25 C
Pontianak
Sunday, June 4, 2023

RSUD dr. Soedarso Kenalkan Instalasi HD Baru

Buat Pasien Nyaman, Seperti Berada di Rumah Kedua

Rumas Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soedarso telah mengoperasikan Instalasi Hemodialisa (HD) baru dengan berbagai fasilitas yang lebih representatif. Mulai dari ruangan yang luas dan bersih, kemudian pelayanan yang optimal, dapat membuat masyarakat yang menjalani terapi hemodialisis merasa lebih nyaman.

Mengingat pasien yang mengidap gagal ginjal kronis harus melakukan terapi hemodialisis seumur hidup dan rutin, maka Instalasi Hemodialisa di Rumah Sakit (RS) milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat (Kalbar) itu dibuat senyaman mungkin. Itu agar pasien merasa lebih betah seperti sedang berada di rumah sendiri.

Direktur RSUD dr. Soedarso Yuliastuti Saripawan mengungkapkan, Instalasi HD yang baru itu sudah beroperasi sekitar dua bulan. Saat ini ia mengatakan, secara fasilitas atau sarana dan prasarananya sudah jauh lebih baik. Jika di gedung lama masih sedikit pasien yang bisa dilayani, dengan adanya gedung baru tentu kapasitasnya jauh lebih banyak. “Kemudian dengan namanya orang perlu kenyamanan, perlu privasi, istilahnya, di gedung yang baru itu sudah nyaman, dingin dan bersih,” ungkapnya, Rabu (11/5).

Pasien-pasien yang menjalani terapi hemodialisis, menurutnya hampir sama dengan para pengidap talasemia. Mereka harus rutin datang melaksanakan cuci darah (HD) minimal seminggu dua kali. Karena itu RSUD dr. Soedarso berupaya membuat pasien merasa seperti berada di rumah kedua. Dimana inovasi yang sama sudah pernah dilakukan untuk pasien pengidap talasemia dengan nama “Rumah Sakitku Rumah Keduaku.” Inovasi pelayanan publik tersebut bahkan sempat masuk Top 99 Inovasi Nasional yang ditetapkan Kemenpan-RB RI.

Baca Juga :  RSUD Dr Soedarso Dipuji, Proyek Turap dan Jembatan Jadi Perhatian

“Jadi karena dia (pasien) rutin datang, dia sudah pasti (merasa) nyaman, dengan suasana enak, itu yang kami bangun dan kami harapkan,” tutupnya.

Bahkan untuk perawatannya, RS tersebut sudah memiliki dokter spesialis HD yang merupakan satu-satunya di Kalbar. Yakni dr. Raden Sony Yusuf Wibisono,Sp.PD,K.GH yang bisa langsung melaksanakan penindakan terhadap para pasien di sana.

dr. Sony sapaan karibnya menjelaskan, ketika ada pasien yang mengalami gagal ginjal artinya yang sudah tahap terminal, maka salah satu solusinya harus menjalani cuci darah. Ketika pasien sudah setuju menjalani terapi cuci darah, kemudian pihaknya akan menjadwalkan pelaksanaan cuci darah rutin di sana. Dimana pasien cuci darah rutin, standarnya harus menjalani proses tersebut selama 10-12 jam per minggu. “Karena yang ditanggung BPJS itu dua kali satu minggu, berarti satu kali pertemuan idealnya lima jam,” jelasnya.

dr. Sony yang merupakan spesialis penyakit dalam dan nefrologis atau konsultan ginjal satu-satunya di Kalbar itu menyatakan, dengan adanya gedung HD baru, perbedaan pelayanan sangat nyata dirasakan. Pastinya menurut dia, gedung baru itu sudah memenuhi standar yang ditetapkan Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri). “Di sini sementara ada 27 mesin (HD), tiga mesin untuk (penyakit) infeksi menular, kemudian sisanya 24 untuk pasien yang umum. Nanti perkembangannya akan bertambah mesin lagi, tergantung dari penggunannya,” ujarnya.

Baca Juga :  Kapal Vietnam Abaikan Tembakan Peringatan

Ia menyebutkan untuk pasien tetap yang menjalani HD di RSUD dr. Soedarso saat ini ada sekitar 110 orang. Untuk itu, dalam satu hari pelayanan di Instalasi Hemodialisa rata-rata bisa dilakukan sebanyak dua shift.

Salah satu pasien yang rutin memanfaatkan layanan HD di RSUD dr. Soedarso, Syarif Samsul Rizal mengakui dengan adanya ruangan HD baru, semua fasilitas yang didapatkan jauh lebih baik. “Kalau pelayanan memang sudah bagus (dari dulu), jadi semakin ke sini semakin bagus lah,” katanya.

