Sisa Biaya Hanya untuk Tiga Bulan
PONTIANAK-Rumah Autis Sayang Pontianak yang menjadi salah satu alternatif bagi anak berkebutuhan khusus untuk mendapat layanan pendidikan gratis terancam tutup. Fasilitas pendidikan yang berdiri sejak 2019 itu kinikehabisan biaya.
Jika tidak ada bantuan dari para donatur, biaya yang ada saat ini hanya cukup untuk operasional maksimal tiga bulan. “Kami kehabisan biaya untuk bayar terapi,” ungkap salah satu pendiri Rumah Autis Sayang Pontianak Rita Hastarita saat dihubungi Pontianak Post, Sabtu (12/2).
Rita menerangkan, saat ini Rumah Autis Sayang Pontianak memiliki empat lokasi. Total sekitar 25 anak berkebutuhan khusus (autis) yang mereka bantu. Untuk pembiayaannya sendiri, selama ini berasal dari para pengurus, donatur dan perusahaan atau sponsor. Hanya saja, di awal tahun 2022 ini, donasi yang masuk tidak banyak.
“Jadi belum cukup untuk gaji tenaga terapis. Sementara hanya bisa tiga bulan. Tenaga terapis kami berjumlah enam orang,” katanya.
Dari empat lokasi yang ada, dua lokasi yang di Gang.Agung, Jalan H Rais A Rahman dan Gang Ikhlas, Jalan Ampera mereka kelola sendiri. Sedangkan dua lokasi lain sifatnya hanya menampung anak berkebutuhan khusus untuk kemudian dititipkan di tempat terapi swasta.
“Jadi yang dua lokasi polanya kami titip anak-anak untuk diterapi di tempat terapi swasta, tapi kami yang tanggung biayanya,” jelasnya.
Untuk itu. mereka sangat membutuhkan bantuan dari para donatur agar bisa terus membiayai puluhan anak autis untuk sekolah gratis. Perkiraan biaya yang dibutuhkan per bulannya berkisar antara Rp7 juta hingga Rp10 juta.
“Kami membuka donasi untuk rumah autis ini. Bisa melalui Bank Kalbar 10090 00212 atau BCA 094 301 6001 atas nama Yayasan Rumah Zakat. Kode transfer (untuk) rumah autis, 003. Jadi misalnya transfer Rp100.000 menjadi Rp100.003. Untuk konfirmasi transfer bisa WA ke Nita di 085750409053,” paparnya.
Seperti diketahui, keberadaan Rumah Autis Sayang Pontianakyang sudah berjalan hampir tiga tahun sangat dibutuhkan. Terlebih bagi anak berkebutuhan khusus dari keluarga kurang mampu untuk mendapatkan layanan pendidikan secara gratis. Kehadirannya sendiri memang tercetus karena melihat banyak anak tidak mampu atau yatim piatu yang mengalami keterbatasan dan perlu mendapat bantuan.
Rita menceritakan, awal mula ketertarikannya membantu anak berkebutuhan khusus muncul sejak beberapa tahun lalu. Saat itu dirinya memang sudah aktif memberikan bantuan-bantuan kepada anak yatim piatu, seperti bantuan pendidikan, uang jajan dan lain sebagainya.
Di antara anak yatim piatu yang dibantu tersebut, ternyata ia juga menemukan anak-anak berkebutuhan khusus seperti salah satunya anak autis. Dari sanalah kemudian ia bersama beberapa rekannya mulai berpikir untuk membantu. “Jadi selain anak yatim piatu yang butuh pendidikan umum, ternyata juga ada anak-anak ini yang butuh pendidikan khusus. Sementara biaya terapi cukup mahal untuk anak-anak ini,” ujarnya.
Pihaknya kemudian mengumpulkan dana untuk mencari rumah atau tempat bagi anak berkebutuhan khusus mendapat pendidikan. Termasuk para relawan untuk menjadi terapis. Hingga akhirnya di tahun 2019 Rumah Autis Sayang Pontianak resmi didirikan. “Awalnya belasan orang (anak). Kami ajak orang tuanya. Sampai sekarang sudah ada sekitar 25-an anak yang kami tangani,” terangnya.
Mereka bisa mendapat terapi setiap hari dengan waktu satu sampai dua jam per anak. “Jadi kami berikan pendidikan gratis tanpa ada pungutan biaya apapun dan kami juga berikan bantuan kepada keluarganya berupa pangan, bahan pokok, perlengkapan belajar anak dan tamabahan makanan untuk anak autis, karena perlakuan untuk anak autis agak berbeda,” pungkasnya.(bar)