Penumbuhan karakter murid terutama berakhlak mulia sesuai yang dengan Profil Pelajar Pancasila sangatlah diperlukan. Hal tersebut merupakan pondasi awal murid dalam menjalani setiap proses kehidupan. Guru memiliki peranan dalam meningkatkan akhlak mulia murid. Setiap guru pasti mendambakan murid yang berakhlak mulia, berguna bagi nusa dan bangsa. Guna mewujudkan tujuan tersebut guru memiliki peran yang sangat penting, sebab guru berperan di arena pendidikan yang kedua setelah keluarga bagi muridnya.
Guru merupakan faktor yang amat penting dan lebih mendominasi dalam proses pendidikan formal. Bagi murid, guru merupakan figur panutan yang senantiasa tidak lepas dari pengamatan anak didiknya. Bukan saja pada kemampuannya dalam mentransfer materi pelajaran, akan tetapi tingkah laku, tutur kata bahkan kondisi rumah tangga pun kadang tidak lepas dari perhatian itu, sehingga dimungkinkan akan mempengaruhi kepercayaan anak didik. Â Salah satu contoh upaya guru dalam meningkatkan akhlak mulia. adalah melalui metode pembiasaan. Metode pembiasaan sendiri merupakan suatu kegiatan untuk melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara bersungguh-sungguh dengan tujuan memperkuat suatu keterampilan agar menjadi terbiasa. Pembiasaan yang diterapkan ke murid yaitu menganjurkan ketika bertemu dengan guru atau sesama murid, murid diharapkan untuk menyapa dan mengucapkan salam. Hal ini dikarenakan masih banyak murid yang menyapa guru tanpa memberi salam terlebih dahulu. Mereka langsung bertanya atau langsung ke topik pembicaraan saat akan berbicara dengan gurunya. Apalagi sekarang saat pandemic covid 19 , pembelajaran berlangsung secara daring. Semua percakapan atau pembicaraan berlangsung melalui media internet tanpa tatap muka. Terkadang ada sedikit ketidaksopanan murid dalam menyapa gurunya melalui chat pribadi. Bahkan sekarang pertemuan tatap muka sudah berlangsung , murid sudah mengalami kemunduran dalam sopan santun dalam menyapa dan memberi salam.
Berbekal latar belakang masalah yang ditemui serta pemikiran dari Ki Hajar Dewantara tersebutlah, maka sebagai guru melakukan aksi nyata “Program Pembiasaan SD ( salam dan Doa ) “ dengan melakukan penumbuhan karakter murid berupa pembiasaan salam, sapa, dan doa dalam kegiatan pembelajaran  bertujuan agar murid menjadi terbiasa untuk membentuk akhlak mulia terhadap sesama manusia. Kegiatan ini sudah dimulai secara daring pada tahun ajaran 2020/2021 yang lalu dikarenakan pandemic covid 19 yang tidak memungkinkan adanya tatap muka atau pertemuan langsung antara guru dan murid.
Program SD ( Salam dan Doa ) ini dipilih karena sebagai awal mula guru untuk membuat perubahan sederhana dengan hal sederhana pula namun sangatlah penting. Guru merasa prihatin dengan murid di kelasnya yang masih belum menyadari pentingnya mengucapkan salam dan berdoa. Guru merasa tergerak untuk mencoba menumbuhkan kebiasaan memberi salam baik secara lisan maupun salam secara fisik kepada semua orang terutama yang lebih tua. Selain itu keinginan menumbuhkan kebiasaan murid untuk selalu berdoa sebelum dan sesudah beraktivitas terutama saat belajar.
Langkah-langkah kegiatan yang  dilakukan dalam program ini sebagai berikut : 1. Meminta ijin dan melakukan Kerjasama dengan pihak sekolah terutama kepala sekolah atas program yang akan dilakukan. Guru juga meminta saran dan kritik tentang program yang dilakukan. 2. Melakukan sosialisasi terhadap program guru kepada orang tua murid. Guru juga melakukan kerjasama dan kesepakatan dengan orang tua murid tentang program yang akan dilakukan. Kegiatan ini akan berlangsung selama tiga minggu sesuai kesepakatan dengan orang tua murid. Orang tua murid akan membantu membimbing murid untuk membiasakan diri berdoa sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. Selain itu di akhir pekan orang tua murid akan mengirimkan video atau foto saat berdoa dan melakukan salam terhadap orang-orang yang ada di rumah sebagai bukti telah melakukan program pembiasaan yang disepakati. 3. Guru tetap membuat rancangan pembelajaran seperti biasa namun selalu dibarengi untuk mengingatkan murid agar berdoa sebelum dan sesudah belajar. Selain itu guru membuat daftar penilaian sikap berbentuk tabel yang berisikan data murid yang sudah melakukan salam dan doa selama tiga minggu.
Program pembiasaan salam dan doa  ini berjalan cukup lancar. Walau ada beberapa orang tua murid yang tidak mengirimkan video atau foto murid. Guru memberikan apresiasi terhadap murid dan orang tua yang telah mengikuti program pembiasaan salam dan doa hingga berjalan lancer dan sesuai dengan harapan. Guru akan melakukan pendekatan lebih khusus pada murid yang belum dapat menumbuhkan kebiasaan salam dan doa. Program sederhana inilah yang memotivasi guru untuk terus mempertahankan dan memperbaiki setiap proses pembelajaran yang akan guru laksanakan dengan program-program positif selanjutnya demi tercapainya merdeka belajar merdeka mengajar. (Penulis. Guru SD Negeri 05 Pontianak Selatan).