Setiap sekolah maupun perkantoran harus menyediakan bank sampah mini. Demikian pula masyarakat di setiap kelurahan juga harus memilikinya. Imbauan tersebut disampaikannya Wali Kota Pontianak (Wako) Edi Rusdi Kamtono saat peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di Taman Alun Kapuas, Sabtu (7/3).
MIRZA A. MUIN, Pontianak
BAGI Wali Kota, sebagai kota yang bersih, idealnya tidak ada lagi sampah yang berserakan atau Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang masih terlihat di pinggir jalan. Dari sekian banyak sampah, dia yakin 90 persen sampah yang ada diproduksi oleh manusia.
Produksi sampah manusia, menurut Wako, rerata setengah kilogram. Sedangkan jumlah sampah di Kota Pontianak, diungkapkan dia, rerata mencapai 370 ton setiap harinya, dengan jumlah penduduk sebanyak 664.661 jiwa. “Kita cukup kewalahan mengelola sampah yang diproduksi dari rumah tangga ini karena sampah-sampah tersebut berbaur semuanya,” aku Wako.
Ia menuturkan, sekarang ini semestinya bak sampah minimal terbagi menjadi tiga tempat. Tiga tempat yang dimaksud yakni untuk sampah organik, sampah plastik, kertas dan sejenisnya, serta bak untuk selain kedua jenis sampah tersebut. Jumlah sampah yang demikian banyaknya, menurut dia, harus dikelola secara optimal.
Edi melanjutkan, sampah tidak selamanya menjadi sesuatu yang tidak bermanfaat. Dia yakin, keberadaan sampah justru bisa menjadi sesuatu yang berharga dan bernilai ekonomis, kalau dikelola dan diproses secara benar. “Misalnya, botol plastik bekas perkilonya dihargai Rp800 untuk dikonversi ke emas di bank sampah. Kalau sudah mencapai 12 hingga 15 kilogram bisa memperoleh setidaknya 1 miligram emas,” katanya.
Menurutnya, hal utama persoalan sampah bukan semata pada sarana dan prasarana pengolahannya. Yang terpenting, menurut dia, bagaimana membentuk mindset atau pola pikir masyarakat. Sejak dini saat masih usia anak-anak, diimbau dia, agar sudah harus ditanamkan pola hidup bersih. Sebut dia, dimulai dari bangun tidur hingga hendak tidur. “Jadi sedini mungkin harus dibiasakan pola hidup bersih sehingga mindset mereka terbentuk untuk selalu menjaga kebersihan,” kata dia.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pontianak, Tinorma Butarbutar menceritakan bagaimana mereka gencar menggalakkan program reduce, reuse, recycle (3R) melalui sosialisasi dan edukasi, supaya masyarakat bisa mengolah sampahnya sendiri. Sebagaimana Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2018, menurut dia, menyebutkan agar memilah dan mengolah sampah dari sumbernya. “Kita satu orang memproduksi sampah setengah kilogram setiap harinya. Melalui program itu kita galakkan bagaimana supaya kita memberikan sarana bank sampah, kita fasilitasi dan melalui sosialisasi langsung ke masyarakat,” imbuhnya.
Dalam memperingati HPSN di Kota Pontianak, Tinorma menyebut, sebanyak 12 kapal melakukan aksi bersih-bersih sampah di Sungai Kapuas. Kapal-kapal tersebut, menurut dia, terdiri dari kapal Polairud, Angkatan Laut, Dinas Perhubungan Kota Pontianak, Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak, dan lainnya. (*)