23 C
Pontianak
Thursday, March 30, 2023

Putus Sekolah Menyebabkan Kegagalan Dalam Integrasi Sosial

Oleh: Yakobus, S.Pd., MM*

SALAH satu pemasalahan utama pembelajaran di rumah pada masa pandemi adalah  putus sekolah. Permasalahan ini yang harus dipecahkan bersama orang tua, siswa, masyarakat dan pemerintah agar kondisi ini tidak terus terjadi. Menurut penelitian Chirtes (2010), empat kategori faktor utama putus sekolah adalah faktor keluarga, faktor sekolah, lingkungan sosial, dan faktor pribadi pada faktor keluarga dengan standar kehidupan yang rendah.

Namun faktor lain perlu diperhatikan seperti rendahnya kualitas pendidikan, ketidaksetaraan distribusi sumber daya sekolah, dan hambatan geografis yang juga berkontribusi terhadap putus sekolah di daerah pedesaan. Faktor keluarga lebih memengaruhi pilihan hidup seorang siswa apakah ingin terus belajar atau tidak. Permasalahan ini tergantung pada dorongan keluarga, tidak peduli seberapa tantangan eksternal sosial yang ada. putus sekolah menyebabkan kegagalan dalam integrasi sosial, dan akibatnya sangat mengurangi kesempatan seseorang untuk mencapai kesuksesan pribadi dalam bidang aktivitas yang mereka inginkan.

Kegagalan dalam integrasi sosial akan menyebabkan kebodohan anak, tenaga kerja murah, kemiskinan, bahkan kriminalitas. Mereka juga bisa menjadi beban masyarakat yang membawa ketidakharmonisan dan ketidakamanan dalam masyarakat. Selain itu, harapan untuk sukses secara materi dan mental akan sulit dicapai karena kurangnya keterampilan dan pengetahuan yang matang.

Keterlibatan orangtua dapat meningkatkan harapan pendidikan, mengurangi tingkat ketidakhadiran siswa di sekolah, dan meningkatkan prestasi anak-anak. Harapan pendidikan berarti disini siswa memiliki ambisi untuk melanjutkan pendidikannya sampai lulus SMA dan bahkan mendaftar di universitas. Orang tua yang selalu berdiskusi dan berkomunikasi dengan anak-anak mereka tentang kehidupan sekolah akan membantu mereka untuk belajar, mengilhami anak-anak untuk peduli dengan kegiatan sekolah hingga bersemangat untuk meraih cita-cita.

Baca Juga :  Guru Tak Tergantikan oleh Teknologi

Solusi Mencegah Permasalahan Putus Sekolah

Pendidikan orang tua berkorelasi dengan keberhasilan orangtua dalam mendidik anaknya. Orang tua yang peduli akan menyediakan sarana pendidikan untuk anak-anak semampu mereka (Jeynes, 2011). Oleh karena itu, penyadaran kepada orang tua akan pentingnya pendidikan harus digalakkan. Meskipun keluarga berasal dari keluarga yang tidak mampu, kemungkinan besar mereka akan berubah jika mereka percaya bahwa pendidikan itu berharga, apalagi jika mereka ingin melihat anak-anak mereka mengejar pendidikan yang lebih baik daripada mereka.

Kita dapat mendidik mereka tentang pentingnya pendidikan dan peran mereka dalam pendidikan anak-anak. Misalnya, pemerintah dibantu oleh para pendidik dan praktisi untuk memberikan pelatihan dan konseling dengan tujuan meningkatkan kesadaran orang tua. Masyarakat dan tetangga dapat diperingatkan jika ada keluarga yang memiliki anak berpotensi putus sekolah.

Pentingnya Komunikasi

Walaupun jauh namun dekat di mata: dengan pemanfataan telekomunikasi dapat  mendekatkan keluarga dengan anak. Komunikasi antara orang tua dan anak menentukan kemajuan pendidikan anak, Orang tua yang selalu berdiskusi dengan anak terkait peningkatan pengetahuan bisa mempengaruhi prestasi akademik anak. Selain itu, selalu bertanya kepada anak-anak tentang apa yang telah mereka pelajari di sekolah sangat penting untuk kemajuan pendidikan mereka. membuktikan bahwa orang tua yang memiliki tingkat pendidikan rendah tampaknya terlibat dalam berbagai cara dengan bantuan akademis semampu mereka, seperti berbicara kepada anak-anak mereka tentang kehidupan sekolah, menyediakan sarana belajar sesuai kemampuan mereka, menunjukkan kasih sayang, menciptakan lingkungan yang mendukung.

