31.7 C
Pontianak
Thursday, March 30, 2023

Tradisi Religi Sambut Ramadan, Bersihkan Rumah Ibadah dan Pemakaman

PONTIANAK – Tradisi memang tidak pernah lepas dari kelakuan para penganutnya. Tradisi religi yang baik akan terus membudaya dan menjadi warisan dari zaman ke zaman. Tak akan pernah hilang, karena terus dilestarikan para pendahulunya kepada generasi sekarang. Tradisi bersih-bersih rumah ibadah (masjid, musholla, surau, langar) dan area pemakaman (kuburan), menjadi salah satu warisan tak pernah mati dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan.

Ya, tradisi bersih-bersih rumah ibadah sekaligus merapikan area pemakaman atau kuburan sudah menjadi semacam kebiasaan umat Islam di Kalbar dan Kubu Raya.

“Rasanya seperti tidak afdol saja, kalau di satu gang, wilayah, komplek, desa ada rumah ibadah warga tidak dibersihkan menjelang Ramadan 2023. Biasanya juga dilanjutkan dengan membersihkan area pemakaman yang terletak di belakang atau di sisi rumah ibadah. Itu menjadi semacam budaya yang tidak akan pernah hilang ditelan arus zaman,”  ucap Ustad Miftah, salah satu ulama atau pendakwah di Kalimantan Barat.

Ada banyak hadist mendukung soal kebersihan. Bukan hanya kebersihan rumah ibadah, juga menyangkut kebersihan diri dan apapun. Misalnya dikutip dari Kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Al Ghazali, Rasulullah SAW menjadikan kebersihan separuh dari keimanan. Beliau bersabda yang “Kesucian itu adalah setengah dari iman.” (HR Muslim).

Nah, lanjut Miftah, dalam sebuah riwayat menjelaskan bagaimana Islam itu memang dibangun di atas kebersihan. Aisyah RA menyebutkan bahwa, Rasulullah pernah bersabda yang artinya “Agama itu dibangun berasaskan kebersihan” (HR. Muslim). Rasulullah SAW juga pernah berkata, supaya membersihkan segala sesuatu karena Islam dibangun atas kebersihan.

“Bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah Ta’ala membangun Islam ini di atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang bersih” (HR. Ath-Thabrani),” ucapnya.

Baca Juga :  Tradisi Pembakaran Replika Kapal Wangkang Tarik Wisatawan

Menurutnya kebersihan, memiliki makna tersendiri dan terdalam dalam Islam. Sebab sesuatu yang datang dan dihasilkan dari yang bersih, hasilnya bakalan bersih dan afdol. Pun demikian, ketika umat islam menjelang Ramadan, ramai-ramai membersihkan rumah ibadah, pemakaman dan lainnya.

“Ini menandakan kekompakan antar warga di satu daerah terbangun, ingin sesuatu yang bersih sebelum dimulainya agenda besar dan suci. Ibadah Ramadan selama 1 bulan penuh, mmemang harus dimulai dengan bersih dan suci. Ini supaya ibadah berjalan lancar, aman, nyaman juga elok dipandang mata,” kata dia.

Kebersihan Rumah Ibadah seperti Masjid, Mushola, Surau, Langgar bertujuan menjaga kebersihan lingkungan. Penting sekali menjaga kebersihan tempat ibadah yang sudah seharusnya memang dalam keadaan bersih dan bebas dari najis. HR. Ahmad bahkan pernah menukil bunyi hadits kebersihan yang artinya, “Rasulullah SAW memerintahkan untuk membangun masjid di perkampungan, memerintahkan untuk membersihkan dan memberi wewanggian”.

Di sisi lain, pahala menjaga kebersihan dilansir Fiqih Thaharah karya Ibnu Abdullah, bahwa Rasulullah mengatakan Allah SWT menjanjikan surga bagi yang membersihkan dahan pohon di jalanan. Artinya sendiri yakni “Ada seorang lelaki yang membuang dahan pohon yang menghalani jalan, lalu ia berkata, “Demi Allah, aku akan singkirkan dahan ini agar tidak mengganggu dan menyakiti kaum muslimin,” maka Allah pun memasukkannya ke surga” (HR Muslim).

Di sisi lain, katanya, Allah SWT sangat menyukai tempat-tempat yang bersih. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam mengatakan bahwa sesungguhnya “Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci. Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan. Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan. Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu” (HR. Tirmizi).

