran tatap muka (face-toface) membuat sebagian siswa merasa bosan untuk mengikutinya.
Hal tersebut menyebabkan siswa suka membolos pada proses pembelajaran karena tidak ada ketertarikan dalam mengikutinya. Hal tersebut menyebabkan hasil yang diharapkan oleh guru dan siswa tidak sesuai. Terlebih di era 21 ini perkembangan teknologi yang pesat membuat siswa berpikir proses pembelajaran tidak diharus di kelas. Mereka berpikir dengan memanfaatkan teknologi yang ada, proses pembelajaran juga dapat berlangsung.
Proses pemanfaatan teknologi pada pembelajaran biasa disebut dengan pembelajaran elektronik atau e-learning. Sebagian siswa merasa bahwa menggunakan model pembelajaran tatap muka di kelas (face-to-face) terlalu kuno sehingga dengan menerapkan e-learning pada proses pembelajaran tidak akan ketinggalan zaman dan memberikan hasilyang didapatka dalam proses pembelajaran. Wildavsky  mengungkapkan bahwa kelemahan utama pembelajaran e-learning, yaitu intensitas bertemu antar siswa dan pengajar sangat minim serta sulit untuk dapat melakukan sosialisasi antar siswa.
Dengan demikian, pembelajaran tatap muka sangat penting juga untuk diterapkan akan tetapi melihat perkembangan teknologi yang luas guru/pengajar juga harus bisa untuk memanfaatkannya untuk dapat menarik siswa mengikuti proses pembelajaran dan mempelajari mata pelajaran tersebut. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mangatasi masalah tersebut yaitu dengan menerapkan blended learning sehingga para siswa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran.
Blended learning adalah sebuah model pembelajaran yang menggabungkan antara pembelajaran tatap muka (faceto-face) dengan e-learning. Blended learning merupakan konsep baru dalam pembelajaran dimana penyampaian materi dapat dilakukan di kelas dan online (Bielawski dan Metcalf dalam Husamah 2014).
Penggabungan yang dilakukan secara baik antara pengajaran tatap muka dimana pengajar dan pebelajar bertemu langsung dan melalui media online yang bisa diakses kapanpun. Penggabungan pembelajaran tatap muka (face-to-face) dengan e-learning tersebut disebabkan karena terbatasnya waktu dan mudah membuat siswa merasa cepat bosan dalam proses pembelajaran serta tuntutan perkembangan teknologi yang semakin luas. Blended learning saat ini tengah ramai dibicarakan karena proses mandiri dengan memanfaatkan materi materi yang tersedia secara online.
Kelebihan Blended Learning Blended learning dikembangkan karena kelemahan-kelemahan yang muncul pada pembelajaran tatap muka (face-toface) dan e-learning. Selain dikembangkan karena munculnya kelemahan dari kedua pembelajaran tersebut, blended learning dikembangkan karena kelebihan dari pembelajaran tatap muka (face-to-face) dan e-learning.
Adapun kelebihan dari blended learning yang diungkapkan oleh Kusairi (dalam Husamah 2014: 35), yaitu: a. peserta didik leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara Blended Learning b. peserta didik dapat berkomunikasi/ berdiskusi dengan pengajar atau peserta didik lain yang tidak harus dilakukan saat di kelas (tatap muka) c. kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik di luar jam tatap muka dapat dikelola dan dikontrol dengan baik oleh pengajar d. pengajar dapat menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet e. pengajar dapat meminta peserta didik membaca materi atau mengerjakan tes yang dilakukan sebelum pembelajaran f. pengajar dapat menyelenggarakan kuis, memberikan balikan, dan memanfaatkan hasil tes dengan efektif. g. peserta didik dapat saling berbagi file dengan peserta didik lainnya.
Blended learning merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan daya tarik pada proses pembelajaran tatap muka (face-to-face) dan sangat sesuai untuk diterapkan di era 21. Blended learning dapat mengakomodasi perkembangan teknologi yang luas tanpa harus m e n i n g g a l k a n pembelajaran tatap muka (face-toface) di kelas dengan menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan e-learning. Blended learning membuat siswa dapat terus belajar dan mengikuti proses pembelajaran.
Hal tersebut dapat menjadi peluang keberhasilan guru dan siswa pada pembelajaran. Blended learning juga membantu guru dalam mempersiapkan siswa untuk mencipatakan lingkungan belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing siswa dan dapat membantu siswa menghadapi tantangan di masa depan.**
*) Penulis adalah Kepala SMAN 3 Mandor  Kabupaten Landak