Aishwa Nahla saat ini tengah berjuang dari penyakit bocor jantung dan pembengkakan jantung. Kondisi ini sudah dialami sejak lahir namun baru diketahui sejak beberapa bulan lalu. Aishwa harus dirujuk ke Jakarta, namun terkendala biaya.
Marsita Riandini, Pontianak
SEJAK dilahirkan, kondisi kesehatan Aishwa kerap naik turun. Demam tinggi, disertai kejang pernah dialami anak bungsu dari empat bersaudara ini. Bahkan kata sang paman, keluarga mengira usia Aishwa tidak lama lagi.
“Itu di awal-awal setelah dilahirkan. Usia dua bulan, Aiswa itu mengalami demam, step,” ujar Maskur, paman Aishwa.
Pihak keluarga hanya mengobati bayi usia dua tahun satu bulan ini secara alternatif tanpa membawanya ke rumah sakit.
“Mau bawa ke rumah sakit itu terkendala biaya,” papar warga Jalan Parwasal Dalam ini.
Bersyukur saat itu, kondisi Aishwa pelan-pelan stabil. Beberapa bulan setelah itu normal kembali. Pada usia satu tahun lebih, kondisi kesehatan putri dari Ikhsan dan Mimma kembali menurun. Kerap mengalami sesak nafas dan demam.
“Pokoknya dalam seminggu itu kadang dua hari normal, selebihnya demam, panas tinggi, batuk,” jelas Maskur.
Berat badan Aishwa juga enggan bertambah dan tampak kurus. Tiba-tiba keluarga panik ketika melihat badan Aishwa membengkak.
“Ini bikin kami kaget. Kok dalam dua hari bisa jadi gemuk,pipi melebar, tapi sampai perut saja. Kaki tangan tidak menunjukkan perubahan,” ungkapnya.
Aishwa dibawa ke Rumah Sakit Soedarso. Dari hasil pemeriksaan baru diketahui Aishwa mengalami bocor jantung dan pembengkakan jantung.
“Kata dokter, gemuknya itu bukan karena beratnya bertambah melainkan karena jantung memompanya terlalu kuat akhirnya kembang. Tapi dua hari kemudian menyusut kembali. Nanti begitu lagi,”jelasnya.
Dokter menyarankan untuk ke rumah sakit di Jakarta, Surabaya atau di Malang. Pihak keluarga pun mengalami dilema. Di satu sisi, mereka ingin kondisi buah hati semakin membaik, namun di lain sisi kendala keuangan untuk membawa Aishwa berobat ke luar Kalbar. Proses pengobatan juga tidak sebentar, sebab harus melalui pemeriksaan dan antre untuk menjalani operasi.
Apalagi saat pandemi melanda, ayah Aishwa mengalami pemutusan hubungan kerja. Dia tidak lagi bisa bekerja menjadi tukang jagal sapi. Usianya yang tak lagi muda juga menjadi kendala untuk memenuhi kebutuhan pengobatan anaknya.
Pontianak Post melalui Program Dompet Simpatik akan membuka donasi untuk membantu biaya pengobatan Aishwa. Keluarga pun mengharapkan bantuan para donatur untuk Aishwa. (*)