Baca Juga :  Pembukaan MTQ di Pontianak Kota, Filter Dampak Negatif Kemajuan Teknologi

Pontianak Post sendiri melihat bagaimana umat muslim pada Sabtu dan Minggu kemarin nenjelang bulan suci Ramadan 1444 H, warga masyarakat Desa Arang Limbung mengadakan bersih-bersih masjid dan makam. Kegiatan rutin ini selalu diagendakan setiap menjelang bulan puasa.

Warga secara swadaya membersihkan area makam menggunakan parang, sabit, cangkul dan peralatan lain. Ada yang hanya mengumpulkan daun atau rumput basah dan mengering untuk kemudian di bakar.

Di satu sisi, masyarakat juga banyak membersihkan wilayah dalam dan luar masjid yang nantinya bakalan dipergunakan untuk beribadah hari-hari dan menjelang Ramadan 2023. Ada yang mengepel, menyapu, menyikat lantai, merapikan penutup keramik, membersihkan mimbar termasuk merapikan sajadah-sajadah, alquran, dan buku-buku islam.

“Semuanya, kami kerjakan supaya masjid bersih dan menjadi layak untuk beribadah,” kata Bang Mur, pengurus Masjid Radhiyatum Mardiyah, Sungai Raya, Kubu Raya.

Katanya melakukan bersih-bersih di rumah ibadah termasuk di rumah, sudah menjadi tradisi menjelang masuknya bulan suci Ramadan.

”Biasa itu, warga memperbaharui cat dinding, menambal tembok yang retak, mengganti properti rumah yang sudah rapuh, dan lain sebagainya. Kita lakukan jelang bulan puasa, sehingga saat lebaran baru semua,” jelasnya.

Pemandangan serupa juga dilakukan di tempat-tempat ibadah. Warga secara gotong royang dan suka rela, melakukannya demi menghormati datangnya bulan suci ramadan, termasuk membuat nyaman para jamaah saat menunaikan ibadah tarawih.

“Di masjid, pengecatan dan bersih-bersih juga kami lakukan. Tujuannya memang sederhana agar beribadah di bulan suci nanti menjadi nyaman,” ungkapnya. (den)

PONTIANAK – Tradisi memang tidak pernah lepas dari kelakuan para penganutnya. Tradisi religi yang baik akan terus membudaya dan menjadi warisan dari zaman ke zaman. Tak akan pernah hilang, karena terus dilestarikan para pendahulunya kepada generasi sekarang. Tradisi bersih-bersih rumah ibadah (masjid, musholla, surau, langar) dan area pemakaman (kuburan), menjadi salah satu warisan tak pernah mati dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan.

Ya, tradisi bersih-bersih rumah ibadah sekaligus merapikan area pemakaman atau kuburan sudah menjadi semacam kebiasaan umat Islam di Kalbar dan Kubu Raya.

“Rasanya seperti tidak afdol saja, kalau di satu gang, wilayah, komplek, desa ada rumah ibadah warga tidak dibersihkan menjelang Ramadan 2023. Biasanya juga dilanjutkan dengan membersihkan area pemakaman yang terletak di belakang atau di sisi rumah ibadah. Itu menjadi semacam budaya yang tidak akan pernah hilang ditelan arus zaman,”  ucap Ustad Miftah, salah satu ulama atau pendakwah di Kalimantan Barat.

Ada banyak hadist mendukung soal kebersihan. Bukan hanya kebersihan rumah ibadah, juga menyangkut kebersihan diri dan apapun. Misalnya dikutip dari Kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Al Ghazali, Rasulullah SAW menjadikan kebersihan separuh dari keimanan. Beliau bersabda yang “Kesucian itu adalah setengah dari iman.” (HR Muslim).

Nah, lanjut Miftah, dalam sebuah riwayat menjelaskan bagaimana Islam itu memang dibangun di atas kebersihan. Aisyah RA menyebutkan bahwa, Rasulullah pernah bersabda yang artinya “Agama itu dibangun berasaskan kebersihan” (HR. Muslim). Rasulullah SAW juga pernah berkata, supaya membersihkan segala sesuatu karena Islam dibangun atas kebersihan.

“Bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah Ta’ala membangun Islam ini di atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang bersih” (HR. Ath-Thabrani),” ucapnya.

