MAKASSAR – Pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral merupakan suami istri, L dan YSF. Mereka dinikahkan oleh Rizaldi yang ditembak mati di Villa Mutiara 6 Januari, lalu. Keduanya menikah enam bulan lalu di rumah Rizaldi. Lalu mereka tinggal di di Jl Tinumbu, Kecamatan Bontoala, Makassar.
Selama tinggal di sana, keduanya diketahui jualan makanan online. Sang Istri yang masak, lalu L jadi kurir. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, mengatakan identitas pelaku diketahui setelah dilakukan identifikasi sidik jari dan pengambilan DNA keluarga pelaku.
Sebelum pelaku melakukan aksi, L telah meninggalkan pesan melalui surat kepada ibunya. Isinya berpamitan dan siap mati syahid. Dari kejadian ini, Densus 88 Mabes Polri juga telah menangkap empat orang tersangka. Masing-masing berinisial AS, SAS, MR, dan AA ini ditangkap di wilayah Makassar.
Mereka diduga bersama-sama dengan pelaku dan satu kelompok kajian Villa Mutiara. Keempat tersangka juga berperan memberikan doktrin dan mempersiapkan rencana untuk jihad, dan berperan membeli bahan yang digunakan untuk digunakan sebagai alat untuk menggunakan alat bom bunuh diri.
Di saat bersamaan, tim satgas Densus 88 juga mengamankan empat orang terduga teroris bernisial SA, AH, AJ dan DS di Bekasi dan Jember. Dimana dari hasil penangkapan kemudian dilakukan penggeledahan di wilayah Bekasi dan Jember ditemukan bukti lima bom aktif yang siap digunakan dan beberapa bahan peledak.
“Empat teroris ini masing-masing punya peran, ada membeli bahan, mengajar, dan orang siap meledakkan,” kata Sigit saat Jumpa Pers di Mapolda Sulsel, Senin, 29 Maret.
Kemarin, Densus 88 juga kembali menangkap satu terosris Bima. Sehingga totalnya sudah lima, setelah sehari aebwlumnya telah dilakukan penangkapan sebanyak empat orang.
Hingga saat ini, Densus 88 masih terus melakukan pengembangan. Tidak menutup kemungkinan masih ada pelaku lain. Baik di Makassar maupun di luar.
Periksa DNA Keluarga
Biddokes Polda Sulsel juga mengambil sampel DNA keluarga pelaku bom. Hal itu untuk memastikan identitas pelaku. Biddokkes melakukan tes antemortem yang dan juga periksa DNA terhadap korban. Keluarga yang diperiksa adalah ibu L dan adiknya.
Kemudian kedua orang tua YSF. “Kami periksa untuk memastikan identitas pelaku,” kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes E Zulpan, di kantor Biddokkes, Jalan Kumala.
Menurut penuturan Ibu YSF, ia membenarkan bahwa anaknya itu baru menikah enam bulan lalu. Namun ia jarang bertemu sehingga tidak banyak tahu terkait aktivitas anaknya itu.
“Yang saya tahu dia itu jual makanan online dan suaminya yang mengantar,” kata ibu berinisial EM itu.
Dia mengaku sangat kaget. Ia baru ketika polisi datang ke rumahnya di Maros, Minggu malam. “Saya tidak banyak tahu karena jarang datang ke rumah,” hematnya.
Sementara beberapa keluarga lain yang berada di Biddokkes tak mau memberikan komentar apapun. Mereka memilih diam. Mereka juga di jaga ketat oleh kepolisian.
Dikuburkan Satu Liang
Dua jenazah pelaku telah dimakamkan. Keduanya dikebumikan dialam satu liang lahat di Pemakaman keluarga, Kelurahan Pallantikang, Kecamatan Maros Baru, Maros, Sulsel, Senin malam.
Janazah dibawa dari RS Bhayangkara menuju pemakaman. Mereka dimakamkan dengan mamakai dua peti di lubang makam yang berdampingan dengan kuburan ayah L yang sudah wafat lebih dulu.
“Jenazah dibawa dengan pengawalan ketat dan selesai dengan aman,” kata salah satu personil Polda Sulsel, Iptu Iqbal yang mengaku berada di lokasi. (mum)