Pria 53 tahun itu sudah menjalani HD rutin selama sekitar tiga tahun dan selalu di RSUD dr. Soedarso. Hampir setiap minggu datang ke sana, ia merasa pelayanan yang diberikan sudah sangat nyaman. “Sekali datang, kalau kondisi enak, rata-rata saya di sini antara empat sampai lima jam (sekali cuci darah),” pungkasnya.**

Buat Pasien Nyaman, Seperti Berada di Rumah Kedua

Rumas Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soedarso telah mengoperasikan Instalasi Hemodialisa (HD) baru dengan berbagai fasilitas yang lebih representatif. Mulai dari ruangan yang luas dan bersih, kemudian pelayanan yang optimal, dapat membuat masyarakat yang menjalani terapi hemodialisis merasa lebih nyaman.

Mengingat pasien yang mengidap gagal ginjal kronis harus melakukan terapi hemodialisis seumur hidup dan rutin, maka Instalasi Hemodialisa di Rumah Sakit (RS) milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat (Kalbar) itu dibuat senyaman mungkin. Itu agar pasien merasa lebih betah seperti sedang berada di rumah sendiri.

Direktur RSUD dr. Soedarso Yuliastuti Saripawan mengungkapkan, Instalasi HD yang baru itu sudah beroperasi sekitar dua bulan. Saat ini ia mengatakan, secara fasilitas atau sarana dan prasarananya sudah jauh lebih baik. Jika di gedung lama masih sedikit pasien yang bisa dilayani, dengan adanya gedung baru tentu kapasitasnya jauh lebih banyak. “Kemudian dengan namanya orang perlu kenyamanan, perlu privasi, istilahnya, di gedung yang baru itu sudah nyaman, dingin dan bersih,” ungkapnya, Rabu (11/5).

Pasien-pasien yang menjalani terapi hemodialisis, menurutnya hampir sama dengan para pengidap talasemia. Mereka harus rutin datang melaksanakan cuci darah (HD) minimal seminggu dua kali. Karena itu RSUD dr. Soedarso berupaya membuat pasien merasa seperti berada di rumah kedua. Dimana inovasi yang sama sudah pernah dilakukan untuk pasien pengidap talasemia dengan nama “Rumah Sakitku Rumah Keduaku.” Inovasi pelayanan publik tersebut bahkan sempat masuk Top 99 Inovasi Nasional yang ditetapkan Kemenpan-RB RI.

Baca Juga :  Dewas BPJS Kesehatan Pantau Langsung Uji Coba Kris di RSUD Dr. Soedarso

“Jadi karena dia (pasien) rutin datang, dia sudah pasti (merasa) nyaman, dengan suasana enak, itu yang kami bangun dan kami harapkan,” tutupnya.

Bahkan untuk perawatannya, RS tersebut sudah memiliki dokter spesialis HD yang merupakan satu-satunya di Kalbar. Yakni dr. Raden Sony Yusuf Wibisono,Sp.PD,K.GH yang bisa langsung melaksanakan penindakan terhadap para pasien di sana.

dr. Sony sapaan karibnya menjelaskan, ketika ada pasien yang mengalami gagal ginjal artinya yang sudah tahap terminal, maka salah satu solusinya harus menjalani cuci darah. Ketika pasien sudah setuju menjalani terapi cuci darah, kemudian pihaknya akan menjadwalkan pelaksanaan cuci darah rutin di sana. Dimana pasien cuci darah rutin, standarnya harus menjalani proses tersebut selama 10-12 jam per minggu. “Karena yang ditanggung BPJS itu dua kali satu minggu, berarti satu kali pertemuan idealnya lima jam,” jelasnya.

dr. Sony yang merupakan spesialis penyakit dalam dan nefrologis atau konsultan ginjal satu-satunya di Kalbar itu menyatakan, dengan adanya gedung HD baru, perbedaan pelayanan sangat nyata dirasakan. Pastinya menurut dia, gedung baru itu sudah memenuhi standar yang ditetapkan Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri). “Di sini sementara ada 27 mesin (HD), tiga mesin untuk (penyakit) infeksi menular, kemudian sisanya 24 untuk pasien yang umum. Nanti perkembangannya akan bertambah mesin lagi, tergantung dari penggunannya,” ujarnya.

Baca Juga :  Utamakan Kualitas Bangunan, Proyek Soedarso Ditender Ulang

Ia menyebutkan untuk pasien tetap yang menjalani HD di RSUD dr. Soedarso saat ini ada sekitar 110 orang. Untuk itu, dalam satu hari pelayanan di Instalasi Hemodialisa rata-rata bisa dilakukan sebanyak dua shift.

Salah satu pasien yang rutin memanfaatkan layanan HD di RSUD dr. Soedarso, Syarif Samsul Rizal mengakui dengan adanya ruangan HD baru, semua fasilitas yang didapatkan jauh lebih baik. “Kalau pelayanan memang sudah bagus (dari dulu), jadi semakin ke sini semakin bagus lah,” katanya.

Pria 53 tahun itu sudah menjalani HD rutin selama sekitar tiga tahun dan selalu di RSUD dr. Soedarso. Hampir setiap minggu datang ke sana, ia merasa pelayanan yang diberikan sudah sangat nyaman. “Sekali datang, kalau kondisi enak, rata-rata saya di sini antara empat sampai lima jam (sekali cuci darah),” pungkasnya.**

Most Read

Artikel Terbaru