Oleh karena itu, menjaga komunikasi dan diskusi antara orang tua dan anak akan mengurangi risiko putus sekolah, walaupun orang tua memiliki prestasi belajar yang rendah. Kerja sama dan komunikasi antara orang tua dan guru untuk membantu perkembangan anak di sekolah dapat mencegah anak putus sekolah. penyebab utama putus sekolah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan orang tua dan guru terhadap kebutuhan siswa. Guru bisa selalu memberi tahu orang tua tentang kehidupan sekolah anak-anak dan sebaliknya. Di samping  itu, guru dapat memberi tahukan kepada orang tua tentang kekuatan dan kelemahan anak sehingga orang tua menjadi lebih peduli tentang apa yang harus dikembangkan serta dikerjakan oleh anak-anak

Baca Juga :  Peran Guru Menanamkan Nilai Luhur di Era Digitalisasi

Solusi yang Dapat Dilakukan

Dengan mengadakan pertemuan orang tua dan guru dapat bekerja sama untuk mencegah anak-anak dari kasus putus sekolah yang berisiko. Ini akan sangat membantu terutama bagi orang tua dengan tingkat pendidikan rendah. Guru dapat memberikan beberapa solusi atau cara yang bisa diterapkan orang tua di rumah. Cara lain untuk mencegah putus sekolah adalah membangun kemitraan sekolah, keluarga dan masyarakat. Untuk memaksimalkan rasa keterhubungan siswa di sekolah membutuhkan kerjasama dan kolaborasi antar sekolah, keluarga, dan masyarakat (Goss & Andren, 2014).

Kolaborasi ini bisa menciptakan lingkungan belajar yang positif sehingga bisa meningkatkan antusiasme anak untuk mencintai sekolah. Misalnya, sekolah memungkinkan orang tua bahkan mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah baik di kelas maupun kegiatan ekstrakurikuler. Masalah putus sekolah bukanlah tanggung jawab sekolah saja, namun merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat. Kemitraan masyarakat dan komunitas dapat memberikan layanan seperti mengawal, memperhatikan dan membantu keluarga serta siswa yang berpotensi putus sekolah

*Kepala SMAN 1 Menjalin

Oleh: Yakobus, S.Pd., MM*

SALAH satu pemasalahan utama pembelajaran di rumah pada masa pandemi adalah  putus sekolah. Permasalahan ini yang harus dipecahkan bersama orang tua, siswa, masyarakat dan pemerintah agar kondisi ini tidak terus terjadi. Menurut penelitian Chirtes (2010), empat kategori faktor utama putus sekolah adalah faktor keluarga, faktor sekolah, lingkungan sosial, dan faktor pribadi pada faktor keluarga dengan standar kehidupan yang rendah.

Namun faktor lain perlu diperhatikan seperti rendahnya kualitas pendidikan, ketidaksetaraan distribusi sumber daya sekolah, dan hambatan geografis yang juga berkontribusi terhadap putus sekolah di daerah pedesaan. Faktor keluarga lebih memengaruhi pilihan hidup seorang siswa apakah ingin terus belajar atau tidak. Permasalahan ini tergantung pada dorongan keluarga, tidak peduli seberapa tantangan eksternal sosial yang ada. putus sekolah menyebabkan kegagalan dalam integrasi sosial, dan akibatnya sangat mengurangi kesempatan seseorang untuk mencapai kesuksesan pribadi dalam bidang aktivitas yang mereka inginkan.

Kegagalan dalam integrasi sosial akan menyebabkan kebodohan anak, tenaga kerja murah, kemiskinan, bahkan kriminalitas. Mereka juga bisa menjadi beban masyarakat yang membawa ketidakharmonisan dan ketidakamanan dalam masyarakat. Selain itu, harapan untuk sukses secara materi dan mental akan sulit dicapai karena kurangnya keterampilan dan pengetahuan yang matang.

Keterlibatan orangtua dapat meningkatkan harapan pendidikan, mengurangi tingkat ketidakhadiran siswa di sekolah, dan meningkatkan prestasi anak-anak. Harapan pendidikan berarti disini siswa memiliki ambisi untuk melanjutkan pendidikannya sampai lulus SMA dan bahkan mendaftar di universitas. Orang tua yang selalu berdiskusi dan berkomunikasi dengan anak-anak mereka tentang kehidupan sekolah akan membantu mereka untuk belajar, mengilhami anak-anak untuk peduli dengan kegiatan sekolah hingga bersemangat untuk meraih cita-cita.

