30 C
Pontianak
Friday, June 9, 2023

Penataan Parit Kampung Tua  Semakin Cantik

Parit Jadi Arena Anak Bermain Kano

Parit di Gang Ikhwan Kampung Arab Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur kini semakin bagus setelah dilakukan penataan melalui program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) Kota Tanpa Kumuh (Kotaku). Kini Gang Berjuluk Kampung Tua itu makin nyaman dipandang mata. Ketika air sungai pasang, parit tersebut digunakan buat anak kampung bermain kano

Mirza Ahmad Muin, Pontianak

Keceriaan anak-anak di Kampung Tua, Gang Ikhwan, Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur, tampak saat bermain kano di parit yang terbentang panjang dari gerbang pintu masuk gang. Hari itu (Sabtu pagi kemarin) volume air Sungai Kapuas tengah tinggi. Momentum itu dimanfaatkan anak-anak bermain kano. Kondisi Kampung Tua kini semakin bagus. Penataan parit dan perbaikan gertak dengan kombinasi cat berwarna biru kuning menjadikan kampung ini menarik perhatian. Keberadaan rumah tua dengan model panggung juga menjadi magnet ketika menginjakkan kaki ke sana. Kini parit yang dulunya kurang terawat, telah tertata rapi.

“Ketika air pasang, kami (anak-anak) selalu bermain kano di parit ini bang. Sekarang paritnya bersih dan tertata,” ucap salah satu anak.  Di waktu yang sama, di lokasi itu tengah dilakukan peresmian Kampung Tua yang berlokasi di Kampung Arab. Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono dan jajarannya turut hadir dalam kegiatan itu. Ia menyampaikan apresiasi kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Corak Insang Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur. “Hasilnya dapat kita lihat sendiri dengan perubahan yang cukup signifikan dan sangat memungkinkan untuk dikembangkan sebagai wisata baru di Kota Pontianak,” ujarnya.

Baca Juga :  Warga Diimbau Tak Terprovokasi Kasus Keributan di Pontianak Utara

Ia menjelaskan penataan kawasan ini merupakan bagian dari program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) melalui Balai Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi Kalimantan Barat. Edi ingin program serupa tidak hanya difokuskan di kawasan tersebut, akan tetapi diperluas pada kawasan lain yang dinilai perlu dilakukan penataan. Penataan itu tetap mempertahankan ciri khas awal berdirinya Kota Pontianak. “Bangunan-bangunan yang sudah berusia ratusan tahun juga akan dipertahankan menjadi kawasan yang lebih nyaman,” katanya.

Pihaknya akan menggali potensi-potensi untuk pengembangan secara berkelanjutan. Pengembangan tersebut tidak hanya ditujukan pada satu kluster parsial saja, tetapi ada beberapa kluster yang terhubung oleh jalan dan parit. “Semua memiliki potensi wisata jika dibuat semenarik dan sekreatif mungkin, masyarakat sekitar pun bisa merasakan manfaat dan orang akan tertarik untuk berkunjung,” ungkap Edi.

Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak sudah memetakan kawasan dan bangunan mana yang akan direstorasi supaya berdiri kembali dengan bentuk dan material yang sama. Tidak hanya itu, pihaknya juga mempersiapkan program bedah rumah, penataan lingkungan yang merupakan bagian dari Program Kotaku. “Hal itu juga sebagai upaya Pemkot Pontianak dalam menghilangkan kawasan kumuh,” sebutnya. Edi memaparkan, Pemkot Pontianak telah melaksanakan berbagai program pembangunan. Di tahun 2020 ini, pihaknya sudah membangun 550 jalan lingkungan dan 269 drainase lingkungan, rehab rumah tidak layak huni sebanyak 114 unit yang bersumber dari APBD dan 745 unit dari APBN. Kemudian PDAM Kota Pontianak juga telah memasang 2.492 unit sambungan bagi rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). “Ditambah lagi dengan kegiatan oleh Dinas PUPR untuk perbaikan jalan dan drainase, Dinas Lingkungan Hidup untuk pengelolaan persampahan,” paparnya.

Baca Juga :  Potensi Final dari Cabang Tilawah dan Tahfiz

Di tempat sama,Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Kalbar I, Syarif Abdullah Alkadrie menyambut baik program penataan kawasan kumuh melalui program Kotaku. Kawasan yang sebelumnya kumuh dan kurang sedap dipandang mata, dengan adanya penataan ini menjadikan kawasan ini lebih tertata rapi. “Selain itu juga bisa menghidupkan perekonomian masyarakat sekitar, mungkin bisa dengan menyewakan kano, berjualan makanan dan minuman dan lainnya,” tuturnya.

Selaku anggota DPR RI, dirinya akan memperjuangkan program Kotaku dan lainnya semaksimal mungkin, karena manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Ia akan meminta kepada Kementerian PUPR RI untuk mengalokasikan lebih banyak lagi program penataan kawasan kumuh. “Karena selama saya berkunjung ke daerah-daerah kawasan kumuh memang masih banyak,” imbuhnya.

