PONTIANAK-Kepala Dinas Kesehatan Kalbar Harisson menjelaskan soal persiapan vaksinasi Covid-19 yang kini tengah dilakukan oleh pemerintah. Secara nasional pelaksanaan vaksinasi Covid-19 diperkirakan bakal dimulai pada awal 2021 secara bertahap setelah adanya persetujuan BPOM.
“Selain itu juga mempertimbangkan kajian epidemiologi, ketersediaan vaksin Covid-19 dan sarana pendukung lainnya,” ungkapnya saat menjadi pembicara webinar KPCPEN bertajuk Vaksinasi Dewasa Tingkatkan Imun Tubuh, Jumat (4/12).Â
Mengenai dosis administrasi menurut dia diberikan dua dosis per orang dengan jarak minimal 14 hari. Sehingga dapat membentuk kekebalan (antibodi) terhadap Covid-19 secara optimal. Sedangkan untuk pemberi layanan imunisasi Covid-19 adalah dokter, perawat dan bidan. Semuanya yang bertugas di fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah, swasta maupun akademi/institusi pendidikan, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), TNI dan Polri dalam jejaring Public Private Mix (PPM).Â
Soal usai yang menjadi sasaran vaksinasi sesuai kajian dari ITAGI adalah kelompok usia antara 18-59 tahun yang sehat. Hingga saat ini persiapan yang sudah atau sedang dilakukan antara lain penyiapan aplikasi pendataan sasaran by name by address dengan aplikasi bar code, penyiapan vaksin dan refrigerator vaksin, logistik imunisasi lainnya (jarum suntik, kapas alkohol, kit anafilaksis, safety box) dan advokasi serta sosialisasi. Termasuk juga penguatan kapasitas SDM (vaksinator), penyiapan media KIE vaksinasi Covid-19, penguatan surveilans KIPI dan telah dilaksanakan simulasi sejak November 2020.Â
Untuk di Kalbar, saat ini pihaknya dikatakan tengah mendata faskes yang dapat melayani vaksinasi dan SDM di kabupaten/kota yang bisa mendistribusikan vaksin sampai ke tingkat desa. Persiapan terus dilakukan sambil menunggu vaksin yang diperkirakan baru akan tersedia tahun depan.Â
“Karena Kalbar banyak daerah yang mungkin hanya bisa disuplai melalui sungai bahkan helikopter. Jadi kami masih pada masa pendataan dan sambil menyaiapkan SDM yang sedang dilatih, karena vaksin ini mungkin tiba di Indonesia bulan Mei (2021) dan kami sudah mulai melakukan simulasi dan persiapan,” pungkasnya.Â
Dalam kesempatan yang sama, Spesialis Penyakit Dalam dan Vaksinolog Dirga Sakti Rambe menambahkan, saat ini pemerintah Indonesia masih melakukan penjajakan penggunaan vaksini Covid-19. Yang hampir pasti adalah vaksin Sinovac dari Cina yang saat ini sedang dalam tahap uji klinis fase 3 di Bandung, Jawa Barat. “Yang pasti vaksin ini merupakan vaksin mati,” katanya.Â
Seperti diketahui vaksin mati atau disebut juga vaksin tidak aktif adalah jenis vaksin yang mengandung virus atau bakteri yang sudah dimatikan dengan suhu panas, radiasi atau bahan kimia. Proses ini membuat virus atau kuman tetap utuh, namun tidak dapat berkembang biak dan menyebabkan penyakit di dalam tubuh.
Karena itu mereka yang divaksin akan mendapatkan kekebalan terhadap penyakit ketika mendapatkan vaksin jenis ini tanpa ada risiko untuk terinfeksi kuman atau virus yang terkandung di dalam vaksin tersebut.(bar)