Baca Juga :  Kalender Pendidikan yang Menghargai Budaya

Solusi Mencegah Permasalahan Putus Sekolah

Pendidikan orang tua berkorelasi dengan keberhasilan orangtua dalam mendidik anaknya. Orang tua yang peduli akan menyediakan sarana pendidikan untuk anak-anak semampu mereka (Jeynes, 2011). Oleh karena itu, penyadaran kepada orang tua akan pentingnya pendidikan harus digalakkan. Meskipun keluarga berasal dari keluarga yang tidak mampu, kemungkinan besar mereka akan berubah jika mereka percaya bahwa pendidikan itu berharga, apalagi jika mereka ingin melihat anak-anak mereka mengejar pendidikan yang lebih baik daripada mereka.

Kita dapat mendidik mereka tentang pentingnya pendidikan dan peran mereka dalam pendidikan anak-anak. Misalnya, pemerintah dibantu oleh para pendidik dan praktisi untuk memberikan pelatihan dan konseling dengan tujuan meningkatkan kesadaran orang tua. Masyarakat dan tetangga dapat diperingatkan jika ada keluarga yang memiliki anak berpotensi putus sekolah.

Pentingnya Komunikasi

Walaupun jauh namun dekat di mata: dengan pemanfataan telekomunikasi dapat  mendekatkan keluarga dengan anak. Komunikasi antara orang tua dan anak menentukan kemajuan pendidikan anak, Orang tua yang selalu berdiskusi dengan anak terkait peningkatan pengetahuan bisa mempengaruhi prestasi akademik anak. Selain itu, selalu bertanya kepada anak-anak tentang apa yang telah mereka pelajari di sekolah sangat penting untuk kemajuan pendidikan mereka. membuktikan bahwa orang tua yang memiliki tingkat pendidikan rendah tampaknya terlibat dalam berbagai cara dengan bantuan akademis semampu mereka, seperti berbicara kepada anak-anak mereka tentang kehidupan sekolah, menyediakan sarana belajar sesuai kemampuan mereka, menunjukkan kasih sayang, menciptakan lingkungan yang mendukung.

Oleh karena itu, menjaga komunikasi dan diskusi antara orang tua dan anak akan mengurangi risiko putus sekolah, walaupun orang tua memiliki prestasi belajar yang rendah. Kerja sama dan komunikasi antara orang tua dan guru untuk membantu perkembangan anak di sekolah dapat mencegah anak putus sekolah. penyebab utama putus sekolah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan orang tua dan guru terhadap kebutuhan siswa. Guru bisa selalu memberi tahu orang tua tentang kehidupan sekolah anak-anak dan sebaliknya. Di samping  itu, guru dapat memberi tahukan kepada orang tua tentang kekuatan dan kelemahan anak sehingga orang tua menjadi lebih peduli tentang apa yang harus dikembangkan serta dikerjakan oleh anak-anak

Baca Juga :  Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di Sekolah pada Masa Pandemi

Solusi yang Dapat Dilakukan

Dengan mengadakan pertemuan orang tua dan guru dapat bekerja sama untuk mencegah anak-anak dari kasus putus sekolah yang berisiko. Ini akan sangat membantu terutama bagi orang tua dengan tingkat pendidikan rendah. Guru dapat memberikan beberapa solusi atau cara yang bisa diterapkan orang tua di rumah. Cara lain untuk mencegah putus sekolah adalah membangun kemitraan sekolah, keluarga dan masyarakat. Untuk memaksimalkan rasa keterhubungan siswa di sekolah membutuhkan kerjasama dan kolaborasi antar sekolah, keluarga, dan masyarakat (Goss & Andren, 2014).

Kolaborasi ini bisa menciptakan lingkungan belajar yang positif sehingga bisa meningkatkan antusiasme anak untuk mencintai sekolah. Misalnya, sekolah memungkinkan orang tua bahkan mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah baik di kelas maupun kegiatan ekstrakurikuler. Masalah putus sekolah bukanlah tanggung jawab sekolah saja, namun merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat. Kemitraan masyarakat dan komunitas dapat memberikan layanan seperti mengawal, memperhatikan dan membantu keluarga serta siswa yang berpotensi putus sekolah

*Kepala SMAN 1 Menjalin

Most Read

Artikel Terbaru