Ia mendukung program Kotaku karena program ini bersentuhan langsung dengan masyarakat yang dikelola BKM. Dengan demikian masyarakat ikut dilibatkan langsung dalam pembangunan. “Pasalnya hakikat dari pembangunan yakni bagaimana masyarakat ikut membangun bersama sehingga bisa memupuk rasa gotong royong,” pungkasnya.(**)

Parit Jadi Arena Anak Bermain Kano

Parit di Gang Ikhwan Kampung Arab Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur kini semakin bagus setelah dilakukan penataan melalui program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) Kota Tanpa Kumuh (Kotaku). Kini Gang Berjuluk Kampung Tua itu makin nyaman dipandang mata. Ketika air sungai pasang, parit tersebut digunakan buat anak kampung bermain kano

Mirza Ahmad Muin, Pontianak

Keceriaan anak-anak di Kampung Tua, Gang Ikhwan, Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur, tampak saat bermain kano di parit yang terbentang panjang dari gerbang pintu masuk gang. Hari itu (Sabtu pagi kemarin) volume air Sungai Kapuas tengah tinggi. Momentum itu dimanfaatkan anak-anak bermain kano. Kondisi Kampung Tua kini semakin bagus. Penataan parit dan perbaikan gertak dengan kombinasi cat berwarna biru kuning menjadikan kampung ini menarik perhatian. Keberadaan rumah tua dengan model panggung juga menjadi magnet ketika menginjakkan kaki ke sana. Kini parit yang dulunya kurang terawat, telah tertata rapi.

“Ketika air pasang, kami (anak-anak) selalu bermain kano di parit ini bang. Sekarang paritnya bersih dan tertata,” ucap salah satu anak.  Di waktu yang sama, di lokasi itu tengah dilakukan peresmian Kampung Tua yang berlokasi di Kampung Arab. Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono dan jajarannya turut hadir dalam kegiatan itu. Ia menyampaikan apresiasi kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Corak Insang Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur. “Hasilnya dapat kita lihat sendiri dengan perubahan yang cukup signifikan dan sangat memungkinkan untuk dikembangkan sebagai wisata baru di Kota Pontianak,” ujarnya.

Baca Juga :  Aneh, Warga Perumnas IV Coblos Pilwako dan Caleg Pontianak Wilayah Justru Masuk Kubu Raya

Ia menjelaskan penataan kawasan ini merupakan bagian dari program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) melalui Balai Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi Kalimantan Barat. Edi ingin program serupa tidak hanya difokuskan di kawasan tersebut, akan tetapi diperluas pada kawasan lain yang dinilai perlu dilakukan penataan. Penataan itu tetap mempertahankan ciri khas awal berdirinya Kota Pontianak. “Bangunan-bangunan yang sudah berusia ratusan tahun juga akan dipertahankan menjadi kawasan yang lebih nyaman,” katanya.

Pihaknya akan menggali potensi-potensi untuk pengembangan secara berkelanjutan. Pengembangan tersebut tidak hanya ditujukan pada satu kluster parsial saja, tetapi ada beberapa kluster yang terhubung oleh jalan dan parit. “Semua memiliki potensi wisata jika dibuat semenarik dan sekreatif mungkin, masyarakat sekitar pun bisa merasakan manfaat dan orang akan tertarik untuk berkunjung,” ungkap Edi.

Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak sudah memetakan kawasan dan bangunan mana yang akan direstorasi supaya berdiri kembali dengan bentuk dan material yang sama. Tidak hanya itu, pihaknya juga mempersiapkan program bedah rumah, penataan lingkungan yang merupakan bagian dari Program Kotaku. “Hal itu juga sebagai upaya Pemkot Pontianak dalam menghilangkan kawasan kumuh,” sebutnya. Edi memaparkan, Pemkot Pontianak telah melaksanakan berbagai program pembangunan. Di tahun 2020 ini, pihaknya sudah membangun 550 jalan lingkungan dan 269 drainase lingkungan, rehab rumah tidak layak huni sebanyak 114 unit yang bersumber dari APBD dan 745 unit dari APBN. Kemudian PDAM Kota Pontianak juga telah memasang 2.492 unit sambungan bagi rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). “Ditambah lagi dengan kegiatan oleh Dinas PUPR untuk perbaikan jalan dan drainase, Dinas Lingkungan Hidup untuk pengelolaan persampahan,” paparnya.

Baca Juga :  Soal Pajak dan Retribusi Jangan Lempar Tanggung Jawab

Di tempat sama,Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Kalbar I, Syarif Abdullah Alkadrie menyambut baik program penataan kawasan kumuh melalui program Kotaku. Kawasan yang sebelumnya kumuh dan kurang sedap dipandang mata, dengan adanya penataan ini menjadikan kawasan ini lebih tertata rapi. “Selain itu juga bisa menghidupkan perekonomian masyarakat sekitar, mungkin bisa dengan menyewakan kano, berjualan makanan dan minuman dan lainnya,” tuturnya.

Selaku anggota DPR RI, dirinya akan memperjuangkan program Kotaku dan lainnya semaksimal mungkin, karena manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Ia akan meminta kepada Kementerian PUPR RI untuk mengalokasikan lebih banyak lagi program penataan kawasan kumuh. “Karena selama saya berkunjung ke daerah-daerah kawasan kumuh memang masih banyak,” imbuhnya.

Ia mendukung program Kotaku karena program ini bersentuhan langsung dengan masyarakat yang dikelola BKM. Dengan demikian masyarakat ikut dilibatkan langsung dalam pembangunan. “Pasalnya hakikat dari pembangunan yakni bagaimana masyarakat ikut membangun bersama sehingga bisa memupuk rasa gotong royong,” pungkasnya.(**)

Most Read

Artikel Terbaru