PONTIANAK – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengungkapkan, perlu upaya ekstra untuk mencegah meluasnya penularan Covid-19. Salah satu upaya yang paling efektif adalah membatasi mobilitas masyarakat.
Untuk itu sesuai kewenangan gubernur, Midji sudah meminta penutupan pelabuhan laut serta melarang lalu lintas darat antarprovinsi Kalbar dengan Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk sementara waktu.
“Saya minta pelabuhan (laut) sebulan ini tutup, karena mereka pakai (tes) antigen (sebagai syarat perjalanan), saya tidak mau tes pakai antigen,” ungkap Midji sapaan karibnya.
Seperti diketahui penutupan Pelabuhan Dwikora Pontianak berlangsung hingga 31 Juli 2021. Selama ini, menurut Midji, penumpang kapal laut bisa menggunakan tes usap antigen sebagai syarat perjalanan. Padahal tes antigen dinilai masih kurang efektif dibandingkan tes usap PCR.
“Karena antigen itu hanya bisa membaca CT (cycle threshold) 25 paling hebat, kalau CT 29,30 sampai 39 (dites) pakai antigen pasti negatif. Masalahnya, orang yang CT-nya 30-39 itu efektif juga menjangkiti orang,” jelasnya.
Selama ini, Midji merasa sudah kecolongan dari penularan virus yang dibawa oleh para penumpang kapal laut yang diduga banyak positif namun nilai CT-nya tinggi. Maka, ia meminta dalam sebulan ini pelabuhan tidak dulu membawa atau menurunkan penumpang. Sementara untuk kapal angkutan barang dan sebagainya, seluruh awaknya wajib dites PCR sebelum berangkat ke Pontianak.
Ia juga lantas menyarankan semua daerah menggunakan tes PCR agar lebih aman dalam penanggulangan Covid-19.
“PCR mesinnya harus standar karena ada mesin PCR yang hanya bisa membaca negatif positif, ada juga lab rujukan negatifnya di angka (CT) 35. Padahal kalau pakai lab kita, bisa saja itu positif, karena lab kita itu membaca sampai CT 39-40, artinya sekecil apapun (virus) kalau pakai lab Untan itu tidak lolos (positif),” paparnya.
Selain itu melihat banyaknya dermaga untuk kepentingan sendiri yang ada di Kalbar, Midji juga minta agar diawasi dengan ketat. Jangan sampai awak kapal yang datang ke Kalbar justru membawa virus dari luar daerah dan menularkannya ke daerah ini.
“Seperti di Ketapang, kapal-kapal yang bawa bauksit, ABK-nya tidak boleh naik ke darat, karena mereka dari luar negeri,” pintanya.
Kemudian orang nomor satu di Kalbar itu juga sudah meminta agar perbatasan darat antara Kalbar dengan Kalteng ditutup sementara. Untuk kebijakan tersebut Kalbar merasa cukup terbantu karena Pemprov Kalteng juga sudah mengeluarkan kebijakan serupa.
“Justru sekarang Kalteng yang tutup (perbatasan), bagus juga. Kalau begitu kan tidak banyak mengeluarkan dana dan tidak capai, jadi tegas saja,” pungkasnya.
Selain pembatasan-pembatasan mobilitas masyarakat, pemerintah juga terus gencar melaksanakan vaksinasi sebagai upaya penanggulangan Covid-19. Dengan semakin banyak warga yang divaksin maka bisa mengurangi risiko fatal ketika terjangkit Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, Harisson mengatakan, dari laporan vaksinasi sampai 8 Juli 2021, jumlah warga Kalbar yang sudah divaksin suntikan pertama ada 408.664 orang. Sementara yang sudah divaksin hingga suntikan kedua baru sebanyak 157.937 orang.
Untuk jumlah warga yang divaksin terbanyak masih berada di Pontianak, yakni dengan 112.031 orang sudah divaksin dosis pertama dan 52.248 orang yang sudah divaksin hingga dosis kedua.
“Untuk per harinya data 8 Juli 2021, jumlah yang divaksin dosis pertama saja ada 10.058 orang dan dosis kedua ada 1.478 orang. Artinya dalam sehari ada 11.536 orang yang divaksin se-Kalbar,” tutupnya.(bar)