PONTIANAK – Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji meluruskan informasi yang beredar, soal dirinya meminta Pemkot Singkawang mensyaratkan negatif PCR bagi wisatawan yang masuk ke kota tersebut. Menurutnya, informasi itu tidak benar. Sampai saat ini, kewajiban negatif PCR hanya diberlakukan bagi penumpang pesawat yang masuk ke Kalbar.
“Saya perlu meluruskan berita. Tidak pernah saya katakan wisatawan ke Singkawang diwajibkan PCR, itu berita ngarang-ngarang atau ngerampot,” tulis Sutarmidji di fanspage resminya Bang Midji, Jumat (9/4) malam.
Midji, sapaan akrabnya, mengatakan tidak pernah menyarankan Pemkot Singkawang mewajibkan wisatawan atau warga yang masuk ke kota tersebut negatif tes PCR. Apalagi saat ini Kota Singkawang masih berada di zona kuning atau tingkat risiko penularan Covid-19 rendah.
“Kalau saya ingatkan banyak-banyak swab (tes usap) PCR untuk tracing itu benar, tapi bukan syarat masuk Singkawang wajib PCR,” tegasnya.
Sebelumnya, kabar tentang ini dilansir di website resmi Pemkot Singkawang, mediacenter.singkawangkota.go.id pada 6 April 2021. Tadi malam, link berita tersebut tidak dapat lagi diakses. Namun, berita serupa juga disiarkan lewat https://kominfo.singkawangkota.go.id/?p=7158.
Dalam rilis tersebut dinyatakan bahwa Gubernur Kalbar Sutarmidji meminta Pemkot Singkawang mewajibkan test PCR bagi wisatawan maupun masyarakat yang baru saja berpergian dari luar kota.
Hal itu disampaikan Gubernur saat memberikan arahan kepada jajaran Pemkot Singkawang tentang sinkronisasi program dan anggaran Pemprov Kalbar dan penyusunan RKPD 2022 Pemkot Singkawang serta program penanganan Covid-19 di Basement Kantor Wali Kota Singkawang, Senin (5/4).
“Singkawang ini banyak wisatawan keluar masuk. Mereka wajib dilakukan tes PCR. Karena kita tidak tahu dan perlu menjaga kalau masyarakat tersebut terpapar Covid-19 semasa dalam perjalanan. Saat ini, untuk membuat angka penyebaran Covid-19 berada di titik 0 itu tidak mungkin. Yang bisa dilakukan adalah dengan menekan agar penyebaran Covid-19 tidak semakin parah dengan adanya mutasi-mutasi virus yang ada,” katanya seperti dikutip dalam berita tersebut.
Gubernur juga meminta dalam hal pelaksanaan vaksinasi agar memprioritaskan masyarakat dengan penyakit bawaan (pasien komorbid) dan lansia. Menurutnya, dua tipe pasien ini sangat rentan terpapar Covid-19. Selain arahan kepada Pemerintah Kota Singkawang, ia juga meminta agar masyarakat terus diberi sosialisasi supaya menyadari akan bahaya dari Covid-19.
“Sudah satu tahun berlalu penyebaran Covid-19 di Singkawang. Masyarakat harusnya menyadari akan pentingnya menerapkan 5M dan 3T. Jangan karena sudah divaksin, masyarakat jadi lalai dari menerapkan pola hidup sehat dan bersih. Pesan saya, pada masa pandemi ini, masyarakat Singkawang hindari dulu kegiatan-kegiatan yang menghadirkan undangan yang massif,” ujarnya. (bar)