Baca Juga :  Jelang Ramadan, Wabup Sidak Makanan Konsumsi

Menurutnya kebersihan, memiliki makna tersendiri dan terdalam dalam Islam. Sebab sesuatu yang datang dan dihasilkan dari yang bersih, hasilnya bakalan bersih dan afdol. Pun demikian, ketika umat islam menjelang Ramadan, ramai-ramai membersihkan rumah ibadah, pemakaman dan lainnya.

“Ini menandakan kekompakan antar warga di satu daerah terbangun, ingin sesuatu yang bersih sebelum dimulainya agenda besar dan suci. Ibadah Ramadan selama 1 bulan penuh, mmemang harus dimulai dengan bersih dan suci. Ini supaya ibadah berjalan lancar, aman, nyaman juga elok dipandang mata,” kata dia.

Kebersihan Rumah Ibadah seperti Masjid, Mushola, Surau, Langgar bertujuan menjaga kebersihan lingkungan. Penting sekali menjaga kebersihan tempat ibadah yang sudah seharusnya memang dalam keadaan bersih dan bebas dari najis. HR. Ahmad bahkan pernah menukil bunyi hadits kebersihan yang artinya, “Rasulullah SAW memerintahkan untuk membangun masjid di perkampungan, memerintahkan untuk membersihkan dan memberi wewanggian”.

Di sisi lain, pahala menjaga kebersihan dilansir Fiqih Thaharah karya Ibnu Abdullah, bahwa Rasulullah mengatakan Allah SWT menjanjikan surga bagi yang membersihkan dahan pohon di jalanan. Artinya sendiri yakni “Ada seorang lelaki yang membuang dahan pohon yang menghalani jalan, lalu ia berkata, “Demi Allah, aku akan singkirkan dahan ini agar tidak mengganggu dan menyakiti kaum muslimin,” maka Allah pun memasukkannya ke surga” (HR Muslim).

Di sisi lain, katanya, Allah SWT sangat menyukai tempat-tempat yang bersih. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam mengatakan bahwa sesungguhnya “Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci. Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan. Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan. Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu” (HR. Tirmizi).

Baca Juga :  Pembukaan MTQ di Pontianak Kota, Filter Dampak Negatif Kemajuan Teknologi

Pontianak Post sendiri melihat bagaimana umat muslim pada Sabtu dan Minggu kemarin nenjelang bulan suci Ramadan 1444 H, warga masyarakat Desa Arang Limbung mengadakan bersih-bersih masjid dan makam. Kegiatan rutin ini selalu diagendakan setiap menjelang bulan puasa.

Warga secara swadaya membersihkan area makam menggunakan parang, sabit, cangkul dan peralatan lain. Ada yang hanya mengumpulkan daun atau rumput basah dan mengering untuk kemudian di bakar.

Di satu sisi, masyarakat juga banyak membersihkan wilayah dalam dan luar masjid yang nantinya bakalan dipergunakan untuk beribadah hari-hari dan menjelang Ramadan 2023. Ada yang mengepel, menyapu, menyikat lantai, merapikan penutup keramik, membersihkan mimbar termasuk merapikan sajadah-sajadah, alquran, dan buku-buku islam.

“Semuanya, kami kerjakan supaya masjid bersih dan menjadi layak untuk beribadah,” kata Bang Mur, pengurus Masjid Radhiyatum Mardiyah, Sungai Raya, Kubu Raya.

Katanya melakukan bersih-bersih di rumah ibadah termasuk di rumah, sudah menjadi tradisi menjelang masuknya bulan suci Ramadan.

”Biasa itu, warga memperbaharui cat dinding, menambal tembok yang retak, mengganti properti rumah yang sudah rapuh, dan lain sebagainya. Kita lakukan jelang bulan puasa, sehingga saat lebaran baru semua,” jelasnya.

Pemandangan serupa juga dilakukan di tempat-tempat ibadah. Warga secara gotong royang dan suka rela, melakukannya demi menghormati datangnya bulan suci ramadan, termasuk membuat nyaman para jamaah saat menunaikan ibadah tarawih.

“Di masjid, pengecatan dan bersih-bersih juga kami lakukan. Tujuannya memang sederhana agar beribadah di bulan suci nanti menjadi nyaman,” ungkapnya. (den)

Most Read

Artikel Terbaru