23 C
Pontianak
Thursday, March 30, 2023

Komisi V DPR RI Segera Panggil Pelindo II

Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syarif Abdullah Alkadrie meminta PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II melakukan evaluasi menyeluruh, terkait robohnya trestle atau jalur penghubung dari sisi darat dengan laut di Pelabuhan Terminal Kijing Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat akibat  dihantam tongkang terlepas disebabkan cuaca buruk di sekitar lokasi.

“Harus ada evaluasi teknisnya seperti apa. Kenapa bisa sampai demikian. Kaitannya apa kok bisa sampai roboh begitu. Apakah murni force majeur atau masih ada kesalahan teknis yang kurang diantisipasi sejak awal. Ini akan menjadi pertanyaan Komisi V DPR RI, sebagai mitra dari Pelindo II nantinya,” kata dia baru-baru ini di Pontianak.

Ketua DPW Nasdem Kalbar ini mengatakan seandainya dikaitkan dengan kejadian cuaca buruk kemarin, harusnya pihak pelaksana dan PT. Pelindo II sudah menganitisipasi sejak awal.

Masalahnya pengerjaan pembangunan Pelabuhan Internasional Kijing, di Kabupaten Mempawah memang berada di laut dan cukup jauh dari darat. Aspek dan faktor-faktor keselamatan termasuk cuaca buruk berbahaya sudah harus diperhitungkan sejak awal.

Baca Juga :  Lagi, Penumpang Pesawat Positif Covid-19 Kabur

“Yang namanya pengerjaan pembangunan Pelabuhan Internasional dengan kapasitas berlabuh kapal-kapal besar, semua harus diperinci dan diprediksi penyebab sekecil apapun dapat diatasi. Tentu tujuannya demi safety para pekerja di lapangan juga,” jelasnya.

Robohnya trestle atau jalur penghubung dari sisi darat dengan laut harus dicari penyebab kerusakan sesungguhnya karena apa. Problem begini di bidang keteknikan harusnya dapat diantisipasi sedari awal. Nah, solusinya apa ketika sudah terjadi seperti begini dan ke depannya bagaimana. Sebab, siapapun bekerja di laut, sewaktu-waktu cuaca buruk menghantam atau kejadian bencana alam terjelek menyerbu, dapat melakukan tindakan lebih dini.

“Saya cuma mau bilang, memang inti pekerjaan adalah pengkajian sejak awal. Paling utama safety para pekerja dan safety di lapangan. Antisipasi hal terburuk sekalipun sedini mungkin,” sarannya.

Mewakili Komisi V, anggota DPR RI dari dapil Kalbar I ini, sebenarnya sangat ingin bertandang ke lokasi pekerjaan. Hanya saja karena persoalan COVID-19 belum berhenti, dirinya tidak bisa langsung bertandang ke sana, seperti sekarang. “Saya sebenarnya ingin melihat langsung dan mencari penyebab utama  robohnya Trestle atau Jalur Penghubung di sisi darat dengan laut disebabkan apa. Sehingga dapat dicari jalan keluar bersama agar kejadian begini tidak terulang kembali,” ucapnya.

Baca Juga :  Gubernur Sebut Larangan Mudik Kebijakan Nasional 

Sebelumnya, Executive Vice President Sekretaris Perusahaan PT Pelindo II Ali Mulyono dalam keterangan yang diterima di Pontianak, Rabu menjelaskan bahwa sejak Selasa (13/7) terjadi cuaca ekstrim di area Terminal Kijing. Itu berdasarkan rilis dari BMKG Kalimantan Barat.Saat kejadian, kondisi tinggi gelombang laut mencapai lebih dari 2,5 meter. Kemudian, kecepatan angin juga lebih dari 32 knot perjam. Kondisi tersebut membuat kapal-kapal tongkang konstruksi yang sedang sandar di area Terminal Kijing terputus talinya lalu lepas tak terkendali. “Sebanyak tujuh kapal tongkang konstruksi larat/terlepas di mana tiga kapal tongkang menabrak tiang pancang trestle (jalur penghubung sisi darat dengan sisi laut) sehingga mengakibatkan ambruknya sebagian trestle serta empat tongkang lainnya menabrak area pendukung di belakang dermaga,” kata dia. (den)

Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syarif Abdullah Alkadrie meminta PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II melakukan evaluasi menyeluruh, terkait robohnya trestle atau jalur penghubung dari sisi darat dengan laut di Pelabuhan Terminal Kijing Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat akibat  dihantam tongkang terlepas disebabkan cuaca buruk di sekitar lokasi.

