PONTIANAK-Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kalimantan Barat (Kalbar) menggelar seminar proposal penelitian tahun anggran 2021, Rabu (5/5). Kegiatan tersebut digelar untuk menjaring masukan dari pihak terkait khususnya dari para narasumber dan OPD baik di lingkungan Pemprov maupun kabupaten/kota.
Kepala Balitbang Kalbar Herkulana Mekarryani menjelaskan bahwa seminar proposal merupakan tahapan yang harus dilalui oleh setiap kegitan penelitian mengacu pada Permendagri Nomor 17 tahun 2016 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di lingkungan Kemendagri dan Pemda.
“Jadi forum ini sebagai sosialsiasi sekaligus silaturahmi dengan pihak terkait guna mensosialisikan kegiatan penelitian yang dilaksanakan Balitbang. Dalam kegiatan ini tim peneliti mempresentasikan 12 judul penelitian,” ungkapnya.
Salah satu pembahas yang diundang adalah Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kalbar Junaidi. Ia memberikan apresiasi kepada Balitbang yang terbuka menerima masukan terkait penelitian yang dilaksanakan.
Dalam kesempatan itu, Junaidi memberikan masukan terhadap tiga judul penelitian. Pertama bekaitan dengan perwujudan desa mandiri. Dalam implementasinya setelah ada perubahan regulasi pemerintah provinsi tidak bisa menangani secara langsung. “Tapi kami menggunakan arahan dari Pak Gubernur. Intinya Pak Gubernur mengatakan siapapun yang berusaha di Kalbar wajib memberikan kontribusi untuk peningkatan kesejahteraan (masyarakat),” katanya.
Kedua berkaitan dengan Daerah Alirasn Sungai karena yang diteliti daerah Kapuas Hulu, Junaidi yang berasal dari kabupaten tersebut sangat berharap penelitian yang dilakukan benar-benar bisa membantu penyelesaian masalah terkait. Dimana seiring dengan perubahan fungsi lahan, tidak hanya bisa mempertahankan ekosistem tapi juga sumber air baku untuk masyarakat.
“Berkaitan dengan (pembangkit listrik) pikohidro harapan semua pembahas tadi agar bisa diimplementasikan. Karena kita sulit regualasinya. Kita sudah ciptakan inovasi tapi PLN tidak mau pakai. Oleh karena itu saya saran ke Balitbang agar hasil ini intens dikomunikasikan dengan PLN,” pesannya.
Kemudian yang terakhir menurutnya penting agar hasil penelitian yang dilakukan jangan terlalu teoritis. Hasilnya harus lebih kepada aplikatif. Dengan demikian akan mudah dilaksanakan. “Agar hasil penelitian ini bisa disumbangkan ke Pak Gubernur untuk pengambilan kebijakan. Sekali lagi apresiasi dan penghargaan dengan Balitabang yang sudah menggandeng seluruh perguruan tinggi dan stakeholder,” pungkasnya.
Sementara itu Rektor UPB Purwanto juga mengapresiasi atas dilibatkannya pihak perguruan tinggi dalam memberi masukan-masukan terkait penelitian. Ia berharap melalui seminar proposal penelitian bisa menjadi basis Pemprov Kalbar dalam melakukan penyusunan regulasi.
“Sehingga harapnnya kualitas dari hasil riset tentu sangat signifikan memberikan penguatan kepada kebijakan sesuai tema,” katanya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Yuslinda juga menjadi salah satu pembahas dari unsur OPD di lingkungan Pemprov Kalbar. Ia pun memberikan masukan-masukan soal peningkatan desa mandiri di kawasan perusahaan pertambangan, kemudian tentang DAS serta sumber energi alternatif untuk kawasan pedesaan yang sulit diakses jaringan PLN.
“Saya kebetulan ditugaskan menjadi (Kepala Dinas) PMD yang saat ini sudah ada 800 pendamping desa dan tenaga ahli pendamping desa, silahkan berkolaborasi (untuk penelitian),” terangnya.(bar)