PONTIANAK – Edukasi pencegahan karhutla perlu dilakukan sejak dini karena anak-anak menjadi salah satu kelompok paling rentan terdampak bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Pada 2019, Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menyebutkan bahwa terdapat lebih 900 ribu penderita ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) akibat bencana karhutla, sebagian di antara mereka adalah anak-anak. Selain itu, banyak sekolah terpaksa ditutup dan mengganggu proses belajar siswa.
Susanto Yang, CEO Sinar Mas Agribusiness and Food Kalimantan Barat menjelaskan edukasi dini yang dilakukan dengan meluncurkan buku cerita anak berjudul ‘Rumbun dan Sahabat Rimba’ bersama ratusan siswa SD kelas 4, 5, 6 dari tujuh sekolah di Kabupaten Ketapang.
“Anak-anak adalah calon pemimpin bagi masyarakat di masa yang akan datang. Apa yang telah mereka pelajari saat ini melalui ‘Rumbun dan Sahabat Rimba’, akan mereka bawa ketika dewasa kelak. Saya harap, mereka dapat menjadi inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya untuk berubah menjadi lebih baik khususnya menghilangkan kebiasan membakar lahan,” jelas Susanto Yang, CEO Sinar Mas Agribusiness and Food Kalimantan Barat. (mse)