“Harus ada evaluasi teknisnya seperti apa. Kenapa bisa sampai demikian. Kaitannya apa kok bisa sampai roboh begitu. Apakah murni force majeur atau masih ada kesalahan teknis yang kurang diantisipasi sejak awal. Ini akan menjadi pertanyaan Komisi V DPR RI, sebagai mitra dari Pelindo II nantinya,” kata dia baru-baru ini di Pontianak.

Ketua DPW Nasdem Kalbar ini mengatakan seandainya dikaitkan dengan kejadian cuaca buruk kemarin, harusnya pihak pelaksana dan PT. Pelindo II sudah menganitisipasi sejak awal.

Masalahnya pengerjaan pembangunan Pelabuhan Internasional Kijing, di Kabupaten Mempawah memang berada di laut dan cukup jauh dari darat. Aspek dan faktor-faktor keselamatan termasuk cuaca buruk berbahaya sudah harus diperhitungkan sejak awal.

Baca Juga :  Sujud, Menangis, dan Pingsan

“Yang namanya pengerjaan pembangunan Pelabuhan Internasional dengan kapasitas berlabuh kapal-kapal besar, semua harus diperinci dan diprediksi penyebab sekecil apapun dapat diatasi. Tentu tujuannya demi safety para pekerja di lapangan juga,” jelasnya.

Robohnya trestle atau jalur penghubung dari sisi darat dengan laut harus dicari penyebab kerusakan sesungguhnya karena apa. Problem begini di bidang keteknikan harusnya dapat diantisipasi sedari awal. Nah, solusinya apa ketika sudah terjadi seperti begini dan ke depannya bagaimana. Sebab, siapapun bekerja di laut, sewaktu-waktu cuaca buruk menghantam atau kejadian bencana alam terjelek menyerbu, dapat melakukan tindakan lebih dini.

“Saya cuma mau bilang, memang inti pekerjaan adalah pengkajian sejak awal. Paling utama safety para pekerja dan safety di lapangan. Antisipasi hal terburuk sekalipun sedini mungkin,” sarannya.

Mewakili Komisi V, anggota DPR RI dari dapil Kalbar I ini, sebenarnya sangat ingin bertandang ke lokasi pekerjaan. Hanya saja karena persoalan COVID-19 belum berhenti, dirinya tidak bisa langsung bertandang ke sana, seperti sekarang. “Saya sebenarnya ingin melihat langsung dan mencari penyebab utama  robohnya Trestle atau Jalur Penghubung di sisi darat dengan laut disebabkan apa. Sehingga dapat dicari jalan keluar bersama agar kejadian begini tidak terulang kembali,” ucapnya.

Baca Juga :  Kontribusi Pelindo Terhadap Dampak Pembangunan Terminal Kijing

Sebelumnya, Executive Vice President Sekretaris Perusahaan PT Pelindo II Ali Mulyono dalam keterangan yang diterima di Pontianak, Rabu menjelaskan bahwa sejak Selasa (13/7) terjadi cuaca ekstrim di area Terminal Kijing. Itu berdasarkan rilis dari BMKG Kalimantan Barat.Saat kejadian, kondisi tinggi gelombang laut mencapai lebih dari 2,5 meter. Kemudian, kecepatan angin juga lebih dari 32 knot perjam. Kondisi tersebut membuat kapal-kapal tongkang konstruksi yang sedang sandar di area Terminal Kijing terputus talinya lalu lepas tak terkendali. “Sebanyak tujuh kapal tongkang konstruksi larat/terlepas di mana tiga kapal tongkang menabrak tiang pancang trestle (jalur penghubung sisi darat dengan sisi laut) sehingga mengakibatkan ambruknya sebagian trestle serta empat tongkang lainnya menabrak area pendukung di belakang dermaga,” kata dia. (den)

Most Read

Artikel Terbaru