PONTIANAK – Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti wilayah Kalimantan Barat. Berdasarkan pengolahan data Lapan, sampai kemarin terpantau ada 572 titik panas (hotspot) yang tersebar di provinsi ini. Kabupaten Ketapang menjadi penyumbang hotspot terbanyak yakni 361 titik. Disusul Kabupaten Sintang sebanyak 50 titik, Kubu Raya mencapai 48 titik, Kayong Utara terdeteksi 32 titik dan Melawi sebanyak 25 titik.
Selain itu hotspot juga terpantau berada di Kabupaten Sanggau sebanyak 19 titik, Kapuas Hulu ada 10 titik, Sekadau terdeteksi delapan titik, Bengkayang dan Singkawang sebanyak enam titik, Sambas tercatat lima titik serta Mempawah dan Landak terpantau satu titik. Sementara untuk Pontianak masih nihil.
Banyaknya jumlah hotspot membuat jarak pandang, terutama saat pagi hari, sangat terbatas. Kondisi itu sempat membuat helikopter tidak bisa melaksanakan operasi water bombing. Helikopter yang berada di pangkalan Lanud Supadio baru bisa memulai operasi sekitar pukul 11.30. Di jam tersebut jarak pandang sudah cukup normal yakni di atas 1.000 meter.
Melihat kondisi saat ini, Wagub Kalbar Ria Norsan menduga kabut asap yang terjadi di Kalbar, sebagian adalah asap kiriman dari daerah lain. Pasalnya dengan jumlah hotspot yang lebih sedikit dibanding sebelumnya justru kondisi kabut yang dialami lebih parah.
Ia mengatakan bulan lalu jumlah hotspot di Kalbar sempat mencapai angka seribu lebih, namun kondisi udara saat itu tidak separah seperti saat ini. “Kemarin hampir 1.000 lebih (hotspot) tapi tidak kabut sampai seperti ini. Ini yang jadi tanda tanya, kami lagi memantau, apakah ini asap kiriman, apa ini asap kita,” ungkapnya usai menghadiri kegiatan Doa Bersama Untuk Negeri di Taman Alun Kapuas, Senin (9/9).
Norsan yang juga Komandan Satgas Karhutla menilai, upaya penanggulangan karhutla di Kalbar sudah cukup optimal. Sudah ada sekitar 1.500 personel, baik TNI, Polri, Manggala Agni serta masyarakat yang diturunkan. Meski diakuinya ada sedikit kendala untuk operasi water bombing. Dari tujuh helikopter yang ada empat berada di Kabupaten Ketapang dan tiga di Lanud Supadio, Kubu Raya. Untuk yang di Ketapang, dua helikopter belum bisa beroperasi karena mengalami kerusakan.
“Kita sudah minta tindak lanjut dari BNPB untuk heli yang rusak, segera diganti, supaya bisa tanggulangi (karhutla). Namun kami berusaha semaksimal mungkin, mengatasi, memadamkan api ini, dengan personel-personel yang ada,” katanya.
Sementara untuk titik panas yang masuk di kawasan konsesi milik korporasi, penindakannya juga terus dilakukan. Pemprov sudah menjalankan Pergub Nomor 39 Tahun 2019 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan. Ada sanksi pembekuan lahan, tidak boleh digunakan selama tiga tahun untuk yang terbakar, sementara untuk yang sengaja dibakar dan terbukti, tidak boleh digunakan selama lima tahun.
Di momen kegiatan Doa Bersama Untuk Negeri, mantan Bupati Mempawah dua periode itu ikut mengajak masyarakat berdoa. Meminta kepada Allah SWT agar segera diturunkan hujan di bumi khatulistiwa ini. “Kita doa bersama mudah-mudahan cepat diturunkan hujan, supaya asap cepat selesai,” pungkasnya.
Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono juga mengajak masyarakat untuk mengatasi masalah kabut asap secara bersama. Pihaknya terus melakukan pemantauan dan penindakan terhadap kasus-kasus karhutla yang terjadi.
“Dalam acara ini juga berdoa agar Allah SWT menurunkan hujan, berdoa meminta agar diturunkan hujan di Kalbar. Hingga semua sehat, anak-anak tetap masuk sekolah, penerbangan tidak terganggu dan semuanya,” harapnya.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Supadio Pontianak Sutikno menjelaskan, dalam waktu dekat masih ada potensi terjadi hujan di sebagain wilayah Kalbar. “Diprakirakan berpotensi hujan hari ini, mulai malam hari (kemarin) di sebagian wilayah Kalbar. Sebagian, belum merata, dengan intensitas ringan hingga sedang,” ungkapnya saat dihubungi Pontianak Post, Senin (9/9) siang.
Sementara untuk hari ini, Selasa (10/9), BMKG memprakirakan masih berpotensi hujan, juga hanya di sebagian wilayah Kalbar. Namun setelah tanggal 10 September, diprakirakan cuaca cenderung tidak hujan lagi.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono memandang kualitas udara saat ini masuk pada taraf tidak sehat. Dia mengimbau bagi masyarakat yang akan keluar rumah untuk selalu menggunakan masker.
“Kondisi udara di Pontianak sekarang masuk tidak sehat. Itu hasil pantauan dari alat indeks standar pencemaran udara yang dilihat hari ini. Saya mengimbau masyarakat untuk mengenakan masker saat keluar rumah,” ungkap Edi, Senin (9/9).
Meski udara masuk dalam kategori tidak sehat, Edi belum mengintruksikan pelajar-pelajar libur sekolah. Agar tidak terpapar ISPA pelajar diminta menggunakan masker.
Kabut asap yang terjadi saat ini kiriman dari daerah lain. “Di Pontianak belum ada titik api. Saya terus mengintruksikan BPBD untuk sigap dalam penanganan kebakaran,” ungkapnya.
Selain pemantauan titik api rutin, dia juga mengajak masyarakat untuk berdoa bersama. Meminta pada yang maha kuasa agar Pontianak dapat segera diturunkan hujan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pontianak, Tinorma Butar Butar membenarkan bahwa kondisi udara saat ini masuk kategori tidak sehat. “Hasil itu kami lihat pagi tadi (kemarin). Sore ini kami akan update kembali,” ungkapnya.
Meski masuk kategori tidak sehat, masih jauh jika dikatakan berbahaya. Untuk menghindari ISPA, anjurnya ketika keluar rumah masyarakat dapat menggunakan masker.
Kondisi kabut asap seperti ini diminta agar masyarakat tidak melakukan pembakaran lahan. Termasuk sampah-sampah. Dia juga mewanti-wanti pemilik bengkel untuk tidak membakar sampah ban. Karena akan menyumbang asap pekat di udara.(iza/bar)