PONTIANAK – AHLI Epidemiologi dari Poltekkes Pontianak, Malik Saepudin mengingatkan untuk mewaspadai indikator viral load yang tinggi sebagai faktor penting dalam penanganan Covid-19 di Kalimantan Barat.
“Adanya viral load yang tinggi berdampak pada peningkatan kasus baik jumlah maupun penyebarannya, serta keparahan pasien Covid-19,” kata Malik.
Ia menjelaskan viral load adalah jumlah kuantitatif partikel virus yang masuk ke sistem tubuh. Dengan bahasa lain, viral load adalah jumlah virus dalam sampel, terutama darah seseorang atau cairan tubuh lainnya. Viral load biasanya diukur untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi atau tidak.
Malik melanjutkan dari beberapa penelitian ilmiah, viral load ini adalah faktor penting yang menentukan ringan atau beratnya infeksi dari Covid-19. Golongan pasien dengan imunitas rendah adalah mereka dengan kondisi pre-morbid, contohnya penderita hipertensi/darah tinggi, diabetes, pasien yang pernah transplantasi organ, penderita HIV/AIDS, lanjut usia, penderita jantung, atau penyakit kronis lainnya.
“Selain daripada imunitas, faktor viral load ini sangat penting dalam menentukan infeksi ringan atau berat,” jelas dia.
Ia menambahkan jika kemudian viral load yang masuk ke tubuh dan jumlahnya sangat tinggi, sistem imunitas akan menjadi kewalahan karena virus sangat cepat berkembang.
Jika ini terjadi, virus ini kemudian akan turun dari hidung dan tenggorokan untuk menyerang sel di paru-paru, dan kemudian menyebabkan infeksi paru-paru berat.
“Lebih buruk lagi, kalau viral load ini sangat tinggi, sistem imunitas bukan hanya kalah tapi akan berantakan dan memproduksi reaksi imunitas berlebihan. Ini yang disebut badai cytokine atau “cytokine storm” dimana imunitas badan berbalik menyerang badan, organ-organ, lalu terjadi syok dan kematian dapat terjadi cepat,” terang Malik.
Sebaliknya, dilanjutkan Malik jika viral load yang masuk ke badan berjumlah sedikit, maka kemungkinan untuk menang perang tinggi. Dengan imunitas fase 1 maka bisa mengontrol jumlah virus. Setelah itu tubuh belajar mengeluarkan imunitas fase 2, yang spesifik untuk melawan virus.
Sel-sel tubuh yang dikeluarkan imunitas fase 2 lebih kuat dan efektif dibandingkan dengan imunitas fase 1. “Jika imunitas fase dua sudah jadi, secara teori sudah bisa melawan dan membunuh virus pada tubuh,” pungkasnya. (mse)